Delapan [Sudah Direvisi]

2.7K 481 559
                                    

Author POV

Hyunsuk telah meminta Pengacara Yoon—pengacara keluarga Papa Jiyong sejak lama, dan timnya untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi antara Raon dan tiga laki-laki yang mengeroyoknya semalam.

Mereka merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di Seoul. Raon berurusan dengan mereka karena insiden yang terjadi di jalan raya beberapa bulan lalu. Salah satu dari mereka yang merupakan pemilik sekaligus pengemudi mobil sport itu menyalahkan Raon karena menabrak bagian belakang mobilnya. Raon yang waktu itu merasa kebut-kebutan dengan motornya karena pikirannya sedang kalut pun langsung meminta maaf meski merasa bahwa insiden itu bukan sepenuhnya kesalahan dirinya.

Pemilik mobil malah mendesaknya untuk ganti rugi dengan meminta sejumlah uang yang tidak sedikit. Karena itu Raon memutuskan untuk bekerja paruh waktu di tempat dugem.

Tapi ternyata, insiden yang menyebabkan Raon harus mencari uang untuk ganti rugi itu nyatanya sama sekali bukan kesalahan Raon. Pada waktu kejadian, ketiga mahasiswa itu kebut-kebutan di jalanan dalam keadaan diri mereka masih berada di bawah pengaruh alkohol.

Melihat Raon mengenakan seragam sekolah, ditambah melihat motor yang dikendarainya, ketiga mahasiswa itu malah mengambil kesempatan untuk memeras Raon. Mereka menyalahkan Raon dan menuntut ganti rugi.

Hyunsuk telah siap jika harus bertanggung jawab dengan mengganti kerugian atau harus disalahkan seandainya Raon memang bersalah, tapi setelah tim pengacaranya menyelidi semua itu nyatanya Raon tak bersalah. Justru dia korban di sini.

Hyunsuk juga menyelidiki bagaimana bisa tempat dugem di mana Raon bekerja mempekerjakan anak di bawah umur, ternyata sang pemilik tempat hiburan malam itu pernah berhutang budi pada Raon. Pernah suatu kali Raon menolongnya waktu nyaris menjadi korban perampokan. Karena itu dia langsung bersedia mempekerjakan Raon bahkan memberi Raon upah yang cukup besar.

Tanpa Raon ketahui, ketiga mahasiswa yang memerasnya telah mengetahui bahwa Raon adalah putra dari pimpinan perusahaan hiburan ternama. Karena itu mereka langsung meminta Raon memberikan sejumlah uang yang mereka minta sekaligus. Berhubung Raon masih tak memberi sejumlah uang yang mereka minta semalam, mereka langsung menghajar Raon habis-habisan.

***

Kesadaran Raon mulai terkumpul. Sekujur tubuhnya terasa nyeri. Pandangannya yang semula kabur menjadi kian jelas perlahan-lahan.

Menatap sekeliling ruangan yang tampak asing, Raon bisa langsung tau bahwa dirinya terbaring di rumah sakit. Dengan pakaian pasien yang membalut tubuhnya, juga jarum infus yang tertancap di punggung tangannya.

Sambil meringis, Raon beringsut bangun dan turun dari ranjang. Dia menuju kamar mandi dan berdiri di depan cermin untuk melihat keadaan dirinya sendiri. Wajah Raon kelihatan kacau sekali. Luka dan memar di mana-mana. Siku kirinya diperban dan pergelangan salah satu kakinya terasa sakit sekali. Sakitnya makin menjadi waktu Raon mengingat bagaimana dirinya dipukuli habis-habisan semalam.

Dengan terpincang-pincang, Raon keluar dari kamar vip tempatnya dirawat. Raon terpaku waktu melihat kamar lain yang letaknya tepat berhadapan dengan kamar rawatnya. Bisa Raon lihat di permukaan pintu itu tertempel keterangan 'Kamar 1'.

Raon mengeratkan cengkeramannya ke tiang infusan, sebelum mendorongnya mendekat ke hadapan kamar rawat 1. Raon tau betul siapa yang terbaring di dalam sana. Setelah mematung dengan sesak yang berkumpul seketika dalam dadanya, Raon menggeser pintu perlahan-lahan.

Bahkan waktu pintu terbuka Raon masih belum berani menatap ke arah ranjang yang ada di dalam. Perlahan Raon melangkah masuk. Lalu perlahan juga sepasang matanya menatap ke arah ranjang di mana sang Mama terbaring lemah tak sadarkan diri dengan berbagai alat bantu medis yang terpasang di tubuhnya.

Decision || Choi Hyunsuk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang