06. Who is she

26 2 0
                                    

Happy reading;)

~~~

Setelah kejadian di roftop sekolah tadi, Azka menuju taman belakang sekolah. Tempat yang cukup tenang dan aman untuk menenangkan dirinya. Jantungnya berdetak begitu cepat sedari tadi. Azka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Azka berbaring dikursi panjang yang tersedia di taman belakang sekolah ini. Tangan kirinya dibawah kepalanya sedangkan yang satunya lagi digunakan menutup wajahnya. Kemudian kejadian beberapa menit tadi terulang lagi. Namun ada yang berbeda, jantung Azka kembali berdetak tak karuan bahkan hanya membayangkan wajah gadis ini.

"Argh.." teriak Azka frustasi, ia benar benar bingung pada dirinya sendiri.

Apa yang salah sih sama gue? Siapa cewe itu..kenapa cuma mikirin dia gue jadi gini? Siapa pun lo gue bakal cari tahu!
Batin Azka.

Setelah itu Azka memutuskan untuk bermain basket. Mungkin saja setelah itu, ia bisa kembali tenang. Setidaknya ia bisa melampiaskan semuanya dengan bermain.

Akhirnya Azka telah sampai di lapangan basket sekolah ini. Langsung saja ia mengambil bola basket dan mulai memainkannya. Ia tak sadar bahwa ada orang lain disana. Namun mereka bermain seolah-olah tak ada siapa pun disana, mereka dikuasai oleh pikirannya masing-masing. Sehingga akhirnya mereka bertabrakan karena berjalan berlawanan arah.

bugh

"Ga liat ada orang apa?!" Bentak Azka, kemudian bangkit tanpa memedulikan orang yang telah bertabrakan dengannya.

"Woi! Sinting lo, lo juga ga liat liat! Dasar payah!" Teriak orang tersebut yang rupanya adalah Carli. Hari ini Carli memang sedang mapel olahraga, kini ia sendiri yang bermain karena yang lain telah lelah dan kembali ke kelas atau hanya ke kantin. Sehingga di lapangan ini tinggal Carli dan Azka saja.

Azka yang mendengarnya tak terima dikatakan payah. Azka segera menghampiri Carli kemudian menatapnya tajam, namun Carli tak mau kalah. Ia juga menatapnya tajam. Setelah itu Carli bangkit namun masih menatap tak suka Azka.

Kemudian Carli mengambil bola basket yang ia mainkan tadi, lalu melemparnya tepat di tempat Azka berdiri. Dengan cepat Azka menangkapnya. Karena tak ingin ribut, Azka berbalik dan berjalan meninggalkan Carli.

"Ck.." ucap Carli tak terima diperlakukan seperti ini. Dengan cepat ia mengejar langkah Azka. Kemudian mengambil bola basket tersebut dan melemparnya. Bola tersebut masuk dengan sempurna. Carli menatap Azka sambil tersenyum miring. Azka yang melihat sikap Carli, seolah mengerti bahwa saat ini Carli sedang menantangnya. Jadi mau tidak mau Azka harus menerima tantangannya.

Setelah itu pertandingan antara Azka dan Carli pun dimulai. Mereka bermain dengan sangat baik, dua-duanya sama sama kuat. Tak ada yang ingin mengalah. Kini bola berada ditangan Carli namun dengan cepat Azka merebutnya. Mata mereka bertemu sesaat.

Deg

Carli merasa aneh saat menatap mata Azka. Jantungnya serasa berdegup cepat dibanding sebelumnya, namun ia tak terlalu menghiraukannya. Katanya mungkin saja ini karena terlalu lama bermain. Setelah itu Azka melempar bola basket itu dan masuk dengan sempurna. Kemudian Azka menatap Carli dengan menaikkan sebelah alisnya.

prak prok prak

Terdengar suara tepukan tangan datang dari arah belakang lapangan. Mereka berdua tak sadar, sedari tadi ada orang lain lagi di lapangan tersebut. Azka dan Carli berbalik dan menatap orang yang kini menghampiri mereka sambil bertepuk tangan.

Always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang