🌧Chapter 08

977 176 14
                                    

"Ini akan menjadi masalah bagi kita kalau tidak segera menangkap pelakunya." Nada bicara Chan terdengar sangat serius, padahal mereka hanya membahas tentang wi-fi sekolah mereka yang diretas. Tidak ada wi-fi sekolah seolah menjadi akhir dunia bagi mereka.

"Sangat serius!" Sahut Minho setuju akan pernyataan Chan. Hatinya sangat gelisah sebab masalah yang tengah mereka hadapi saat ini. Dia tidak bisa memainkan part baru dari game yang dia mainkan.

Woojin memutar bola matanya malas. Kedua temannya itu berkata seolah ini adalah bencana yang mematikan. Padahal hanya jaringan wi-fi diretas, tapi berasa seperti dijajah oleh negara lain. Oke, terlalu berlebihan memang.

"Oh, ayolah. Bisakah kalian tidak membesar-besarkan masa--"

"Ini masalah besar, Jin!" Seru Chan menggebrak meja, membuat Woojin tertegun.

"Ini bencana!" Tambah Minho.

"Ini jauh lebih mengerikan dari invasi alien atau ledakan bom nuklir!"

Lagi-lagi mereka terlalu hiperbola menanggapi masalah ini. Woojin pusing sendiri, sebenarnya apa yang telah Minho lakukan hingga membuat Chan ikut-ikutan aneh seperti dia? Doakan Woojin tetap waras hingga upacara kelulusan suatu hari nanti.

"Sekarang kita harus temukan pelakunya segera!" Tekad Chan membara bagai api.

"Setuju!" Ditambah dengan Minho yang punya dendam kesumat dengan sosok yang meretas jaringan wi-fi sekolah mereka.

"Besok pulang sekolah jangan langsung pulang, langsung ngumpul di sini saja!"

***

"Chan, apa wi-fi sekolah masih diretas?" Tanya Younghoon mencolek bahu teman sekelasnya itu.

"Kayaknya sih masih," jawab Chan usai mengecek jaringan wi-fi yang hingga hari ini masih belum dapat dipulihkan. Tangannya sudah gatal ingin menangkap pelaku dibalik ini semua.

Younghoon merengut. Sampai kapan jaringan wi-fi sekolah akan seperti ini? Ini jelas mengganggu kinerja di sekolah, baik guru maupun murid pasti terkena dampak negatifnya.

"Kata Yugyeom, guru-guru sedang menyelidiki hal ini namun belum menemukan titik terang." Younghoon bertopang dagu teringat apa yang dikatakan Yugyeom ketika makan siang di kantin tadi. "Kira-kira kapan kita akan terus seperti ini?"

Chan diam. Dalam otaknya sudah merencanakan banyak hal untuk menangkap si pelaku. Kalau menurut dugaannya sih, pelakunya adalah seseorang di sekolah ini, entah itu guru, karyawan, atau siswa. Dan pastinya dia orang yang cerdas atau minimal punya pengalaman meretas jaringan.

Rasanya ia ingin mempercepat waktu agar ia bisa berkumpul dengan Minho dan Woojin, kemudian menangkap pelakunya.

***

"Ho, gimana proyek game-mu?" Vernon bertanya sembari menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Minho dan Jungwoo.

"Belum mulai lagi sih, kau tau sendiri kan kalau Bang Chan mulai malas-malasan bikin proyek," jawab Minho sekenanya. Tapi memang benar Chan tidak bersemangat mengerjakan proyek sebelum bertemu Seungmin.

"Wah sayang sekali, padahal kalian bisa sukses kalau niat." Vernon sedikit kecewa. Pemuda blasteran itu menyayangkan peluang yang dimiliki Minho yang tidak dimanfaatkan dengan baik. "Kalau aku sepintar dirimu di pemrograman dan desain web, aku pasti sudah merancang proyek yang lebih dari itu."

"Haha, apaan sih? Aku tak sepintar itu."

"Dengar-dengar wi-fi sekolah kita diretas?" Jungwoo mengalihkan topik pembicaraan.

Cloudburst | chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang