"Hah akhirnya,setelah sekian lama aku kembali lagi ketempat ini"
Seorang pemuda berusia 17 tahun berambut hijau sedang melihat-lihat keadaan sekitar bandara. Suasana yang ramai tidak mengusiknya. Dengan santainya dia duduk sambil melipat kaki kanannya di atas kaki kiri. Kemeja warna hitam dengan lengan panjang serta celana bahan berwarna putih tampak melekat pas di tubuhnya. Oh.. Jangan lupakan kancing bajunya yang terbuka. Mempertontonkan dada bidang yang menggoda tiap makhluk hawa. Satu kata untuk penampilannya kali ini SEMPURNA.
"cih.. Lama sekali pak tua itu menjemputku. Awas saja kalau kau sampai lupa. Aku akan benar-benar menghabisimu"
Pemuda itu menyeringai dalam hati memikirkan hukuman apa yang pantas didapatkan oleh 'pk tuanya' . Matanya yang tajam melihat tiap orang yang ada di bandara. Barangkali dia menemukan 'nya' atau bawahan 'nya' yang disuruh untuk menjemputnya?.
Sebenarnya, dia bisa saja pergi dari bandara sedari tadi. Tapi karena rasa lelahnya jauh lebih besar mengalahkan rasa ingin segera bertemu 'pak tuanya' akhirnya pemuda itu hanya duduk-duduk santai di salah satu cafe bandara. Tak memperdulikan bisikan dan teriakan para wanita yang menggema memujinya sedari tadi.
'klotak'
'klotak'
'klotak'"Astaga. Ma..maaf apa kau te.. telah lama menunggu? "
Seorang wanita berdiri di depannya dengan nafas yang memburu. Peluh mengalir deras dari dahinya. Turun ke leher dan jatuh ke DADANYA. Ya DADA nya. Lihatlah dua bongkahan daging besar itu. Berkilau karena keringat. Seakan-akan memanggil-manggil untuk segera menghisapnya. Atau sekedar mencium juga tidak apa-apa.
'Sexy' batin pemuda itu senang.
Melihat pemuda di depannya senyum-senyum sendiri, membuat Robin agak sedikit takut. Jangan-jangan dia salah jemput orang. Tapi melihat ciri-ciri fisik dan foto yang telah diberikan oleh big boss dirinya tidak mungkin salah. Ya, orang yang berdiri di depannya ini dengan perilaku yang agak menyimpang adalah benar anak dari big bos nya.
"Hai!! Halloo... Apa kau tuli?! "
Robin sedikit berteriak untuk mengembalikan kesadaran pemuda di depannya. Membuat pemuda itu tersentak kaget.
"Tentu!!. Kau sangat lama. Aku sampai bosan menunggumu" Zoro melangkah maju mendekati wanita yang tadi berbicara padanya. Memutari tubuhnya. Matanya melihat dengan teliti tubuh wanita itu dari mulai atas sampai ke bawah dan keatas lagi.
'Benar-benar cantik' batin Zoro senang."Maafkan aku dan err... penampilanku. Tadi mobil ku mengalami sedikit masalah. Jadi aku harus memperbaikinya terlebih dahulu. Baju luarku terkena cipratan oli, jadi... "
"Cukup. Aku tidak mau mendengar ceramahanmu nona. Sekarang cepat antarkan aku pulang"
"Hai"
Robin lalu berjalan di depan pemuda itu. Menunjukkan dimana letak mobil yang akan mereka tumpangi. Sambil berjalan Robin tak lupa menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan pemuda itu saat bertemu dengan big bos nya.
Pemuda itu ternyata sama sekali tidak perduli ocehan Robin. Ada hal lain yang membuatnya fokus. Pantat. Ya... Bongkahan pantat robin yang besar. Yang ketika berjalan akan bergoyang ke kanan dan ke kiri. Seakan akan memanggil - manggil tangan pemuda itu untuk menyentuh dan meremasnya. 'Sentuh aku bang.. Sentuh!! ' .
"Bagaiman tuan, apa kau sudah mengerti? " Robin membalik badannya.
"Emm.. Apa ada yang salah dengan pakaianku tuan? " tanya Robin heran.
"Ah tidak.. Hanya saja kalau dilihat dari sisi ini, tubuhmu sangat sexy. Dan sangat pas dengan tubuhku" kata pemuda itu dengan santai sambil mendempetkan jari telunjuk kanannya dengan jari telunjuk kirinya.
"Maaf tuan. Saya rasa perkataan anda sangat tidak pantas untuk diucapkan oleh calon penerus perusahaan. Perkataan anda sama dengan gigolo di pinggir jalan"
Mendengar perkataan dari pemuda itu membuat Robin jengkel.
"Gigolo kheh? Hahahaaa... Apakah ini juga dilakukan oleh gigolo di pinggir jalan? "
"Emmpp..... "
Tanpa Robin sadari, pemuda itu tiba-tiba mencium bibirnya. Tangan kanan mendarat di pantat Robin dan meremasnya. Sedangkan tangan kiri berada di belakang kepala Robin. Menekannya maju menyebabkan semakin dalamnya ciuman mereka.
"Enghh... Lep.. Leppass..akhh..
Enghhh.. Emmm.. Emmm"Pemuda itu menggigit bibir bawah Robin hingga menimbulkan desahan. Melihat kesempatan datang lidah pemuda itu langsung masuk dan mengabsen tiap gigi dan gusi Robin. Lidah Robin dihisapnya.
Setelah dirasa cukup, pemuda itu melepas ciumannya. Benang saliva menetes dari bibir Robin. Pemuda itu dengan tanpa sungkan menjilatnya.
"Manis" katanya sambil tersenyum.
"Apa ini ciuman pertamamu nona? Tak usah dijawab karena aku sudah yakin kalau tadi ciuman pertamamu. Melihat bagaimana kau tidak berpengalaman sama sekali"Robin yang masih syok hanya mampu terdiam. Amarahnya benar-benar diujung tanduk. Sebisa mungkin dia harus tahan. Karena saking emosinya air mata mulai menggenang di kefua pelupuk matanya.
"Iya. Itu adalah ciuman pertamaku. Apa kau puas tuan?"
Robin segera membalik badannya. Dia tidak mau terlihat lemah dihadapan pemuda brengsek itu. Pemuda yang akan menjadi big bos selanjutnya.
"Cepat tuan kita sudah ditunggu tuan besar"
Tanpa menoleh Robin langsung berjalan menjauh meninggalkan Pemuda itu untuk mengambil mobilnya."Eh tung... "perkataan pemuda itu terputus. Bermaksut untuk meminta maaf pada wanita yang telah diciumnya.
"Hah... Mungkin nanti saja minta maafnya".Pemuda itu lalu mengikuti Robin dan masuk kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOLEHKAH AKU BERSAMAMU 🔞
RomansaNico Robin putri dari Nico Olivia seorang sejarawan yang terkenal. Memiliki wajah yang cantik dan kepintaran di atas rata-rata. Kisah hidupnya sangat menyedihkan, hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang pengusaha sukses tapi playboy bernama Roron...