6 Februari, di depan meja guru.
Maaf jika aku abai terhadap kedatanganmu.
Maaf jika aku acuh pada tiap pertanyaanmu.
Maaf jika berminggu-minggu ini aku angkuh pada tiap perkataan.
Aku hanya ingin meneruskan usahaku untuk tidak memaksakan kebersamaan.
Aku sudah menyadari kenyataan lalu menjadi lebih bahagia.
Aku sedikit berhasil melupakan lalu aku kembali pada senyum ceria seperti sediakala.
Aku sudah sepenuhnya memaafkan hingga semua laraku dengan sempurna meluruh.
Ibuku bilang, aku anak perempuan yang tangguh.
Aku tidak ingin menjadikan ini berlarut-larut, aku tidak ingin disebut lemah.
Aku hanya ingin kita menjadi dua pribadi yang tidak lagi saling peduli.
Aku menghapus air mataku dengan cepat. Toh, mereka tidak tahu kan, kalau aku dan senyumku menyembunyikan lebih banyak dari yang mereka lihat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan April
Teen Fictionteruntuk pemeran kisah di bulan April. terimakasih telah menjadi bagian dari isi pikiran.