PVsT||06-Calling

912 84 15
                                    

Spesial part di hari rabu.

Apa kabar? Baik yaa.

Spill mantan ex yg kalian gamonin dong:(

Nanti wajib puter lagu yg udah di sediain, biar feelnya dapet <3

∆||∆

Semilir angin malam, menyapu wajah cantik gadis dengan bulu mata lentiknya. Rambutnya berterbangan mengikuti irama angin.

Fenny memejamkan matanya sebentar, menikmati suasana balkon rumahnya. Jarinya dengan lincah menari di atas keyboard laptop miliknya.

Sesekali melirik benda pipih di sampingnya.

"Sial."

Hingga benda tersebut berdering, membuat mata Fenny membulat. Buru-buru Fenny mengangkut semua barangnya menuju kamar. Berlari kecil menuju meja rias, merapikan rambutnya yang berantakan.

Tangan kanannya memegang dada sebelah kiri sambil menipiskan bibirnya. "Dia cuman call bukan video call bego."

Fenny melompat ke kasurnya, menyibakkan selimut hingga menutupi semua tumbuhnya. Jarinya menggeser panggilan ke warna hijau.

Hening.

Fenny masih stay dengan posisi tersebut, bibirnya menggigit jari telunjuknya gemas.

"Hai," suara serak dan berat itu sukses membuat tubuh Fenny menegang.

Shit, sexy banget.

"Hm."

"Kenapa lama angkat telepon gue, hm?"

Fenny meneguk ludahnya kasar. Ale emang pengen di cekek pake kain kafan apa gimana si?

"Gue sibuk lah, emang gue kayak elo nganggur?"

Terdengar kekehan dari seberang sana, membuat Fenny menggigit jari telunjuknya keras. Anggap aja Fenny gila.

Gimana gak gila coba? Orang Ale suaranya kaya ngajak berumah tangga.

"Udah jam 10, lo belum tidur? Jangan bilang nungguin gue?."

Lagi dan lagi Ale membuat jantung Fenny berdetak dua kali lipat.

Rasanya jantung gue mau copot.

"Gue matiin nih kalo nyebelin," ancam Fenny.

Ale menghela nafas, "kenapa si cewek suka marah-marah? Emang pms tiap hari?" Tanya Ale sok polos.

"Gak gitu konsepnya anjir."

Ale tertawa renyah dengan suara seraknya, sengaja banget bikin Fenny ngeflay.

"Bercanda. Sekarang lo tidur di kasur, tarik selimut terus matiin lampu kamarnya."

Fenny tanpa sadar menurut, "terus?"

"Pejemin matanya, gue nyanyiin sampe lo tidur."

"Bener?" Tanya Fenny ragu-ragu.

"Iya sayang."

Fenny mengerjapkan matanya polos, dan memegang pipinya yang memanas. Dia berdehem kecil, lalu mengambil posisi nyaman untuk tidur. Handphone dengan logo Apple setia bertengger di telinganya.

Hingga suara petikan gitar disertai suara berat milik Ale mengalihkan ekstensi Fenny.

∆||∆

To The Bone - Pamungkas
(Wajib dengerin)

Di lain tempat, Ale mengambil gitar kesayangannya. Bibirnya tersenyum tipis, jari tangannya bersiap memetik senar gitar.

"Kalo kata Pamungkas, i love you but i'am letting go."

"But actually, i want you to the bone."

Ale menjeda kalimatnya, dan mulai memainkam gitarnya.

Take me home, i'm fallin'

Love me long, i'm rollin'

Losing control, body and soul

Mind too for sure, i'm already yours

Walk you down, i'm all in

Hold you tight, your call and,

I'll take control your body and soul

Mind too for sure, i'm already yours

Would that be alright?

Hey

Hey, would that be alright?

I want you to the bone

So bad i can't breathe

Perlahan suaranya mengecil bersamaan nada gitar yang mengiringi. Ale menghembuskan nafasnya lega.

Jujur Ale sebenarnya grogi, takut suara dia jelek. But, siapa sangka? Dengkuran halus dari seberang telepon membuat senyum Ale kian melebar.

"Fenny?" Panggil Ale pelan, guna memastikan gadis itu sudah tertidur atau belum.

Lama tidak ada jawaban, tangan Ale lincah mengetik sesuatu. Membaringkan badannya dan membiarkan panggilan keduanya masih tersambung. Matanya perlahan terpejam.

Ale:
Good night
Sweet dreams

(Ilustrasi chat)

(Ilustrasi chat)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pendek Vs TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang