Hay hay....
Author kembali lagi...
Siapkan jari untuk menekan vote dan commentnya biar Author cepet nextnya...
Biar kerasa power of readersnya hehe...Keokeokeokeh.....
"alaaaaan kamu gak papa? "
Suara briton khas laki-laki itu membuat aruna dan anak kecil itu menoleh secara bersamaan, laki-laki itu segera berlari kearah anak kecil yang ditolongnya, memeriksa tubuh anak kecil itu takut-takut anak kecil itu terluka, dan pria itu hanya menghela nafas ketika tidak menemukan luka pada adiknya
"huuuuftttt untung kamu gak papa" pria itu menghela nafas lega
"makannya kalo gak bisa jaga anak, jangan bikin anak" seru aruna berdecak
"heh dia adik gue ya, bukan anak gue! Enak aja bilang gue punya anak " balas pria itu sengit
"yaaa kali aja, mana tau" balas aruna santai
"bang rio jangan kaya gitu sama kakak cantik, dia tadi udah nolong aku" tegur alan.
"aduuuuh deeek kamu itu kepinteran jadi adik dari kakak yang otaknya cuma setengah" aruna menepuk kepala alan
" ya udah kakak pulang dulu, hati hati di jalan" aruna melenggang pergi tapi baru dua langkah tangannya dicekal oleh tangan mungil nan halus
"makasih ya ka, nanti kapan kapan kita main bareng, atau engga kakak ikut aja yuk kerumah alan sama bang rio" ajak alan
Yap lelaki yang tadi berlari kearah alan itu rio, makannya aruna langsung berfikir negatif, ya mau gimana mau berfikir positif orang tadi rio ngebully nerd di sekolah.
Aruna berjongkok di depan alan kemudia tersenyum manis, senyum yang jarang sekali terlihat beberapa tahun belakangan ini
"iya nanti kita main, tapi gak sekarang ya. Temen kakak lagi pada di rumah semua, lagi nunggu kakak jadi kakak gak bisa ikut kamu, maaf ya sayang" ucap aruna lembut sambil mengelus kepala alan dengan sayang, lalu berdiri menatap rio yang masih diam sedari tadi.
Bisa dibilang rio sedang terpesona sedari tadi hanya saja dia pura-pura biasa saja tapi setelah melihat senyuman manis dan perkataan lembut tadi, itu cukup membuat hatinya hangat entah kenapa dia tidak tahu 'ko gue jadi Pengen tuker posisi sama alan ya' gumam rio dalam hati
"Dan buat lo! Kalo lo punya jam ya di pake dong jangan cuma buat pajangan doang, dari tadi alan nunggu lo Sampe-sampe ada yang mau celakain dia! Gimana kalo tadi gak ada gue? Gak berguna banget sih jadi kakak" ketus aruna menatap nyalang kearah rio
"ko lo nyalahin gue sih? ini kan emang baru jam pulang sekolah. Gue kan anak teladan jadi pulangnya sesuai jam sekolah, emangnya lo! " balas rio tak Kalah ketus
"Dan lo masih punya utang sama gue! " lanjut rio
"Bodo amat terserah gue mau pulang jam berapapun, dan soal taruhan itu gue udah gak minat" santai aruna
"dek kakak pulang dulu, bilang sama mama kalo kakak kamu ini gak becus jaga kamu" alan hanya mengangguk polos, aruna langsung pergi menjauh
"heeeeeeey lo gak bisa seenak itu woooooy" teriak rio tak terima
"berisik bang... Alan cape pengen pulang" ketus alan berjalan memasukki mobil
****
Sesampainya dirumah aruna melihat kearah kay dan kiana masih dengan posisi awal, mereka tampak serius melihat layar besar dihadapannya tiba-tiba ide jail melintas di otak cantiknya, dia segera mengendap endap dan mengambil dua bungkus kacang garuda dengan keras aruna melempar kepala kay dan kiana
