Niel duduk di meja pantry sedangkan Kara sedang menguncir rambutnya bersiap untuk memasak. Saat Kara sedang menguncir rambutnya, mata Niel tertuju pada satu objek yang tak sengaja ditangkap oleh indra penglihatannya, dan objek itu sungguh membuat dunianya seketika berhenti berputar. Objek itu adalah kalung yang dipakai Kara. Kalung itu. Dia sangat mengenal Kalung itu. Dan seketika ingatannya terlempar jauh saat dia berhasil mendapatkan kalung itu
Saat itu Niel dan keluarganya sedang berlibur ke Paris, dan Niel sudah berusia 13 tahun. Saat hari ke dua di kota cinta itu, Niel berjalan-jalan sendirian.
Lalu ia bertemu dengan seorang nenek tua yang sedang duduk sambil menjual aksesoris di pinggir jalan dan menghampiri si nenek tua
*aku bikin pake bahasa indo aja ya. Anggep aja pake bahasa inggris
"beautiful necklace" ucap Niel
"Thanks" ucap si nenek
"Apa kamu sedang menyayangi perempuan selain ibumu?" Tanya si nenek tiba-tiba
"Ya. Bagaimana kamu bisa tahu?" Tanya Niel
"Mungkin dengan sedikit sihir" jawab si nenek dengan sedikit terkekeh
"Hahaha kamu sangat lucu" ucap Niel
"Aku akan memberikanmu kalung ini jika kamu bisa menjawab pertanyaanku" ucap nenek
"Apa kamu serius?" Tanya Niel memastikan
"Tentu" jawab si nenek
"Apa pertanyaannya?" Tanya Niel
"Dia sangat sederhana namun terkadang bisa sangat rumit, dia bisa menyenangkan namun bisa sangat menyakitkan, ia bisa memberi warna namun juga bisa membuat dunia menjadi kelam, ia bisa bertumbuh dan menghilang, ia bisa memberi semangat namun juga bisa mematahkannya, ia bisa menyatukan namun juga bisa memisahkan. Apa itu?" Tanya si nenek
"Pertanyaan yang sulit" ucap Niel
"Aku beri kamu 2 kesempatan" ucap si nenek
"Okay. Jawabannya adalah keluarga" ucap Niel menebak
"Salah. Pikirkan jawaban itu di hatimu" ucap si nenek
"Bisakah aku menyimpan 1 kesempatan itu? Aku berjanji akan memberikan jawabannya nanti" Tanya Niel
"Baiklah. Ini kalung cantik yang kamu inginkan. Ingatlah kamu harus memberikannya pada perempuan yang kamu sayangi, kalung ini hanya ada 1 di dunia. Jawaban dari pertanyaanku akan kamu alami dalam hidupmu dan ingatlah, setelah kamu tahu jawabannya, kamu harus memberi tahuku jawabannya" ucap si nenek
"Tentu. Terima kasih banyak" ucap Niel
"Heh bengong aja kamu, kesambet setan sukurin ntar" ucap Kara menyadarkan Niel dari lamunannya
"Siapa yang bengong?" Tanya Niel
"Kamu lah, emang siapa lagi? Dedemit? Kuntilanak? Tuyul? Genderuwo? Ha? Emangnya mereka yang bengong?" Ucap Kara
"Gak tuh aku gak bengong" ucap Niel
"Gak bengong tapi cuma ngelamun gitu?" Tanya Kara
"Cuma lagi mikirin sesuatu aja" jawab Niel
"Bodo ah. Intinya jangan bengong lagi, gak baik" ucap Kara
"Iya. BTW itu kalung bagus banget, beli dimana?" Tanya Niel
"Ntah, yang aku tau, kalung ini udah ada dari aku masih kecil. Karena pas aku sadar dari kecelakaan dulu, kalung ini udah ada di leherku" jawab Kara
Jawaban Kara membuat Niel sempat tertegun ada sedikit harapan yang muncul di benaknya dan harapan itu adalah Kara adalah Rain nya, teman masa kecil yang sangat disayanginya
"Emangnya kenapa kamu nanya gitu?" Tanya Kara
"Kalung itu sama persis kayak punya Rain, teman masa kecilku" jawab Niel
"Ohh" Kara ber oh ria
"Boleh aku lihat kalungnya?" Tanya Niel
"Boleh, nih" ucap Kara lalu memberikan kalungnya
Niel memperhatikan tiap detail kalung itu, hingga saat ia membalik kalung itu, dia melihat ukiran yang dibuatnya ke tukang sebelum diberikan pada Rain nya. Ukiran itu bertuliskan N&R. Hanya dengan melihat kalung itu, dia tau, Kara adalah Rain nya
"Rain. Jadi benerkan Rain masih hidup" ucap Niel
"Rain?" Tanya Kara
"Iya Rain. Kara kamu itu adalah Rain temen masa kecilku" ucap Niel lalu memeluk Kara
"Kamu serius?" Tanya Kara
"Seumur hidup aku gak akan pernah bercanda kalau soal ini" ucap Niel lalu melepaskan pelukannya
"Kalau gitu, kamu bisa bantu aku buat balikin ingatan aku?" Tanya Kara
"Pasti. Pasti aku akan bantu kamu" jawab Niel
"Rain, aku mohon jangan hilang lagi" batin Niel
Tbc dulu lah ya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor And I
RomanceJudul sebelumnya : My Doctor is My Angel Seorang pengusaha muda yang tidak sengaja bertemu dengan seorang dokter yang selalu kebetulan menolongnya. Sampai dokter ini terus terusan dimarahi dokter kepala bagian bedah yang kebetulan anak pemilik rumah...