Chapter 2 : I Meet the Devil

7K 1.3K 132
                                    

Kebanyakan orang akan menangis saat kehilangan, kehilangan harga diri adalah yang paling menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebanyakan orang akan menangis saat kehilangan, kehilangan harga diri adalah yang paling menyedihkan.

Tidak apa-apa menangis, laki-laki juga boleh menangis. Tetapi pastikan luka yang membuatmu menangis hari ini sudah kau lupakan esok hari.

Oleh karena itu Hyunjin tidak menangis, karena rasanya luka yang ditimbulkan oleh kejadian buruk yang menimpanya beberapa saat yang lalu tidak akan pernah bisa dia lupakan entah itu besok, lusa atau hari setelah lusa, tidak bisa.

Hyunjin masih bisa mendengar suara pintu di belakang punggungnya terbuka, mungkin itu si pirang kaya yang di panggil Chan oleh lingkaran pertemanannya atau mungkin bajingan kaya yang lain, Hyunjin tidak peduli.

Chan yang baru masuk ke dalam salah satu ruang privat di Club malam tersebut berjalan mendekati sosok remaja yang sedang meringkuk seperti janin di atas sofa, memunggungi pintu.

"Kalau lo mau mati, seenggaknya jangan di Club gue"

Sebenarnya Hyunjin bisa mendengar suara Chan yang sepertinya berdiri di belakangnya.

"Apa bakal bangkrut" tanya Hyunjin tiba-tiba.

Alis kanan Chan naik, "Maksud Lo? "

Hyunjin mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap Chan yang menjulang tinggi di depannya.

"Kalau gue mati di sini, Lo bakal bangkrut ya?"

Seringaian lebar muncul di wajah Chan, dia kira adik dari Lee Minho ini akan jinak seperti kakaknya tapi ternyata dia salah ya?

"Jangan liat gue begitu bocah, gue cuma ngajarin lo nyari duit"

Hyunjin tertawa terbahak-bahak, seolah-olah ucapan Chan barusan sangat lucu.

"Haha, sumpah-" Hyunjin menyeka sudut matanya yang berair dengan lengannya "-bajingan kayak lo yang punya papa mama kaya dan duit bejibun ngomong gitu?"

Tanpa sadar Chan mengatupkan rahangnya lebih kuat dari biasanya tetapi entah kenapa ia justru menunggu Hyunjin melanjutkan ucapannya.

"Brengsek yang dari lahir pakai dolar buat ngelap pup tau apa so'al nyari duit"

Grep

Wajah kecil Hyunjin otomatis mendongak ketika jari panjang Chan mencengkeramnya dengan erat.

"Pertama gue mau ngomong 'Terima kasih', karena berkat badan lo ini, perempuan-perempuan kaya tadi nggak ragu buat jadi investor di perusahaan gue-"

Cengkeraman di wajahnya semakin mengerat tetapi Hyunjin sama sekali tidak bersuara.

"-kedua, sama seperti perempuan-perempuan tadi yang bisa suka sama lo tanpa alasan, gue juga benci sama lo tanpa alasan, jangan buat gue tambah benci lagi atau lo bakal tau neraka dunia itu gimana" Chan menghempaskan wajah Hyunjin ke samping.

(√) Youngblood [1/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang