"Oh, yang anaknya sok banget gara-gara temenan sama Bayu sama Ino?"
"Oh, yang anaknya sok galak itu?"
"Siapa yang nggak kenal dia, sih? Anak orang kaya, bebas."
Calvin, dan sederet kata-kata negatif di belakang namanya. Bicara soal Calvin, maka akan ada obrolan panjang di belakangnya.
Gaduh.
Riuh.
Berisik.
Entah apa yang membuat orang senang membicarakan seseorang, terlebih yang dibicarakan belum tentu adalah kebenarannya. Tapi, yah, membicarakan orang lain memang sering menjadi topik utama ketika berkumpul. Kalau kata temanku, "Nggak lengkap kalau nggak ghibah." Memang ya, berbuat dosa sering kali jadi hal yang menyenangkan—secara tidak langsung.
Calvin memang berada di atas finansial rata-rata. Tapi, kenapa orang-orang salty karena kekayaan seseorang—yang bahkan itu harta milik orang tuanya?
Calvin orang yang galak? Iya. Dia orang yang bisa "membunuh" orang lain lewat tatapan mata. Terdengar berlebihan, tapi Calvin mampu menatap tajam seseorang yang berhasil membuat mood-nya memburuk.
Calvin orang yang—ah, sudahlah. Kita tidak pernah tahu diri seseorang itu bagaimana. Lagi pula, aku tak begitu mengenal Calvin selain namanya.
Tapi yang jelas, Fakultas Hukum semakin gaduh semenjak munculnya Calvin Antares sebagai mahasiswa baru.
Calvin jelas membawa sesuatu yang tidak biasa.
Pun, dia membawa sesuatu yang tidak pernah aku pahami. Sampai sekarang.
———
A/N: Yas, harusnya aku menyelesaikan Renjana & Kiwari, tapi otakku susah diajak kerja sama dengan cerita itu. Huhu. Semoga nggak lama-lama.
Oh ya, selamat bertemu Calvin Antares—nama yang tentu saja aku pinjam dari @sklokal! Thank u, admin!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
