Chapter 31 : Rainy Day

3.7K 771 220
                                    

Warning : Chapter ini penuh dengan drama, sekian dan terimakasih. selamat membaca ❤️


Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali Chan menginjakkan kaki ke tempat itu, sebuah rumah megah tempat dia tumbuh besar yang Chan tinggalkan sejak ia berusia 18 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali Chan menginjakkan kaki ke tempat itu, sebuah rumah megah tempat dia tumbuh besar yang Chan tinggalkan sejak ia berusia 18 tahun.

Chan belum pernah kembali lagi ke Rumah sang Ayah sejak dia memutuskan untuk tinggal di Apartemennya sendiri, dia kerap bertemu Ayahnya untuk urusan pekerjaan, pertemuan mereka hanya sebatas antara rekan kerja bukannya 'ayah dan anak'

Dan hari ini merupakan kali pertama mereka bertatap muka tanpa harus membawa pekerjaan ke dalam topik perbincangan.

Para maid menyajikan banyak sekali jenis makanan ke atas meja makan, kursi yang mengelilingi meja makan itu semuanya kosong, hanya ada Chan dan Ayahnya di sana.

"Nikmati makanannya Chris" suara sang Ayah terdengar di dalam ruangan tersebut.

Chan tersenyum simpul, "Jadi saya dipanggil hanya untuk ini? makan siang?"

helaan nafas berat terdengar dari hidung yang lebih tua, "Ini akan jadi pembicaraan yang panjang, jadi tolong jangan memotong kalimat saat Papa bicara, mengerti?"

Chan mengangguk, dia tidak betah berada di rumah itu karena semua sudutnya terasa sangat familiar, dia mengingat setiap detail apa saja yang pernah dia lakukan di rumah itu, bersama Ibu nya.

Cklek

Kriet

Rasanya sangat ganjil saat Chan menemukan sebuah pintu yang walaupun terawat tetap terlihat tua di dalam rumah megah milik Ayahnya.

Daun pintunya mengeluarkan suara berderit saat Chan membuka pintunya, kedua kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut, ruangan itu adalah kamarnya saat masih anak-anak.

Cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela yang tirainya terbuka lebar.

Chan jatuh berlutut di depan jendela kaca yang tertimpa cahaya matahari, wajahnya mendongak untuk melihat dengan lebih jeli bagaimana rupa sosok yang duduk di atas kursi roda di depannya.

Rasanya Chan seperti baru selesai berlari mengelilingi sebidang tanah super luas, dadanya sesak sampai membuatnya mengeluarkan air mata.

"Hiks.."

Saat satu isakan tersebut lolos dari bibirnya Chan langsung berhambur memeluk sepasang kaki di depannya.

"Mama..." bisik Chan di sela sela tangisnya.

Tangisan pemuda itu semakin menguat tatkala jemari wanita itu membelai surai pirangnya.

"Sssh, pangeran Chris pasti makan dengan baik ya? sekarang sudah sebesar ini"

(√) Youngblood [1/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang