episode 5

25 0 0
                                    

Namanya Nara. Ya, hanya satu kata. Nara. Wanita bertubuh mungil dengan kacamata yang menghiasi wajahnya berhasil membuat Ras mencoba mengejarnya, melupakan harga dirinya, bahkan tidak mempedulikan harga dirinya di depan wanita yang bernama Nara. Gaya berpakaiannya tidak seperti wanita kuliah pada umumnya, dengan make up tebal, atau mengenakan sepatu dengan hak tinggi, yang membuat suara setiap melangkahkan kakinya. Ia hanya wanita sederhana. Hampir tidak mempedulikan bagaimana ia berpakaian, hanya mengenakan apa yang dibutuhkan olehnya. Mungkin sifat sederhana ini yang membuat Ras terpingkal mengejarnya. Dunia ini memang aneh, ada yang mengejar karena kekayaan, kecantikan, atau semacamnya. Tetapi ada pula yang mencintai seseorang karena kesederhanaan seseorang. Cinta begitu rumit. Raut muka imutnya kerap membuat Ras mengomentari setiap ia berpapasan, -terutama pada awal awal sebelum ia mengenal dekat dengan Nara.
Ia tinggal di kota Bandar Lampung, dekat dengan pusat kota. Nara di luar itu juga merupakan wanita yang luar biasa. Banyak hal yang ia lakukan, menulis, bermain musik, mengedit video, membuat desain, sampai membuat beberapa puisi yang sempat di tulis di beberapa koran lokal. Walaupun seperti itu ia tidak terlalu menonjolkan apa yang ia bisa. Humble. Ia lahir memang dari keluarga yang sedikit berada, orang tuanya beberapa keluar negeri, untuk menyelesaikan pekerjaannya, sempat ia juga satu tahun hidup di daerah negara bagian Nevada. Mungkin karena itu juga ia pandai bahasa Inggris. Nara kecil hidup dengan kasih sayang ibunya, mungkin karena ayahnya kerap meninggalkannya di Indonesia. Walaupun seperti itu, ia tetap memiliki hubungan baik dengan ayahnya.
Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi seorang guru. Sebuah cita cita sederhana dengan menerima berbagai kekurangan. Saat sekolah dasar ia sering ditanya mengapa ia ingin menjadi seorang guru, ia selalu menjawab,
" Aku ingin punya adik kecil, yang bisa aku ajarkan banyak hal" kata kata seorang Nara kecil yang masih sekali kali terngiang di dirinya yang sekarang. Dia anak tunggal. Mungkin itulah, ia tumbuh dalam kesendirian. Ibunya yang guru pun tidak selalu berada disampingnya. Di rumah hanya ia dan bibinya. Mungkin karena dibangun dalam kesendirian, ia menjadi anak yang tidak manja. Pernah suatu ketika, bibinya sedang sakit, ia sendiri yang mengurus rumah itu, tanpa dibantu sedikit pun.  Ia salah satu orang yang memilih diam di dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Dan mungkin karena ia sendiri, ia pun lebih memilih menseleksi teman teman yang berada disekelilingnya. Walaupun ia sosok yang diam, ia menjadi murid yang dibanggakan, ketika SD SMP SMA. Ia terkenal, tapi tidak bisa dikenal. Sosok misterius yang punya banyak sekali kelebihan.
Nara ketika SD, bukan tipikal orang yang selalu diam di rumah. Ia berjalan keluar, menemui temannya, terkadang ia juga menjadi sosok yang diajarkan berbicara dengan orang tua. Sehingga kedewasaan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan anak seusianya. Kisah cintanya pun tidak begitu lues seperti prestasinya. Hanya ada satu dua orang yang berhasil mendekatinya. Aku yakin sekarang betapa susahnya Ras mendekati Nara. Ia berada jauh levelnya diatas Ras.
Selain itu dia pun termasuk tipe orang yang bercerita berlebihan kepada orang banyak. Teman kepercayaannya saat ini adalah Vai. Lebih menjadi sahabat, karena mereka berdua selalu bersama. Aku tidak tahu jelas bagaimana Nara bisa dekat dengan Vai, karena aku semenjak perkenalan dengan mahasiswa baru fakultas komunikasi pun tidak kenal dekat dengan keduanya. Mungkin baru baru ini saja ia menyapaku, semenjak ia dekat dengan Ras. Dan setelah itu, semuanya kembali normal tidak saling menyapa.
Sejatinya muka kedua wanita ini terlihat mirip dari sekian meter, hanya saja Vai lebih kurus dibandingkan Nara. Vai juga bukan tipikal pendiam, sesekali ia bercerita, atau mencoba berkenalan dengan orang baru. Dia salah satu orang yang open dalam segala hal. Mungkin kedua karakter ini cocok untuk disatukan. Nara dan Vai.
Oh iya, ada bagian yang lupa untuk diceritakan tentang Nara. Ya, Nara dulu sebenarnya orang yang sangat aktif, bahkan ia memiliki teman yang jauh lebih banyak, jika dibandingkan saat kuliah. Itu ketika Nara kecil. Akan tetapi ada suatu kejadian rumit yang membuat Nara melupakan teman temannya. Ia berfokus pada diri sendiri, bahkan pernah ia mengurung diri karena hal ini. Yang bisa memenangkannya hanya dua orang. Sahabat terdekatnya dan ibunya. Persoalan anak muda yang membuat dia jauh lebih siap menghadapi kenyataan. Apalagi kalau bukan cinta? Entah bagaimana cinta itu merubah sifatnya. Bahkan sampai detik ini, ia termasuk mahasiswi pintar yang pendiam. Dan bahkan ia menjadi satu satunya mahasiswa fakultas komunikasi yang berhasil mendapat IP 4. Dengan berbagai persoalan dosen, yang sedikit mengesalkan. Harus kuakui dan kuacingi jempol seseorang yang bernama Nara ini.

Hari Ini Adalah Esok Hari Kemarin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang