[FINISH]
Jaehyunnya tidak pernah pulang, meski begitu Doyoung tetap menunggu dengan sabar.
Karena Jaehyun adalah satu-satunya cinta dalam hidup Doyoung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Doyoung pikir, Jaehyun benar-benar akan segera kembali padanya. Nyatanya lelaki itu lebih memilih untuk pergi berkelana mencari kebahagiaan dibanding pulang ke dalam pelukan orang yang mengasihinya. Padahal Doyoung akan dengan ikhlas memberikan seluruh cinta dan afeksi pada Jaehyun yang mungkin haus akan perhatian dan kasih sayang, karena sepertinya itu adalah hal yang Jaehyun butuhkan.
Jika tidak, mengapa lelaki itu bisa dengan cepat berganti pasangan tak lama setelah yang sebelumnya menghilang. Bahkan raut wajahnya ketika muncul di depan publik sama sekali tak menunjukkan kalau dirinya sedang berduka.
Doyoung sangat benci hal itu. Benci pada Jaehyun yang sama sekali tak berniat untuk pulang. Benci pada Jaehyun yang tak mencari keberadaannya kala jatuh dalam kesedihan, padahal Doyoung pasti akan menyambutnya dengan pelukan hangat dan ciuman mesra.
Apakah wanita lain memang lebih menarik daripada dirinya?
Apa yang selama ini kurang dari diri Doyoung?
Apa karena dia tidak berpakaian serba merah? Tidak memakai tas kulit berwarna hijau? Karena tidak ada anting emas murni yang menggantung di kedua telinganya?
Tapi sekarang Doyoung memiliki segalanya! Dia memiliki apapun yang wanita-wanita jalang itu punya. Jaehyun tak perlu lagi melirik wanita lain, kan? Harusnya Jaehyun puas dan merasa cukup ketika melihat Doyoung yang memiliki segala yang Jaehyun inginkan.
Tapi mengapa Jaehyunnya masih enggan untuk kembali pulang?
Atau mungkin lelaki itu kini telah buta sehingga tak lagi dapat menatap Doyoung yang jelas-jelas sedang mencarinya.
Ini tidak bisa dibiarkan, Doyoung tidak bisa membiarkan ini terus terjadi.
Jaehyun tidak boleh tersesat ke tempat yang salah lagi.
Maka di malam musim dingin yang mampu membekukan tulang, Doyoung meraih kunci mobil mewah pribadi yang jarang Ia pakai dan melesat membelah gelap malam tanpa peduli pada apapun lagi.
Roda mobil berputar dalam kendali yang stabil, dikendalikan menuju sebuah daerah bernama Apgujeong yang terletak di distrik Gangnam. Tempat yang dipenuhi dengan apartemen mewah dan kelab-kelab yang pasti akan ramai dengan lautan manusia dengan berbagai macam bau. Bau minuman, bau badan.
Doyoung mengernyit ketika memikirkannya. Itu adalah salah satu alasan mengapa Ia lebih senang untuk minum dan mabuk di rumahnya, daripada minum di luar dan membuat kekacauan tak terduga.
Jubah bulu sintetis yang membalut tubuhnya dieratkan tepat setelah mobilnya terparkir sempurna di pinggiran jalan. Keluar dan menunduk untuk menghindari pemandangan tak mengenakkan yang terpampang di depan matanya sekarang.
