Nih aruna sama daniel udah up lagi, sok lah baca siapa tahu suka Jangan lupa vote ya sama commentnya biar semangat ngetiknya
Aruna memutar mutarkan badannya di depan kaca, mencoba menilai penampilannya sendiri sebenarnya dia malas datang kerumah daniel tapi sekali lagi dia memikirkan bunda, yap aruna memanggilnya bunda karna bagi dia mamanya aaron seperti mamanya sendiri dia selalu manja pada bundanya itu, pernah sewaktu kecil daniel menangis karna mamanya lebih memilih menggendong aruna dari pada dia sendiri anaknya dan ya itu kenangan yang manis
Semuanya memang terasa manis sebelum sebuah kejadian tragis terjadi pada keluarganya, lebih tepatnya kepada dia dan mamanya semenjak itu dia jadi pendiam dan selalu merasa takut tapi tak cukup hanya sampai disitu, sesuatu terjadi sampai menyebabkan dia dipindahkan keprancis oleh papahnya dan kebencian itu dimulai saat papahnya lebih percaya pada pembunuh itu dan anak perempuannya, sampai akhirnya dia merasa dibuang. Dia banci papahnya, sangat!
"Gue harap loe ga akan mati secepat itu bi–"
CLEK...
"kamu udah siap?" aruna membalikkan badannya menatap ke belakang, dia menghela nafas kasar. Peria itu selalu seenaknya, sama seperti dulu. Aissh kenapa juga dia harus mengingat masa itu.
" aku kira kamu ga mau dateng? "
Aruna tetap diam
"kamu cantik! " puji daniel
Yap peria itu daniel, dia menatap aruna dari atas sampe bawah semuanya cantik, lagian sejak kapan aruna terlihat jelek? Annanya selalu cantik dari dulu, ya dari dulu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aruna memakai jins hitam dan baju putih panjang sedangakan rambutnya dia biarkan tergerai indah, daniel menghampiri aruna mengamit tangannya gadis itu dan berjalan kerumahnya, tapi baru keluar dari kamarnya aruna sudah menghempaskan tangan Daniel sampai tautan mereka terlepas
"ga usah pegang pegang " ketus aruna, daniel hanya tersenyum tipis melihat punggung aruna yang semakin jauh meninggalkannya
Aruna menatap bangunan megah didepannya tepatnya rumah daniel, dia bingung harus berekspresi seperti apa? Apa dia harus berpura pura seperti dulu? Apa bunda masih menyukainya ketika bunda tau apa penyebab dia dipindahkan? Apa dia harus kehilangan sosok mama untuk kedua kalinya? Apa bunda akan sama seperti papa yang tidak percaya kepadanya? Kakinya ragu untuk melangkah maju dia takut.
Daniel yang melihat keterdiaman aruna seperti mengerti, dia menghampiri aruna menautkan jari jarinya pada tangan aruna dan aruna hanya memasang wajah datar padahal hatinya sudah bergemuruh dia enggan melangkah tapi daniel menariknya tapi kakinya masih berat untuk berjalan
"kamu ga bisa tetap berdiri disini, kalo kamu ga bisa melangkah maju bagaimana kamu bisa membuktikan kesemua orang kalo kamu ga salah?"