8 April 2019.
Terimakasih kepada Tuhan, kepada kamu dan orang-orang yang tahu akan kisahku.
Teruntuk kamu April boy-ku, hello you!
Lama kita tidak menyapa walau sering bersua.
Lama sudah tidak bicara walau sepanjang hari di tiap minggunya kita bertatap muka.Hari ini tepat tiga ratus enam puluh lima kurang tiga belas hari aku dan kamu mengenal dekat.
Sebenarnya tidak selama itu kita terikat karena aku sudah dengar dan melihat sendiri bahwa belum lama ini hatimu telah tertambat.Semoga kamu dipenuhi bahagia.
Semoga nanti aku tidak dengar lagi kamu patah hati.Aku menyayangimu, sebagai sosok lelaki yang aku kagumi sampai tiga bulan lalu.
Aku dengan begitu bodohnya menelan perhatian semu bulat-bulat.
Selama itu pula aku tidak ingin menjadi pintar jika mencintaimu adalah sebuah kebodohan.Aku bukanlah gadis yang pandai menulis aksara dengan indah, jadilah kertas tipis dan tinta hitam ini sebagai media perasaanku tercurah.
Tanggal 21 April 2018, kamu mengirim pesan pertama berisi permintaan menyimpan nomor kontak.
Aku tidak menyangka sebelumnya bahwa dari situ aku akan belajar banyak hal.Walau sebelumnya aku sudah pernah menaruh suka pada yang lain, membuatku lupa akan mereka itu hal yang mudah dan biasa.
Tapi percayalah, merelakanmu menghancurkan perasaanku, mengikhlaskanmu telah menguras habis waktuku.Menyadari bahwa aku yang jatuh sendiri itu sangat sulit.
Kamu mengaburkan mimpi dan semua khayalanku.
Tapi tidak sedikitpun aku menyalahkanmu atas itu,semua ini salahku.
Seharusnya aku sadar, aku belum pantas diistimewakan.
Seharusnya aku sadar, hanya kamu yang mengenalku bukan aku yang dengan baik mengenalmu.
Seharusnya aku sadar, hanya aku yang sibuk bercerita dan kamu yang fokus mendengarkan lalu sabar memberi penjelasan.
Hanya aku yang terbuka, kamu tidak.
Hanya aku yang menerima, kamu tidak.
Hanya aku yang memaksa dipahami dan tidak ingin dibiarkan sendiri.
Aku seegois itu.Semua penyesalan itu datang kurang lebih tiga bulan lamanya sejak bulan Oktober.
Rasa sesal itu menderaku tiap malam beserta tangisan.
Rindu menyiksaku setiap pulang dari sekolah.
Semenjak awal tahun, usahaku untuk menghapusmu tinggallah merelakan dan melupakan yang pada akhirnya menjadi pelajaran terbaik selama hampir enam belas tahun aku hidup.
Kamu tidak perlu khawatir, aku sudah berhasil.
Usahaku tidak sia-sia, tangisku tak percuma.Aku sudah bahagia dengan pilihanku melepasmu, untuk tidak memaksa memilikimu.
Aku belajar banyak lima bulan ini.
Bagaimana harus tetap tersenyum walau tidak ada lagi kamu yang membantuku berdiri saat sedang kesusahan.
Bagaimana caraku mematikan rasa yang baru tumbuh dua bulan.Maaf, untuk tiap hal yang merepotkan.
Banyak terimakasih untuk senyum, lara dan luka yang terbagi.Even after the time passed, let's never forget our beginning.
Sekalipun hanya aku yang memulai dan aku pula yang mengakhiri.P.s terimakasih untuk lagu Numb dari Linkin Park yang telah membuatku merasa hadirmu ada:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan April
Teen Fictionteruntuk pemeran kisah di bulan April. terimakasih telah menjadi bagian dari isi pikiran.