🌧Chapter 07

910 192 31
                                    

"Kim Seungmin... hehe... manis sekali."

Chan sibuk berbicara tidak jelas sambil bertopang dagu di meja ruang khusus tim proyek game.

Jika sedang sendirian seperti ini, Chan akan berfantasi sambil senyam-senyum tidak jelas. Dan sepertinya Kim Seungmin adalah aktor utama dari fantasi Chan hari ini. Membayangkan betapa manisnya senyuman Seungmin, membuat Chan meleleh. Astaga, dia ingin melihat senyuman itu lagi seolah hal tersebut telah menjadi candu bagi Chan.

"Padahal baru kemarin, tapi aku sudah ingin bertemu dengannya lagi." Chan merengut sambil memainkan mouse dan komputer dengan asal.

Ayolah, Chan tidak gila hanya karena jatuh cinta bukan? Lihatlah lelaki Australia itu sekarang, lebih sering berandai-andai dan mengkhayal tentang Seungmin. Kalau menurut Woojin sih, Chan itu mesum.

"Bagaimana aku memulai proyek ini? Aku harus memulainya agar membuat Seungmin bangga."

Lelaki berkulit pucat itu kemudian beranjak menuju ke komputer tim proyek game untuk mencari referensi di internet. Matanya agak membelalak kaget melihat layar monitor komputer menampilkan kalimat 'Error 404 Not Found'. Padahal Chan yakin kalau sambungan internetnya lancar, namun kenapa malah seperti ini. Beberapa kali Chan mencoba untuk menyambungkan ulang, dan memeriksa pencarian di search engine, namun gagal. Sambungan internetnya berhasil disambungkan, namun itu tidak berfungsi.

"Ada apa ini?" Gumamnya kembali mengutak-atik komputernya. Tidak ada problem, namun tetap tak mau menyambung ke situs.

Apa jangan-jangan jaringannya di-hack? Pikiran Bang Chan mulai bercabang-cabang karena banyaknya sugesti tentang problematika jaringan komputer sekolah.

"Chan! Chan!" Woojin tergopoh-gopoh masuk ke dalam ruangan. Napasnya terengah-engah, seperti dikejar sesuatu.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat panik begitu?"

Woojin mendekati meja Chan, sembari mengatur napas. Ada hal yang sangat penting harus ia sampaikan pada sahabatnya tersebut.

"Begini, jaringan wi-fi sekolah kita diretas!"

Netra Chan melebar mendengar penuturan Woojin.

Diretas? Bagaimana bisa? Setahu Chan, wi-fi di sekolahnya memiliki tingkat keamanan yang lumayan, sulit untuk dibobol. Siapapun yang meretas, pastilah dia orang yang jenius. Chan harus mencari tahu.

"Ternyata memang ada yang tidak beres!" Lelaki pucat itu segera keluar ruangan, dia ingin mencari pelakunya.

"Hey! Tunggu!"

Woojin menyusulnya segera. Sudah ia duga kalau Chan akan bertindak, walau tidak tahu dimana pelakunya berada.

"Chan! Tunggu!"

Chan tidak menggubris teriakan Woojin yang memanggil namanya, ia tetap berjalan. Hingga akhirnya Woojin mampu menyamai langkahnya dan menghentikan sahabatnya itu.

"Heh! Kau mau kemana?"

"Menangkap pelakunya! Memang apa lagi?!"

Woojin menghela napas berat. Inilah yang dia tidak suka dari Chan, terlalu gegabah dalam membuat keputusan.

"Memangnya kau tahu dimana pelakunya?"

Skak mat!

Pemuda Australia itu menggaruk pipinya. Benar juga apa kata Woojin, memangnya dia tahu dimana pelakunya? Dasar Bang Chan!

"Ehmm--"

"Lain kali kau pikir matang-matang sebelum bertindak."

Chan mengangguk. Kakinya kini berbalik menuju ke ruang khusus tim proyek game.

"Aku harus mencari Minho, kau tunggu di ruangan dan kita berdiskusi bersama," kata Woojin sebelum berlalu pergi.

***

"Duh, ini kenapa ya?" Minho beberapa kali mencoba menyambung internet menggunakan ponsel pintarnya, namun tidak dapat terkoneksi.

Pemuda Lee itu kini sedang berada di lab komputer sekolah. Di lab dia tidak sendirian, ada seorang pemuda yang sedang sibuk dengan komputernya. Minho sih tidak peduli dengan orang lain, yang penting koneksi internetnya bisa cepat kembali.

"Masa iya aku harus pakai mobile data sendiri? Pemborosan! Kalau ada jaringan wi-fi sekolah, mengapa harus pakai mobile data sendiri?" Dari tadi Minho sibuk meracaukan hal tentang jaringan.

Tetapi karena jaringan trouble ya, Minho semakin meracau tidak jelas. Mengapa harus di saat-saat ketika part baru game yang ia mainkan rilis? Padahal Minho ingin segera memainkannya, tapi apa daya jaringan sekolah sedang tidak mendukung dan dia malas menggunakan mobile data miliknya.

"Hey, kau!" Panggil Minho pada pemuda yang sedari tadi sibuk berkutat dengan komputer, bahkan mungkin tidak menyadari keadaan sekitarnya.

"Hm?" Pemuda itu menoleh. Dia memiliki dagu yang agak lancip, sorot mata tajam, dan terkesan agak menakutkan. Namun badannya lebih kecil dari Minho.

"Apa jaringan internet sekolah sedang trouble? Dari tadi aku me--"

"Mana aku tahu," katanya cuek, bahkan Minho belum sampai menyelesaikan kalimatnya.

Aneh. Pikir Minho. Netranya kini terpaku pada layar monitor yang menampilkan background hitam dengan tulisan kode-kode yang tidak Minho pahami. Itu kode yang cukup rumit.

"Hey, apa kau--"

"Minho!"

Minho tersentak. Menoleh ke arah pintu dan menemukan Woojin sudah berdiri di sana.

"Wo-woojin?"

"Ayo cepat ke ruangan!"

Tanpa banyak debat, Minho segera mengekori Woojin keluar dari lab komputer meski matanya untuk beberapa detik masih terpaku pada layar monitor komputer di hadapan pemuda aneh tadi.

Ada yang tidak beres!




To be continued...


a/n:

Hayoo adakah yg bisa nebak cowok di depan komputer lab?

Cloudburst | chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang