2 ; when he come back to me

2.1K 373 62
                                    

Mata Seungmin masih mengarah pada pasangan adam dan hawa yang duduk di bawah pohon sana. Si lelaki mengelus rambut si perempuan kemudian mengecup puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang. Entah kenapa pemandangan tersebut membuat Seungmin sakit hati.

"Hyunjin sudah kembali normal. Seharusnya kamu juga, Seungmin."

Seungmin menoleh dan sudah mendapati Jisung duduk di sebelahnya. Tatapannya tidak berubah, masih sayu seperti saat melihat Hyunjin bersama perempuannya.

"Aku tidak bisa," ucapnya lirih.

Jisung tersenyum. "Bukan tidak bisa, tetapi belum bisa," ralat lelaki kecil itu. "Suatu saat nanti kamu pasti bisa."

Jisung kembali pada Seungmin semenjak temannya itu putus dari Hyunjin. Ia kembali menemani hidup Seungmin walaupun seluruh orang di kampus masih menggunjing temannya itu. Sebenarnya Jisung tidak benar-benar membenci Seungmin. Ia hanya kecewa melihat temannya itu berpacaran dengan seorang lelaki, makanya ia menjauhi Seungmin. Tetapi sebenarnya ia sama sekali tidak ingin menjauhi lelaki itu. Maka dari itu, kini ia kembali pada Seungmin.

Jisung melihat mata Seungmin masih mengarah pada Hyunjin dan Ryujin. Ia benar-benar merasa miris sekali melihat tatapan Seungmin yang begitu terluka. Temannya itu benar-benar sudah jatuh terlalu dalam pada Hyunjin.

Jisung menepuk bahu Seungmin. "Sudahlah, Min, masih banyak perempuan di luar sana yang mencintaimu. Jangan hanya melihat Hyunjin. Dia sudah menjadi masa lalumu."

"Aku tidak percaya dia meninggalkanku demi Ryujin."

"Itu adalah jalan terbaik untuknya. Kamu juga harus melakukannya, sama seperti apa yang dia lakukan. Berpacaran dengan seorang perempuan. Hey, kamu tahu Heejin? Perempuan cantik di kelas kita yang selalu duduk di depan dosen? Dia menyukaimu, tahu."

Tetapi Seungmin tidak mendengarkan Jisung. Hatinya sudah memilih Hyunjin, dan ia tidak bisa berpaling secepat itu.


**


Hyunjin putus dengan Ryujin sebulan kemudian. Seungmin tidak dapat memungkiri kalau ia merasa senang dengan kabar itu. Perasaan senangnya jauh lebih besar saat ia melihat Hyunjin kembali menunggu di depan kelasnya usai kelas bubar.

"Mau makan denganku?" tawar Hyunjin.

Seungmin tidak bisa menahan diri untuk mengatakan iya.

Hyunjin tidak mengajaknya makan di kantin kampus. Dia membawa Seungmin ke restoran di salah satu hotel mewah di kotanya. Restoran itu tak kalah mewah dengan hotelnya. Ruangannya luas, didominasi oleh karpet berwarna merah yang melambangkan cinta sejati. Hyunjin memilih bangku di sudut ruangan. Satu-satunya tempat yang tersembunyi.

"Aku merindukanmu," aku Hyunjin.

Seungmin tidak menyahut. Hanya menatap mata Hyunjin.

"Tidakkah kamu merindukanku?"

Seungmin diam. Dadanya bergemuruh hebat. Aku selalu merindukanmu, Hyunjin...

"Kamu masih mencintaiku?" tanya Hyunjin.

Seungmin masih diam. Tetapi dadanya semakin bergemuruh hebat. Hyunjin bertanya apakah ia masih mencintainya. Hyunjin bodoh. Dia terlalu bodoh untuk tidak menyadari perasaan Seungmin. Rasanya Seungmin ingin sekali menangis.

"Maafkan aku."

Seungmin berpaling. "Sudahlah, Jin. Lupakan saja."

"Aku masih mencintaimu."

Lalu kenapa kamu meninggalkan aku? Hati Seungmin menjerit. Dia benar-benar ingin sekali menangis.

"Aku ingin kembali padamu."

Kali ini Seungmin tidak bisa menahan air matanya. Ia benar-benar menangis sekarang.

Hyunjin tertegun melihat Seungmin menangis. Ia mendekati Seungmin dan mengangkat dagu lelaki itu. Hatinya sangat teriris melihat Seungmin menangis karenanya.

"Kamu tidak ingin kembali padaku?"

Seungmin terisak. Ia menggelengkan kepala, menyuruh Hyunjin untuk menghentikan semua ucapannya. Tetapi Hyunjin salah mengartikan gelengan kepala itu. Ia mengira Seungmin tidak ingin kembali padanya.

Hyunjin mendekatkan wajahnya pada wajah Seungmin. Ia mengecup mata Seungmin, menghapuskan seluruh air mata yang menggenang di pelupuk mata lelaki itu. Seungmin tidak terkejut, ia hanya diam atas perlakuan yang Hyunjin berikan. Bibir Hyunjin turun ke bawah, menghapus aliran air mata yang membasahi kedua belah pipi Seungmin dengan bibirnya. Hingga akhirnya bibir Hyunjin bertemu dengan bibir Seungmin. Mereka berciuman.

Lima detik tanpa perlawanan, Hyunjin masih menempelkan bibirnya pada bibir Seungmin. Kemudian ia merasakan sebuah lidah membuka celah bibirnya dan masuk ke dalam lorong mulutnya. Menjelajahi setiap sudut mulut Hyunjin dan mengecapnya pelan. Seungmin sedang membalas ciumannya.

Mereka melanjutkan ciuman panas mereka sampai keduanya terengah-engah.

Mereka saling bertatapan, kemudian berpelukan. Menyalurkan segala kerinduan mereka.

Tidak ada kata yang terucap sama sekali dari bibir Seungmin. Tetapi Hyunjin tahu kalau Seungmin masih mau menerimanya. Seungmin masih mencintainya.

The Boys Who Are Like Wild Birds [Hyunmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang