Nico Robin merasa sangat lelah. Hampir seharian ini dirinya selalu di buntuti oleh makhluk berambut hijau. Hampir kemanapun, bahkan ke kamar mandi perempuan sekalipun. Seperti saat ini.
"Apa kau gila!! Kenapa kau selalu mengikutiku?. Pergilah. Aku mau buang air kecil"
Zoro mengendikkan bahunya acuh. Sama sekali tidak menghiraukan ocehan Robin. Tetap saja dia mengikuti langkah Robin masuk ke salah satu bilik kamar kecil.
"Kau benar-benar mesum marimo. Cepatlah pergi, aku sudah tidak tahan! "
"Kheh.. Kalau sudah tidak tahan langsung saja kau tarik kebawah celana dalammu itu. Bereskan "
Jawab Zoro acuh sambil menyeringai."Sialan kau!! "
Tanpa menunggu lama lagi, Robin langsung saja menurunkan celana dalamnya itu. Dia benar-benar sudah tidak tahan. Menyuruh Zoro menyingkir sama saja dengan menyuruh kucing membaca. Sangat susah, bahkan tidak mungkin alias mustahil. Zoro benar-benar keras kepala.
Nico Robin akhirnya duduk di closed dengan Zoro yang ada di depannya. Mengenyahkan rasa malu yang ada, Robin menutup kefua matanya. Pikirannya selalu mengatakan 'Jangan perdulikan orang gila ini' . Berharap debaran dan rasa malu yang saat ini melandanya bisa sedikit berkurang.
Zoro yang melihat Robin memejamkan mata justru tersenyum menyeringai.
'Sungguh indah'. Batin Zoro yang pandangannya tidak lepas dari paha Robin yang terekspos.
'Kalau aku tidak tersesat mana mungkin aku bisa melihat pemandangan ini. Baru pertama kali aku sungguh berterimakadih pada penyakit lupaku'FLASBACK ON
Sebenarnya Zoro mengikuti Robin juga bukan tanpa alasan. Zoro tadi berniat jalan-jalan mengelilingi kantor tousannya ini. Setelah jauh melangkah dia baru sadar, kalau dia tidak tahu arah untuk kembali. Zoro merasa kebingungan. Mau bertanya malu, tidak bertanya sesat di jalan. Akhirnya dia menyerah. Sampai dia melihat Robin yang berjalan di depannya. Dengan diam-diam Zoro pun mengikuti Robin. Dalam pikirannya Zoro, Robin pasti akan kembali ke ruangan sang tousan. Sangat mudahkan? Zoro tidak perlu bertanya yang bisa menjatuhkan gengsinya.FLASBACK OFF
Melihat Robin yang masih saja memejamkan matanya sambil duduk di closed membuat Zoro terangsang. Lihatlah paha Robin yang mulus itu, seakan-akan menggidanya dengan mengatakan 'Eat me master ughh'.
Dengan pengendalian diri dari nafsu yang terbilang sedikit, junior Zoro langsung mengacung tegak.
'Sial.. Hanya dengan melihat pahanya saja aku sudah terangsang. Apa boleh buat. Maafkan aku noona, kau telah membangkitkan nafsuku. Salahkan dirimu yang dengan berani mengangkat rok itu. Time to eat'
Dengan tanpa aba-aba Zoro langsung berjongkok di antara belahan paha Robin. Membuka paha Robin paksa.
"Akhh!! Apa yang kau lakukan!! "
PLAK.. PLAK.. PLAK..
dengan tidak manusiawi Robin memukul-mukul Kepala Zoro menggunakan tangannya.
"Yak! Yak!! Berhenti. Kau melukaiku"
Kata Zoro berteriak sambil terus menghalau kepalan tangan Robin yang mendarat di kepalanya."Minggir bodoh! Dasar mesum. Pergi kataku, pergi!! "
"Iya.. Iya.. Aku akan pergi. Tapi hentikan dulu pukulanmu"
Setelah mendengar perkataan dari Zoro, akhirnya pukulan Robin berhenti.
"Keluar sekarang juga marimo! " sentak Nico Robin.
"Iya-iya. Ckk.. Dasar pemarah" balas Zoro.
Akhirnya Zoro keluar dari bilik kamar kecil itu. Dengan langkah gontai Zoro menuju pintu keluar dan menunggu Robin disana.
'Kau akan segera menjadi patner sex ku nona. Kau tidak akan bisa lari. Karena aku sudah menjatuhkan pilihanku padamu. NICO ROBIN" batin Zoro sambil ternyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOLEHKAH AKU BERSAMAMU 🔞
RomanceNico Robin putri dari Nico Olivia seorang sejarawan yang terkenal. Memiliki wajah yang cantik dan kepintaran di atas rata-rata. Kisah hidupnya sangat menyedihkan, hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang pengusaha sukses tapi playboy bernama Roron...