Hyunjin tidak ingin memikirkan keraguan itu.
Hyunjin tidak ingin memikirkan keraguan yang ternyata masih saja bersarang di hatinya. Ia akan mencoba untuk membuka seluruh hatinya, seperti apa yang Seungmin katakan. Membuka hatinya, membiarkan Seungmin masuk ke dalamnya dan membiarkan perasaan itu bersarang di sana. Hyunjin akan berusaha sepenuh hati mencintai Seungmin.
Maka dari itu ia memutuskan untuk tinggal serumah dengan Seungmin dua bulan kemudian.
Pada malam pertama mereka tinggal bersama, Hyunjin merasakan kenyamanan saat berbicara dan tertawa bersama Seungmin di balkon rumah. Pada malam kedua, Hyunjin bermain gitar untuk Seungmin dan Seungmin bernyanyi mengiringi permainan Hyunjin. Dan Hyunjin masih merasakan kenyamanan itu. Pada malam ketiga dan keempat, mereka menghabiskan waktu di atas kasur. Saling mengucapkan kata romantis kemudian berpelukan. Saat itu keraguan kembali merayap di hati Hyunjin. Dan pada malam kelima, Hyunjin menyerahkan miliknya pada Seungmin.
Hyunjin memasukkan tubuhnya pada tubuh Seungmin. Seungmin meringis, dan Hyunjin membungkam kesakitan Seungmin dengan memberinya ciuman panas. Lalu mereka akan berakhir dengan rasa lelah yang kemudian membuat mata mereka terpejam dan tidur tanpa busana sampai mereka bangun keesokan paginya.
Esok paginya, setelah mereka melakukan kenikmatan yang tabu, mereka mandi bersama. Saling membersihkan punggung kekasihnya satu sama lain. Tetapi Seungmin tidak tahu, kalau saat itu keraguan kembali bersarang di hati Hyunjin.
Apa yang baru saja dilakukan Hyunjin tadi malam pada Seungmin? Oh Tuhan, ini benar benar salah!
Hyunjin masih bersikap biasa, setidaknya hanya untuk beberapa jam. Setelah mereka berangkat ke kampus bersama, kemudian berpisah di lorong kampus untuk menuju kelas yang berbeda, Hyunjin kembali menuruti kata hatinya.
Hyunjin meragu.
Maka yang bisa dilakukannya adalah...
Melepas Seungmin, lagi.
**
Hyunjin masih tetap tinggal bersama Seungmin. Setidaknya mereka tidak benar-benar putus. Hyunjin tidak pernah mengatakan pada Seungmin kalau ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Seungmin. Ia hanya mengatakannya dalam hati, dan ia membiarkan hatinya yang melepas Seungmin, sementara raganya masih bersama Seungmin. Karena ia sendiri masih meragu dengan apa yang harus dilakukannya. Bertahan atau meninggalkan.
"Hyunjin, kamu sudah makan?" tanya Seungmin setelah Hyunjin keluar dari kamar mandi.
"Sudah," jawab Hyunjin, lalu melemparkan tubuhnya ke atas sofa, kemudian menyalakan televisi.
Dan tak ada lagi pembicaraan di antara mereka setelah itu. Seungmin makan dalam diam dan... sendirian.
Begitulah yang kemudian terjadi di rumah kecil itu. Hyunjin menjaga jarak dari Seungmin, dan Seungmin juga melakukan hal yang sama. Hyunjin tahu lelaki manis itu hanya mengikuti alurnya. Hyunjin tahu lelaki manis itu merasa sakit hati atas sikapnya yang mendiamkan Seungmin. Hyunjin tahu lelaki manis itu ingin sekali bertanya tentang hubungannya dengan Yeji. Tetapi Hyunjin pura-pura tidak tahu dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi di antara mereka.
Yeji? Ya, teman satu angkatan di kampusnya itu adalah korban pelampiasan Hyunjin yang berikutnya. Sama seperti Ryujin, Yeji merasa tidak keberatan dengan masalah tersebut. Ia rela berpura-pura berpacaran dengan Hyunjin.
Tetapi kemudian, de ja vu kembali terjadi.
Yeji mengutarakan perasaannya pada Hyunjin dan tidak ingin berpura-pura berpacaran lagi dengan Hyunjin. Perempuan itu ingin berpacaran sungguhan.
Hyunjin menyentuh dadanya. Ia sedang bertanya pada hatinya. Tetapi ia tidak dapat mendengar apa kata hatinya. Hatinya tidak berbicara sama sekali. Dan Hyunjin sama sekali tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Yeji. Di sisi lain, Hyunjin masih tinggal serumah dengan Seungmin, dan Hyunjin sama sekali belum mengakhiri hubungan mereka. Hyunjin masih memikirkan Seungmin, ia tidak bohong akan hal itu. Oh, pantas saja hatinya tidak berbicara, karena sebagian hatinya masih ada pada Seungmin, seperti waktu itu, saat ia pergi bersama Ryujin.
Maka perkataan yang ia ucapkan untuk Yeji adalah...
"Maafkan aku, Yeji. Aku masih menjadi milik Seungmin."
Setelah itu, Hyunjin kembali pada Seungmin. Dan Seungmin kembali menerimanya. Seungmin tidak memiliki alasan untuk menolak Hyunjin. Seungmin sangat merindukan Hyunjin.
Dan Hyunjin sudah merasa cukup akan hal itu.
Dulu, saat ia pergi bersama Ryujin, ia merasa sebagian dari dirinya ada yang hilang. Seperti puzzle, ia merasa telah kehilangan sekeping puzzle untuk menyempurnakan puzzle tersebut. Saat kemudian ia kembali pada Seungmin, ia menemukan sekeping puzzle tersebut, dan ia merasa kembali hidup. Sempurna, seperti puzzle-nya. Tetapi saat ia pergi untuk Yeji, sekeping puzzle itu kembali menghilang. Ke mana pun ia mencari sekeping puzzle itu, ia hanya tahu kalau Seungmin-lah yang memiliki 'sekeping penyempurna hidup' itu.
Maka dari itu, Hyunjin berjanji tidak akan pergi lagi.
Hyunjin tidak ingin kehilangan sekeping puzzle itu lagi.
Hyunjin tidak akan mengikuti kata hatinya yang mengatakan ragu.
Hyunjin hanya akan mengikuti kata hatinya yang mengatakan mencintai Seungmin.
**
Hari-hari berikutnya dilalui Hyunjin dengan menghabiskan waktunya bersama Seungmin. Menemani Seungmin memasak. Menemani Seungmin berbelanja. Menemani Seungmin mencuci pakaian. Menemani Seungmin menjemur pakaian. Menemani Seungmin menuju kelasnya. Menunggu Seungmin di luar kelas. Lalu kemudian mereka akan makan siang bersama di kantin dan pulang bersama.
Dunia masih menolak mereka.
Tetapi tidak separah dulu.
Kini hanya sebagian yang menolaknya. Sisanya mereka tidak peduli dan sudah menganggap hubungan mereka biasa saja.
Pasangan Seungmin dan Hyunjin menjadi pasangan yang fenomenal di kampus. Ekstrim. Tanpa backstreet, Hyunjin dan Seungmin menunjukkan pada dunia kalau mereka saling mencintai. Tidak peduli kalau mereka sama-sama lelaki. Mereka hanya tahu bahwa mereka saling mencintai. Dan itu lebih dari cukup.
Tetapi...
Apakah ini cinta yang sebenarnya untuk Hyunjin? Apakah benar ini cinta yang diinginkan Hyunjin?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boys Who Are Like Wild Birds [Hyunmin] ✔
Fanfic... but eventually Hyunjin will come back to Seungmin. [bxb, boys love]