PVsT||04-Basket

1K 112 17
                                    

Apa kabar? I hope you are well

Udah cek twitter belom? Kalo blm aku kasi waktu buat ngecek dulu.

Udah? Oke lanjut kita main spill.

Spill makanan fav kalian dong 👇

ooOoo

Di tengah lapangan basket, sekumpulan mayoritas perempuan mengelilingi objek yang indah di tengahnya.

Double A + V bermain basket. Cuaca terik tak menjadi halangan bagi mereka, justru semakin membuat penonton tertarik menonton.

Keringat mengalir di tubuh atletis mereka menambah kesan sexy, banyak kaum hawa menggigit bibir bawah mereka kuat-kuat melihat pemandangan di depannya.

"Gila. Emang bener ya cowok kalo main basket gantengnya nambah. Apa lagi kalo makin keringetan, beuh bawaannya pengen ajak nikah." Ucap salah satu diantara penonton yang di angguki setuju oleh mereka.

"Apa lagi Ale bening banget sialan."

"Kata gue si Vincent malah ganteng banget, gila."

"Gak, Agis lebih bersinar tau."

Bisikan tersebut bahkan tidak menggangu aktifitas mereka.

Vincent menarik nafas dalam-dalam, dengan butiran bening menetes di pelipis nya.

"Cape banget, istirahat bentaran lah."

Agis merangkul pundak Vincent sambil mencondongkan dadanya, dan melambaikan tangan kearah penonton.

"Aaaaaa Agis," teriak mereka girang.

"Gila Gis ketek lo bau asem bangsat," maki Vincent sambil melepas rangkulan Agis.

"Masa? Wangi nih," Agis mencium keteknya, mukanya serius bener asli.

Vincent tersenyum miris sambil berpikir, "gue yakin dulu pas pembagian otak dia lagi berak."

Ale bergidik jijik sambil menatap Vincent horor, "temen lo sen."

"Ogah, bukan temen gue."

Ale mendribble bola basket dengan serius, pandangannya tajam menatap ring di depannya. Kakinya lincah bergerak menuju ring.

Dan

Yak

"Masuk."

Teriak semua penonton.

Ale menyunggingkan senyum manisnya sambil menyisir rambutnya ke belakang.

Vincent menghela napas berat, kenapa si gue bisa temenan sama orang najis senajisnya orang najis?

Dari arah berlawanan, Luna gadis blasteran Indonesia-Jepang berjalan angkuh menuju lapangan. Diikuti dua sahabatnya di belakang membawa bingkisan.

Dilihat bingkisannya mahal, membuat semua orang penasaran.

Langkah Luna berhenti di depan Ale sambil merapikan rambutnya.

"Ale, papi gue kemaren keluar negeri ngurus bisnis. Terus dia bawa coklat yang palinggg mahal, gue harap elo suka."

Luna tersenyum manis sambil menyerahkan bingkisan kearah Ale.

"Sorry gue gak bisa," jawab Ale datar.

"Why? Ini tuh mahal Le."

"Gue gak bisa nerima barang apapun, apa lagi nerima perasaannya elo. Bukannya sombong, cuman lagak elo udaj ketebak."

Wajah Luna merah padam menahan malu, please ya ini dilihat sama semua orang apa gak malu?

Luna berdecih menatap Ale, "gak tau makasih."

Ale tersenyum miring sambil menatap Luna rendah.

"Ngaca, kodrat cewe itu di kejar buka mengejar."

Ale berlalu pergi di ikuti Vincent dan Agis. Meninggalkan Luna beserta anteknya dengan wajah pias.

Cuman beberapa menit wajahnya berubah angkuh kembali, sambil menatap jijik di depan.

"APA LO LIAT-LIAT?" Bentak Luna kearah penonton.

Tanpa sadar Fenny menatap datar kerumunan tadi, berbalik badan meninggalkan tempat tersebut. Senyum samar perlahan menghiasi wajah mungilnya.

~ ~ ~

Mau liat chat Ale sama Fenny?

Sampai ketemu di hari minggu.

Tulis komen terbaik kalian, nanti bakal di repost. Luv u--!

Pendek Vs TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang