🌧Chapter 09

821 183 17
                                    

"Mohon bimbingannya!"

Changbin membungkukkan badannya sebagai tanda hormat pada ketiga seniornya.

Chan tersenyum tipis, sedang Woojin dan Minho masih tidak mampu mempercayai hal ini. Chan mengajak hacker kurang ajar itu bergabung dengan tim proyek game mereka? Wow! Minho sangat sulit menerima kenyataan ini. Ia sudah sangat geram dengan tindakan Changbin meretas wi-fi sekolahan.

"Chan, kenapa kau benar-benar mengajaknya bergabung?" Bisik Woojin pada Chan yang berdiri di sampingnya.

Chan mengulum senyuman, menepuk bahu Woojin. "Kau masih tidak mengerti? Bukankah suatu hal yang sia-sia kalau orang yang punya bakat dan otak encer seperti dia tidak kita manfaatkan untuk tim ini?" Jelas Chan dengan berbisik pula.

Minho yang tak sengaja mendengarnya hanya memutar bola matanya malas. Dia masih tidak menerima keputusan ini. Lee Minho masih memiliki dendam pada Seo Changbin hanya karena peretasan wi-fi sekolah.

Minho masih tidak terima dengan insiden peretasan jaringan wi-fi yang dilakukan oleh Changbin. Kalau tidak ada Chan, Minho ingin memukuli Changbin hingga pemuda pendek itu menyesali perbuatannya.

"Jadi, kenapa kalian malah mengajakku bergabung?" Changbin membuka laptop miliknya.

Senyum tipis terulas di bibir Chan. "Kau tahu? Kau punya bakat dan potensi untuk menjadi programmer  yang handal, kau harus mengembangkannya." Lelaki berkulit pucat itu kemudian menghidupkan monitor komputernya. "Dan tim proyek game kami ini adalah salah satu cara untuk mengembangkan bakat dan potensimu itu, Seo Changbin."

"Hm. Begitu. Aku tak pernah berpikir sampai sejauh itu." Changbin menundukkan kepalanya. "Aku hanya mengetes tingkat keamanan wi-fi, dengan meretasnya. Dan kini aku malah harus terjebak dengan tim proyek game kalian."

"Ayolah, tim ini tak seburuk yang kau pikirkan, meskipun kami belum bisa menciptakan sebuah karya."

"Semalam Seungmin datang ke rumahku," ujar Minho mengubah topik.

Netra Chan langsung otomatis tertuju pada sobatnya itu. Sekarang dia menjadi sensitif jika mendengar nama Seungmin. "Ngapain?"

"Nganter makanan sama ngajakin main game bareng."

Kalau boleh jujur, Chan iri pada Minho yang bisa dekat dengan Seungmin tanpa rasa canggung. Bahkan mereka juga sering bertemu.

"Seungmin? Maksud kalian Kim Seungmin murid SMP Sejoo? Yang pintar itu?" Changbin agaknya tertarik dengan topik pembicaraan mereka. Kalau memang benar Seungmin yang mereka bicarakan adalah Seungmin yang ia kenal, maka Changbin tahu.

"Iya, darimana kau tahu Seungmin?" Minho mengernyitkan dahi. Aneh saja.

"Aku alumni SMP Sejoo, dan Seungmin satu organisasi denganku saat SMP wajar jika kami saling mengenal," jawab pemuda dark itu. "Kalian sendiri, bagaimana kalian mengenal Seungmin? Maksudku, dia bukanlah orang yang mudah untuk didekati."

"Dia tetanggaku. Tunggu... aku baru tahu kalau kau juga alumni SMP Sejoo? Kenapa aku baru melihatmu?" Minho menatap Changbin dengan tatapan menyelidik.

Changbin menghela napas, seniornya ini nampaknya bukan orang dengan wawasan luas. "Memangnya alumni SMP Sejoo itu hanya orang yang kau kenal dan kau pernah lihat? Tidak."

Minho diam. Dalam hati dia sudah menyumpah-serapahi pemuda bertubuh mungil tersebut. Kenapa Chan malah mengajaknya bergabung sih? Minho sungguh tidak menyukainya.

"Wah, kau kenal dekat dengan Seungmin?" Tanya Chan.

Minho dan Woojin refleks langsung melirik kawan mereka itu. Pastilah Chan akan mengadakan interview dadakan pada Changbin perihal Seungmin. Efek jatuh cinta, jadi seperti itu.

"Enggak terlalu sih, dia anak yang baik dan sopan. Hanya saja... agak sulit akrab dengannya, karena dia orang yang terlalu realistis dan sedikit pedas omongannya."

Realistis.

Pedas omongannya.

Oke, Chan tertantang menaklukkan hati Seungmin. Bocah SMP itu mungkin terlihat baik hati di depan Chan, nyatanya hanya bentuk formalitas agar terlihat sopan. Minho pernah bilang kalau pola pikir Seungmin sudah seperti orang dewasa, dia cerdas dan punya pandangan luas.

Tapi... apa bisa Chan membuatnya menoleh padanya?

Dengan prestasi mungkin bisa.





To be continued...


a/n:

Hello :)

Ah, sorry for slow update. Jujur aku sangat sibuk akhir-akhir ini, tp kuusahakan menyelesaikan book ini. Thanks for read.

See you in next chapter :)

Cloudburst | chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang