Aku cuma saranin, sesudah baca ceritanya baca juga sampai akhir biar apdol gitu hehe...
Setiap orang tidak pernah tahu dimana hatinya akan berlabuh, entah itu kepada sahabatnya, teman atau musuh sekalipun. Pada intinya hatimu lah yang akan menentukan pelabuhannya sendiri. Seperrti hatinya sekarang sepertinya hatinya sudah berlabuh kepada seseorang tapi entah hatinya untuk siapa.
Dia terus memandangi gadis cantik yang sedang berkutat dengan dapur sangat terlihat tidak ikhlas untuk memasak tapi dipaksa untuk masak, rasanya gemas melihat dia yang terus memaki dengan pelan dan kadang kadang menatap nya tajam sambil memotong motong sayuran dengan keras, sunggu menggemaskan.
" Sekali lagi loe liatin gue sambil senyum senyum, gue colok mata loe pake piso" semprotnya galak
"cia elah baru gue liatin, belum gue apa apain udah marah marah, mending loe lanjut masak! Gue laper! " balasnya
"kalo bukan rasa balas budi mana mau gue masakin loe dan setelah ini jangan pernah tuntut gue apa pun Karna gue udah bales semuanya " peria itu mengangguk menyetujui
"Tapi ga janji " cengir nya
"kasih sianida juga ni nasi goreng biar dia mati sekalian" gerutu aruna kesal
"gue denger " sahut rio santai
Dengan malas dia menghampiri rio dan meletakan nasi goreng di hadapan rio, dari aromanya saja membuat rio kelaparan apalagi rasanya? Pasti enak. Rio menyuapkan nasi goreng masakan aruna ternyata benar enak dengan lahap dia memakan masakan didepannya sampai habis.
"loe ngapain sih ke klub segala! Semalem loe hampir diperkosa sama cowo kalo ga ada gue! "
"apa peduli loe? Kita ga saling kenal jadi ga usah sok akrab dan peduli! " sahut aruna
"pokoknya gue ga suka loe ada disana! " tegas rio
"bodo amat, gue mau balik" aruna bangkit dari tempat duduknya
"tunggu! Gue mau tanya, sean itu siapa? "
Aruna menatap rio diam lalu membuang pandangannya kesembarang arah, memejamkan matanya perlahan lalu menatap rio dengan tajam dan dingin membuat rio sedikit meneguk salvianya sendiri
"itu bukan urusan loe! "
Aruna pergi
****
Aruna memijat kepalanya pusing, setelah pulang dari apartemen rio dia segera memutuskan untuk pulang sendiri, dia tidak suka ketika rio membahas tentang sean karna jujur saja rasanya seperti membuka luka lama yang belum kering walau sudah bertahun tahun. Rasanya membekas membuat hatinya marah dan sedih, dia benci ketika dia merasa sedih karena itu artinya dia akan menjadi lemah seperti dulu
Dengan perlahan dia memasuki kamarnya, matanya terpaku pada seseorang yang tengah tertidur di atas kasurnya entah dia tertidur atau hanya menutup matanya dia tidak peduli, dia membuka lemari bajunya memilih baju santai dan segera memasuki kamar mandi untuk segera mandi dan mengganti pakaian
Setelah selesai dia keluar kekamar mandi dan tidak mendapati daniel diatas tempat tidurnya, dia mengangkat bahunya acuh lalu menaiki tempat tidur sambil membuka handfonnya Apakabar dengan 2 teman laknatnya itu ya? Apa mereka juga ikut kobam? Dasar! harusnya mereka yang bawa dia kerumah ini malah orang lain cowok pula, bagaimana jika dia dipegang pegang teman lucknut emang
Clek
Daniel membawa nampan berisi sepiring nasi goreng air putih, dia melihat aruna yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan terkejut lalu menjadi datar, dengan pelan daniel meletakkan nampan diatas nakas lalu merebut handfon aruna