Jangan lupa vote Dan comment
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Sinar matahari menerobos masuk jendela kamar Nayra, membuatnya harus membuka matanya. Nayra pun merapihkan tempat tidurnya dan memasuki kamar mandi.
Setelah menyelesaikan ritualnya, Nayra mengambil ponsel nya dan langsung turun ke dapur.
"Pagi sayang." sapa Bunda Nayra.
"Pagi, Bun. Bunda kapan pulang? Ayah mana, Bun? " tanya Nayra memeluk Bundanya melepaskan rasa rindu yang teramat besar karena Bunda sama ayahnya itu datang kadang sebulan sekali atau tiga bulan sekali saja.
"Tadi pagi, Ayah cape jadi masih tidur. Abang kamu sudah bangun belum?"
"Oh. Ya biasa lah, Bun. Bang Davin kan kebo kalo bangun siang apa lagi hari ini hari libur."
"Hust, kamu tuh gk boleh gitu, gitu gitu juga Abangmu." Bunda Nayra mencubit lembut hidung Nayra.
"Bunda, ada yang bisa Rara bantu gk?"
"Gk ada sayang, ini udah selesai semua." ucap bunda lembut.
"Yah, padahal aku mau bantuin Bunda." Nayra merajuk.
"Kalo gitu tolong bangunin bang Davin aja gih."
"Okay siap kapten." Nayra hormat lalu pergi ke kamar bang Davin.
Nayra naik keatas untuk membangunkan Bang Davin.
Setelah sampai depan kamar Bang Davin, Nayra langsung masuk tanpa izin dulu karena memang kamarnya gk dikunci.
"Woyyy Bang bangun!!!" teriak Nayra menarik selimut.
Ada ide yang melintas dikepala Nayra, ia tersenyum jahat dan terkekeh.
"Banggggg Davinnnnn banguuuunnnn wooyyyy ada cecan tuhhhhh!!!" teriak Nayra dengan menjepit hidung Davin.
Davin bangun bukan karena teriakan Nayra tapi karena kehabisan napas."Mana cecan mana" kata Davin dengan nyawa yang belum kumpul semua.
Tawa Nayra pecah ketika melihat wajah bingung abangnya.
"Nayraaaa lu nipu gw hah?!?!"
Nayra langsung kabur dari kamar Davin itu. Karena jika ia masih dikamar abangnya itu mungkin Nayra akan dimakan hidup hidup.
"DASARRR ADEK LAKNAT."
Teriakan Davin terdengar sampai dapur, membuat Nayra tertawa terbahak bahak.
"Kamu pasti jailin abang ya, dek."
"Hehehe. Dikit, abangnya aja yg lebay."
"Kamu tuh jangan gitu, nanti dijailin balik gk mau."
Tak lama setelah itu, Davin datang dengan muka ditekuknya. Nayra yang melihatnya pun tertawa semakin kencang tak berhenti.
Tiba tiba Davin tersenyum dan tertawa.
"Gini donk. Jangan jutek, abang seneng liat muka kamu yang ceria." Ucap Davin mencubit pipi Nayra dengan lembut.
"Ishhh abang sakit."
"Udah udah jangan ribut, gk enak diliatnya. Emang bener putri bunda jutek hmm?" goda Bunda Nayra.
"Dan dari sananya gini kan bunda?" bela Nayra.
"Gk separah in... " Davin belum selesai dengan kalimatnya sudah keburu dipotong.
"Udah udah jangan ribut. Makan gih. Abang kamu udah makan belum?"
"Belum, Bun. Heheheh." Davin mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sana mandi, terus makan."
***
"Ah shiitt." Ezra geram dengan dirinya sendiri.
Kini Ezra sedang duduk di ruang tamu sambil main game yang ada diponselnya.
Tiba tiba seorang wanita paruh baya menghampirinya.
"Zra, anterin mamah ke rumah temen mamah ya."
"Nanggung nih Mah lagi ngegame." Ezra masih fokus dengan layar ponselnya.
Tanpa Ezra sadari ponselnya sudah berpindah tangan, Ezra berusaha meraih ponselnya namun tak bisa.
"Sita aja kali ya hpnya."
"Ih mamah, masa hp Ezra disita. Nanti kalo cewe Ezra ngabarin gimana?"ucap Ezra asal.
"Jadi sekarang Ezra udah punya cewe hmm?" goda Mamahnya. Ezra hanya terkekeh.
"Lebih tepatnya belum. Heheheh." Ezra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Udah nih hpnya mamah balikin. Udah sana siap siap. Lagian masih bagusan hp mamah juga."
Ezra tersenyum mendapati ponselnya kembali ke tangannya.
"Oke siap mamahku yang cantik tersayang."
Segini dulu yaaa
Insyaallah part selanjutnya panjangNuradda_24
06042k19
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Ini
Teen Fiction"Suka gk?" "Suka." "Sama gw?" "Dih maunya." "Kalo suka ngomong ya, biar nanti aku yang nyatain ke kamu." "Lah lu kenapa sih?" "Kerasukan cinta kamu."