Dua [Sudah Direvisi]

3.2K 527 488
                                    

Author POV

Jika anak-anak lain biasanya masih tidur nyenyak sementara ibu mereka telah sibuk mengerjakan segala macam pekerjaan rumah dan menyiapkan sarapan, hal itu tidak berlaku bagi Ara.

Bangun pagi-pagi sekali saat hari masih gelap, mengerjakan segala macam pekerjaan rumah dan memasak sarapan telah menjadi rutinitas Ara setiap pagi semenjak Chaeri koma.

Membersihkan rumah dua lantai sendirian tentu menguras tenaga sekali. Namun Ara tetap senang mengerjakan semuanya, lagipula menurutnya pekerjaannya jadi sedikit ringan karena pakaiannya dan pakaian yang lain dicuci di laundry.

"Ada yang belum dikerjain? Biar Papa bantu."

Hyunsuk muncul di belakang Ara yang sedang memasak kimchi fried rice dan omelet.

"Pagi, Papa!" sapa Ara ceria, dikecupnya sebelah pipi Hyunsuk. "Gak ada. Udah selesai semuanya. Papa duduk aja liatin Ara masak," ujarnya sambil menarik Hyunsuk untuk duduk di kursi meja makan.

Hyunsuk tersenyum bangga menatap putri kecilnya yang dulu sering merengek minta disuapi makan, namun kini telah bisa memasak sarapan untuk seluruh penghuni rumah.

"Anak Papa kok udah pinter ngurus rumah ya, mana jago masak kaya Mamanya. Bahaya sih ini, bisa-bisa abis lulus SMA langsung dilamar seseorang."

Ara tergelak mendengar ucapan sang Papa. Matanya menyipit tiap kali tertawa, persis seperti Hyunsuk.

"Emangnya boleh nikah muda?"

"Nggak!" sahut Hyunsuk cepat.

"Kan biar kaya Papa sama Mama."

"Nggak boleh. Minimal sekolah dulu sampai S1." Hyunsuk menegaskan, lalu berdiri dan kembali mendekat ke arah putrinya dengan mata memicing. "Kamu mau nikah muda? Ada orang yang kamu suka?"

Mata Ara membelalak, "nggak ada!" ujarnya, setelah terdiam beberapa detik.

"Ih, mikir dulu, berarti ada!"

"Sok tau banget."

"Siapa sih siapa? Pasti Aron yaaa?" goda Hyunsuk.

"Idih, ya kali!"

"Terus siapa dong? Ayo ngakuuuu!"

Ara cepat-cepat meletakkan 4 piring nasi goreng kimchi dengan omelet di atas meja makan, melepas celemek, lalu berlari ke lantai atas.

"Aku siap-siap dulu yaa. Makan aja duluan kalau udah laper." Ara menyeru sambil berlari.

Hyunsuk terkekeh menatap kepergiannya. Raut wajahnya masih kelihatan curiga, bahwa sang putri kesayangan sepertinya telah memiliki gebetan.

"Kapan dia jadi sedewasa ini sih," gumam Hyunsuk masih tak percaya. Dirinya beralih menuju tempat cucian piring dan mulai mencuci peralatan masak yang tadi dipakai Ara.

Pukul 6.15 anak-anak telah berkumpul di meja makan bersama Hyunsuk. Sejak tadi berkali-kali atensi Hyunsuk tertuju pada Raon, namun putra bungsunya itu tak sekalipun menatapnya.

"Papa hari ini lembur lagi?" tanya Ara memecah keheningan. Sebelumnya hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar.

"Belum tau nih."

"Bisa gak malem ini pulang lebih awal?"

"Emang kenapa?"

"Papa hampir tiap hari lembur terus. Ara tau banyak yang harus Papa urus di perusahaan, tapi kan Papa gak harus lembur tiap hari juga. Nanti kalau Papa kecapekan terus sakit gimana?"

Decision || Choi Hyunsuk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang