Hyunjin telah membuat Seungmin mencintai lelaki bertubuh tinggi itu.
Kencan buta yang sering mereka lakukan perlahan membuat secuil perasaan berharap di dalam hati Seungmin. Seungmin tahu seharusnya ia tidak boleh, tetapi hatinya―entah sejak kapan―sudah memilih Hyunjin.
Mungkin semuanya bermula dari pertemuan aneh mereka di ruang auditorium delapan bulan yang lalu. Seungmin bernyanyi mengisi acara pertemuan lima angkatan di kampus mereka waktu itu. Hyunjin ada di sana. Dia menonton Seungmin, dan dia terpesona dengan suara lelaki itu. Usai acara, lelaki berparas tampan itu mendekati Seungmin dan memperkenalkan diri sebagai seniornya di kampus. Hyunjin lebih tua setahun, dan dia berada di semester 4 saat itu. Hyunjin banyak berbicara, dan Seungmin hanya diam mendengarkan. Berbanding terbalik dengan kebahagiaan Hyunjin bisa berkenalan dengan Seungmin, Seungmin merasa tidak ada yang menarik dari pertemuan pertama mereka. Biasa saja.
Pertemuan kedua mereka tentu saja disengaja oleh Hyunjin. Lelaki itu datang ke kelas Seungmin dan mengajaknya makan bersama. Seungmin tidak mengira apa-apa. Dia hanya berpikir kalau Hyunjin ingin berteman dengannya jadi ia hanya mengiyakan. Mereka banyak mengobrol ketika itu. Hyunjin yang selalu mendominasi percakapan. Seungmin hanya diam mendengarkan. Dan Seungmin masih merasa biasa saja.
Kemudian pertemuan mereka selanjutnya semakin disengaja oleh Hyunjin. Seperti Hyunjin yang sudah berdiri di depan kelas Seungmin usai kelas bubar. Hyunjin yang selalu menawarkan diri untuk mengantarkan Seungmin pulang. Hyunjin yang selalu mengajak Seungmin makan bersama. Hyunjin yang selalu mengajak Seungmin berkeliling kota Seoul. Dan Hyunjin yang selalu melakukan apa pun untuk Seungmin.
Seungmin curiga dengan apa yang dilakukan Hyunjin selama ini padanya. Ia mulai berpikir yang tidak-tidak. Ia tidak ingin berpikir kalau Hyunjin menyukainya, tapi ia tidak bisa memungkiri kalau ia memang berpikiran seperti itu. Kecurigaannya semakin bertambah saat Hyunjin mengajaknya pergi saat malam minggu.
Hyunjin membawanya ke pasar malam. Di sana Hyunjin mengajak Seungmin naik kora-kora, komedi putar, dan wahana menyeramkan lainnya. Seungmin ketakutan, dan Hyunjin melindunginya. Bahkan tak jarang Seungmin menemukan dirinya dipeluk oleh Hyunjin. Hati Seungmin berdebar. Ia yakin kalau debaran di dadanya bukan karena ia menyukai Hyunjin, tetapi justru ia takut kalau Hyunjin menyukainya.
Hyunjin menyukai Seungmin. Akhirnya lelaki berparas tampan itu mengutarakan perasaannya saat mereka naik komedi putar. Di dalam kereta berputar itu, Hyunjin mengatakan kalau ia menyukai Seungmin. Dan Seungmin terkejut. Ia disukai oleh seorang lelaki. Ia disukai oleh sesama jenisnya.
Setelah malam itu, Seungmin menghindar dari Hyunjin. Seungmin selalu me-reject panggilan Hyunjin. Tidak pernah lagi ia membalas pesan Hyunjin. Dan ia selalu memalingkan pandangan saat berpapasan dengan Hyunjin di kampus. Seungmin benar benar menjauhi Hyunjin semenjak lelaki berparas tampan itu mengatakan perasaannya pada Seungmin.
Tetapi Hyunjin masih mendekatinya. Lelaki itu selalu menunggu Seungmin di luar kelas. Dia selalu menyapa Seungmin. Dia selalu menawarkan Seungmin untuk pulang bersama. Dia tidak pernah lelah untuk mengejar Seungmin. Walaupun Seungmin menghindarinya.
Segala macam cara Seungmin lakukan untuk tidak berhubungan lagi dengan Hyunjin. Seperti mendekati teman perempuannya di kelas. Berkencan dengan teman perempuannya. Dan melakukan apa pun untuk membuat Hyunjin menjauhinya.
Sayangnya, Hyunjin tidak pernah menyerah.
Dan hal itu membuat Seungmin luluh.
Seungmin bukan seorang gay. Dia juga bukan seorang lover-boy. Tetapi dia tidak dapat memungkiri kalau ia menyukai Hyunjin.
Seungmin menyukai segala pengorbanan Hyunjin untuknya.
Dan Hyunjin sudah membuat Seungmin mencintai lelaki berparas tampan itu.
Ciuman pertama mereka yang malu-malu di rooftop kampus kemudian mengantarkan mereka pada sebuah hubungan yang lebih intim. Hyunjin bertanya akan keseriusan hubungan mereka, dan Seungmin menjawab iya atas segala pertanyaan Hyunjin. Mereka resmi berpacaran setelah tiga bulan perkenalan mereka.
Sayangnya, dunia menolak mereka berdua.
Dunia menolak hubungan Hyunjin dan Seungmin.
Mereka menjadi bahan gunjingan di kampus. Setiap bibir membicarakan mereka dengan sinis dan tatapan tidak suka. Bahkan Jisung―sahabat dekat Seungmin―menjauhi lelaki itu semenjak ia tahu kalau Seungmin berpacaran dengan Hyunjin.
Dunia membicarakan Hyunjin dan Seungmin.
Dunia menolak mereka.
Tetapi mereka bertahan.
Hyunjin tetap menunggu Seungmin di luar kelas usai kelas bubar. Hyunjin tetap mengantar Seungmin pulang. Hyunjin tetap menggenggam tangan Seungmin saat mereka berjalan. Hyunjin tetap bersama dengan Seungmin meskipun mereka menjadi bahan bibir di kampus.
Hyunjin mencintai Seungmin. Dan Seungmin mencintai Hyunjin. Tidak ada yang perlu mereka khawatirkan. Mereka saling mencintai, dan mereka tidak mempedulikan yang lain.
Sayangnya, itu hanya bertahan selama lima bulan.
Pada akhirnya Hyunjin menyerah dan meninggalkan Seungmin.
Saat orang ketiga masuk ke dalam hubungan mereka.
Hyunjin memutuskan Seungmin. Seungmin kecewa dan sakit hati melihat Hyunjin lebih memilih perempuan itu daripada dirinya.
Hyunjin telah membuat Seungmin mencintai lelaki itu. Tetapi Hyunjin meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boys Who Are Like Wild Birds [Hyunmin] ✔
Fiksi Penggemar... but eventually Hyunjin will come back to Seungmin. [bxb, boys love]