6. Bianglala

20 8 4
                                    

Jangan lupa vote dan comment
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-




Nayra mematikan ponselnya dan menatap Ezra dengan tatapan dingin.

"Ehmm, maaf udah bikin lu gk mood." Ezra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hm_-"

"Biar gk bt lagi, naik bianglala kuy."

"gk."

"Ayolah Raaa, janji deh kalo foto gk bakal dipost lagi tanpa izin dari kamu." rengek Ezra sambil memasang puppy eyes.

Nayra berjalan tanpa menghiraukan ucapan Ezra sembari menahan senyum.

"Raaa, ayo lah." Ezra menarik lembut lengan Nayra yang menyebabkan Nayra berbalik dan hampir bertabrakan dengan Ezra.

Jarak mereka sangat dekat.

Deg

Jantung berpacu lebih kencang.

Mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang menunjukkan rasa takjub atas karya tuhan yang begitu indah.

1 detik

2 detik

3 detik

Dan didetik ke 5

Nayra memutuskan pandangannya ke arah lain.

"kenapa? Udah puas liat kegantengan gw?" goda Ezra menaik turunkan alisnya.

"Apa sih Dih_- buruan ah ke loket sana."

"Jadi lu mau naik bianglala?"

"Menurut lu? Naik onta gitu? Cepetan ah sebelum gw keburu berubah pikiran nih."

"okee oke, lu diem disini gw mau beli." Ucap Ezra berlari kecil menuju loket yang kebetulan tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Zra, gw gk ngerti sama perasaan gw. Gw cuek ke lu karena gw gk mau lu ganggu gw lagi, bikin gw jatuh cinta lagi. Tapi lu bikin gw nyaman seolah olah lu menjadi obat atas goresan luka yang pernah dia goreskan." Batin Nayra.

Setelah mendapatkan tiket, mereka menaiki wahana tersebut.

Ezra menoleh menatap Nayra yang sedang melihat pemandangan dari atas bianglala, gadis itu begitu cantik. Ezra melihat setiap lekuk wajah Nayra yang begitu indah ketika dilihat dari samping. Apa lagi ketika helaian rambut Nayra terkena hembusan angin.

Merasa diperhatikan Nayra pun menoleh dan mendapati Ezra yang tengah menatapnya dengan tatapan begitu lembut.

"Kenapa? Kok ngeliatin?"

Ezra tersenyum"Yaaa gpp emang salah ya gw ngeliatin lu?" tanya Ezra balik

"Ya gpp juga sih."

"Raa" panggil Nayra

"Iya" Nayra menoleh

"Lu gk takut ketinggian?"

"Gk"

"biasanya cewe kan gitu."

"Itu sih cewe alay dan gw gk termasuk dalam katagori itu."Nayra terkekeh, Ezra menoleh kearah Nayra ikut tertawa kecil.

"Terus apa yang lu takutin?"

"Gw takut sama yang namanya jatuh cinta."

Nayra menatap Ezra, Ezra melihat dengan jelas perubahan raut wajah Nayra.

"Gw takut, cinta bikin gw sakit."

"Gw bakal kasih lu kebahagiaan bukan rasa sakit, Raaa." jawab Ezra tersenyum penuh dengan keyakinan.

"Bisa jamin?"tanya Nayra menaikan sebelah alisnya.

"Gini ya Raaa. Kita emang gk tau akan berlabuh dimana hati kita." ucap Ezra melihat ke arah Nayra.

"Tapi yang gw tau, lu adalah cewe yang harus gw perjuangin atas nama cinta." sambung Ezra.

Deg

Jatung Nayra seperti akan lompat dari tempatnya. Ucapan Ezra berhasil membuat kedua pipi Nayra merah merona.

"Lucu, pipinya merah" Ezra terkekeh dan mencubit pelan pipi milik Nayra.

"Nyebelin ih." Nayra mencubit pelan perut Ezra, tapi Ezra malah mengeraskan suara tawanya.

"Kalo lagi ngambek cantik." Ezra mencubit pelan hidung Nayra.

"Boong."

"Kok tau sih."

"Bodo ah." Nayra kesal dengan Ezra yang masih larut dengan tawanya.

Setelah bianglala berhenti Nayra pergi meninggalkan Ezra.

"Raaa tungguin." panggil Ezra mengejar gadis itu.

***

Mobil Ezra berhenti tepat di depan rumah Nayra. Di dalam mobil, ada dua anak manusia berbeda jenis yang tadi usai mengelilingi kota jakarta.

Ezra baru saja mengantar Nayra pulang karena sudah larut malam.

Ezra membukakan pintu mobil.

"Silahkan tuan putri"

Nayra hanya memberikan senyum kecil.

"Assalamualaikum" ucap Nayra dan Ezra memasuki rumah

"Waalaikumsalam" Jawab Davin dari ruang tamu.

"Gw pikir kalian lupa jalan pulang." sindir Davin.

"hehehe." mereka terkekeh.

"Bang, nyokap gw mana?"

"Masih inget lu? Tante Risa udah balik dari sore, gw yg anter."

"Oh Thanks my brother. Klo bunda mana? Gw mau ijin pulang."ucap Ezra

"oh iya bang bunda mana kok gk ada?"tanya Nayra

"Tadi jam 19.30 bunda sama ayah ke Australia katanya ada meeting dadakan." jelas Davin masih fokus pada layar tv.

"Ya udah gw balik dulu Bang, Raaa. Oh iya besok berangkat bareng gw mau gk?"

"Ngajak gw?" tanya Nayra

Davin menahan tawanya mendengar respon Nayra.

"Ya kali gw ajak bang Davin."

Nayra bingung harus menjawab apa

"Gimana dek diajak curut tuh, mau gk?"

"Gk."

"Kecuali diijinin Bang Davin." sambung Nayra lalu pergi meninggalkan Ezra dan Bang Davin.

"Gimana bang boleh gk?"

"Gimana ya?"

"Ayo lah bang" rengek Ezra

"Gw dapet apa?"

"Dapet pahala bang."

"Yehhh, gk modal lu." Davin menoyor kepala Ezra.

"Ya udah lu mau apa bang?"

"Gw mau lu bikin bahagia adek gw bukan bikin dia nangis." ucap Davin bijak.

"Dan lu harus traktir gw seminggu" sambung Davin

"ternyata ada buntutnya." ucap Ezra dalam hati

"Jangan kan seminggu, sebulan juga gw jabanin"

"Oke sebulan."

"Matre juga nih orang." batin Ezra.

"Ya udah gw balik ya bang."

"Iya sono lu balik"






Segini dulu yaaaa:)
Makasih yang udah baca:)

Nuradda_24
14042k19

Rasa IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang