BOS BESAR

943 58 1
                                    

17 tahun telah berlalu. Kini seorang Nico Robin telah menjelma menjadi seorang wanita cantik dan pintar. Karena kepintaran dan kejeniusannya Robin sekarang bekerja di bawah perusahaan PIRETS. Perusahaan peralatan elektronik yang membawahi berjuta-juta perusahaan di seluruh Jepang, America,  dan Inggris.

Meskipun kecantikan dan kepandaiannya sudah terkenal tidak membuat Nico Robin memiliki banyak teman. Bisa di bilang tidak punya sama sekali. Pernah Nico Robin memiliki seorang teman di tempat kerja, tapi ternyata temannya hanya memanfaatkannya saja untuk mendapat kedudukan yang bagus di kantor. Dan Robin membenci itu. Benar kata ibunya, jangan mudah percaya dengan orang lain.

"Robin kau dipanggil Bos besar. Cepat masuk sana!!"

"Baiklah Perona" kata Robin sambil tersenyum sekilas untuk kesopanan.

"Cih.. Dasar tukang cari muka. Sebenarnya siapa disini yang sekertaris . Kenapa malah dia yang selalu diajak bos untuk diskusi. Ini pasti ada apa-apanya"
Kata Perona mulai curiga.

"Kalau di biarkan terus menerus karirku sebagai sekertaris akan segera hancur. Awas saja kau Robin"
.
.
.
Tok.. Tok.. Tokk..
Terdengar pintu diketuk.

"Masuk"

"Maaf bos besar apa anda memanggil saya?"

"Duduklah dulu Robin"

"Baik"

Nico Robin melangkahkan kakinya mendekat. Menarik kursi dan mendudukinya. Di depannya duduk seorang pria tua yang memiliki karisma besar.
Lihatlah badannya walaupun sudah tidak bisa di bilang muda, tapi otot-otot di tubuhnya patut di banggakan.

Silvers Railegh seorang pendiri perusahaan PIRETS. Meski di bangun dengan modal yang pas-pasan tapi berkat keuletan dan kegigihannya perusahaan yang semula kecil menjadi besar.

"Duduklah Robin. Kau tahu,  marimo akan pulang. Aku harap kau mau menjemputnya"

"Marimo? " tanya Robin dengan wajah aneh. Bukankah Marimo adalah ganggang hijau?dan tempatnya di laut. Bagaimana Robin akan Menjemputnya?

"Hahahahaaa...Marimo adalah anakku Robin. Namanya adalah Zoro. Roronoa Zoro. Dia anak bodoh dan buta arah. Aku memanggilnya marimo karena kepalanya yang mirip ganggang hijau alias marimo hahahhaahhahahaahaa.. " Railegh tertawa lebar mengingat nama panggilan anaknya yang dirasanya lucu.

Nico Robin hanya tersenyum menanggapi perkataan Railegh. Sungguh orang tua di depannya ini  lupa atau bagaimana. Tidak sadar kalau orang yang dihina dan ditertawakannya adalah anaknya sendiri. Benar-benar malang nasibmu Roronoa san. Ayahmu sendiri menghinamu habis-habisan.

"Baiklah bos besar saya akan menjemputnya. Jam berapa kira-kira kedatangannya bos besar? "

"Hem.. Kalau tidak salah pukul 10 pagi sudah sampai" kata Railegh santai.

Nico Robin langsung melihat jam tangannya.
'Astaga,  sekarang sudah pukul 11. Bagaimana ini?' kata Robin dalam hati.

Melihat keterkejutan Nico Robin Railegh merasa heran.
"Kenapa" sambil terus membuka-buka berkas yang ada di depannya.

"Bos besar sekarang sudah pukul 11. Lalu bagaimana dengan nasib anak anda?"

"Oh... "
Dengan santainya Railegh hanya menjawab 'Oh'.  Membuat perempatan muncul di dahi Robin.

"Kenapa kau masih disini?. Cepat pergi jemput dia"

"Ah.. Baik bos besar"

Nico Robin segera bergegas keluar dari ruangan si bos. Berlari dengan kecepatan kilat menuju parkiran mobil. Melajukan mobilnya dengan kecepatan kilat menuju bandara. Cemas dengan anak si bos yang telah satu jam menunggu.

Sementara itu di ruangan si bos.

"Astaga. Bagaimana ini. Marimo itu pasti akan mengadu ke Shaky.  Bisa-bisa aku tidak mendapat jatah darinya. Bagaimana ini.. "

Wajah Railegh mulai terlihat cemas. Peluh mulai jatuh di wajahnya. Selain tidak mendapat jatah dari istrinya Railegh juga takut akan bogeman sang istri. Membayangkan sang istri menyambutnya dengan panci yang ada di tangannya serta makanan yang gosong membuat Railegh yang perkasa menjadi menciut.  Railegh adalah tipe-tipe suami yang takut istri.

BOLEHKAH AKU BERSAMAMU 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang