Chapter 9 : Broken pieces(1)

4.2K 879 29
                                    

Chan mengernyitkan keningnya risih karena fakta seorang bocah mirip gelandangan membututinya dari dalam coffee shop sampai ke parkiran mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chan mengernyitkan keningnya risih karena fakta seorang bocah mirip gelandangan membututinya dari dalam coffee shop sampai ke parkiran mobil.

"hei, Hyunjin.."

Chan menatap Hyunjin yang berdiri tidak jauh darinya.

"di gang bang tante tante seenak itu ya, sampai lo mau lagi?"

Hyunjin tersenyum lemah, "kalau gue punya pilihan lain selain ngikutin lo, mungkin pilihan itu cuma bunuh diri Chan"

pemuda yang lebih tua langsung menghentikan langkahnya, kedua matanya menatap tajam Hyunjin.

"apa gue keliatan kayak orang yang bakalan ngasih lo sedekah dengan cuma-cuma?"

Hyunjin menggeleng.

"gue belum kepikiran mau manfaatin lo gimana, sekarang pergi bawa tampang gelandangan lo jauh-jauh dari gue!"

Chan melanjutkan langkahnya, mobilnya hanya tinggal berjarak beberapa langkah di depannya.

Hyunjin masih mengikutinya.

"Lo mau gue kasih tau satu hal nggak?" tanya Chan tanpa menoleh ke belakang.

"apa?"

"dulu ada bocah yang ngikutin gue keamana-mana, tampangnya mirip sama lo, dan sekarang dia udah mati"

"makasih informasinya, sifat brengsek lo ternyata bisa bunuh orang"

Chan tertawa sarkas mendengar jawaban Hyunjin, "siapa bilang dia gue bunuh?"

Hyunjin bungkam.

"dia bunuh diri.."

Seringai yang mengintimidasi orang-orang yang melihatnya itu muncul lagi di wajah Chan.

Brak

Chan langsung masuk ke dalam mobil, suasana hatinya setelah mengobrol dengan Minhyun tadi menjadi tidak terlalu baik.

dan Hyunjin semakin memperburuk suasana hatinya.

Bruk

perutnya belum sempat menerima asupan nutrisi apapun karena Chan yang menyeretnya pergi dari rumah, demamnya tidak kunjung turun.

Hyunjin ambruk, sakit kepalanya membuat cairan merah pekat mengalir keluar dari hidungnya.

kedua matanya mengerjap lemah memohon pertolongan.

lalu yang Hyunjin dengar adalah keheningan lalu gelap.

Minho memandang dalam diam sepasang muda mudi yang sedang mengobrol dengan wajah berseri-seri di salah satu meja kafe tempatnya saat ini duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minho memandang dalam diam sepasang muda mudi yang sedang mengobrol dengan wajah berseri-seri di salah satu meja kafe tempatnya saat ini duduk.

wajah yang sudah lama tidak dia lihat sekarang sedang berada tidak jauh darinya, duduk berhadapan dengan seorang gadis cantik yang kemungkinan besar adalah kekasihnya.

tangan kedua orang itu sesekali berpegangan, tatapan mereka menyiratkan afeksi yang begitu jelas terlihat, Minho menarik nafas panjang.

rasanya seperti patah hati.

entah ini bisa disebut keberuntungan atau justru kesialan, pasangan yang sejak tadi di awasi oleh Minho nampaknya menyadari perbuatan Minho.

terbukti dengan si pemuda yang beranjak dari duduknya kemudian berjalan ke arah kursi di mana Minho duduk.

"hei, lo naksir cewek gue ya?"

Minho gelagapan, apa-apaan ini.

Tidak lama gadis cantik yang tadi bersama sang pemuda juga datang menghampiri mereka.

"udahlah Ji, kita salah sangka kali"

"salah sangka apaan orang dari setengah jam yang lalu dia melototin kita kok"

"Jisung.." panggil Minho pelan, dua orang tadi kompak menatap Minho.

"kalau yang lo taksir bukan Lily terus siapa? gue?"

sorot kaget memenuhi kedua mata Minho, punggungnya terasa dingin seketika karena rasa malu dan sakit hati yang begitu besar.

sosok di depannya ini masih sama, bibirnya, matanya, pipinya, walaupun rambutnya sekarang pirang, walaupun dia sudah tumbuh lebih tinggi, Minho masih ingat dengan jelas betapa berartinya orang ini untuknya.

tetapi Jisung tidak akan memperlakukannya seperti ini.

Minho berdeham "maaf, gue kira lo tadi seseorang"

Jisung menaikkan sudut bibirnya membentuk satu seringaian, tahu persis siapa seseorang yang Minho maksud.

"bagus deh, maaf juga gue udah nuduh lo sembarangan"

Setelah itu Jisung kembali ke tempat duduknya bersama gadis yang ia sebut Lily.

jika Minho tidak salah lihat, ada cincin yang bentuknya identik melingkar dengan pas di jari manis dua orang itu.

Minho menarik nafas panjang, dulu sekali dia sempat mengira kalau dia masih bisa bahagia walaupun orangtuanya tidak jelas kemana, meninggalkannya dengan dua orang adiknya.

dulu Minho sempat mengira kalau dia masih punya tempat untuk berbagi, yang bersedia tersenyum padanya lalu berkata 'kamu orang baik..' kemudian memeluknya tanpa merasa keberatan akan statusnya yang sering dipandang hina.

dengan langkah berat Minho pergi meninggalkan kafe tersebut, di balik punggungnya Jisung menatap sekilas kepergiannya.

dengan langkah berat Minho pergi meninggalkan kafe tersebut, di balik punggungnya Jisung menatap sekilas kepergiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(√) Youngblood [1/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang