My Doctor And I |part 14|

2.5K 74 2
                                    

"Ohh yaampun. Niel kamu itu gak boleh dong maksa begitu. Kan kasihan Kara. Oh iya, Kara mulai sekarang kamu jangan manggil saya tante ya, panggil saya Mommy"

"Iya Mom-my" ucap Kara kaku, wajar saja karena sudah lama sekali Kara tidak memanggil seseorang dengan sebutan 'Mommy'. Dan hal ini membuat Kara terharu, sungguh. Saat melihat mata Kara yang berkaca-kaca, Rose berjalan mendekat ke arah Kara dan memeluknya, seketika tangis Kara pun pecah. Dia merindukan pelukan seorang ibu. Lalu Kara pun merasakan seperti melihat sebuah cuplikan singkat dan sangat cepat. Lalu semuanya menjadi gelap

🐾🐾🐾

RS. xxx, Jakarta

Kara sedang bekerja di Rumah Sakit tempat dia bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kara sedang bekerja di Rumah Sakit tempat dia bekerja. Tapi entah mengapa pikirannya terus saja memikirkan tentang kejadian yang dia alami di kediaman Niel. Dan karena sedang tidak ada pasien yang harus ditanganinya, akhirnya dia berakhir dengan melamunkan segala yang ada di pikirannya.

Dia bingung. Ia penasaran. Ia ingin menanyakan hal ini pada seseorang agar rasa penasaran dan bingungnya menghilang. Tapi siapa? Fania? Tidak, jika Fania tahu dia sedang berusaha mengorek ingatan masa kecilnya, Fania akan marah besar padanya. Dokter Galak? Ah, mungkin bisa saja, tapi Kara tidak mau. Lagipula, bagaimana kalau nanti Dokter Galak menanyakan sesuatu yang tidak dapat ia jawab?

Lagipula ia sangat kesal pada dirinya sendiri. Harusnya sebagai dokter dia bisa mengetahui hal ini. Sebenarnya, dia tahu apa yang dialaminya, namun karena dia tidak percaya. Dia ingin mendengar langsung dari dokter lain.

Memikirkan hal ini membuat kepalanya seakan-akan ingin pecah. Dia butuh udara segar. Mungkin ke taman akan membuatnya sedikit tenang. Ia melirik jam yang ada di dinding ruang kerjanya. Jam 12 siang. Itu artinya sekarang sudah jam istirahat makan siang. Tak peduli dengan perutnya yang sudah meronta-ronta minta diisi. Ia justru pergi ke taman. Kepalanya lebih butuh ketenangan dibandingkan dengan perutnya.

Dia duduk di sebuah kursi taman yang panjang dan terbuat dari besi. Dia memperhatikan seorang anak yang sedang duduk di kursi rodanya. Anak itu sedang tersenyum sekalipun wajahnya yang terlihat sangat pucat. Ia mengenali anak itu, nama anak itu adalah Gracelia. Gracelia menderita penyakit mematikan dan belum ada obatnya, kanker itulah penyakit yang dideritanya.

Anak itu menghampirinya, tersenyum dengan sangat manis.

"Dokter, kok dokter disini? Emangnya dokter gak laper? Kan udah jam makan siang" tanya Gracelia

"Lala, kalo nanya satu-satu dong sayang. Lagipula dokter yakin, tanpa kamu nanya pun kamu pasti tahu jawabannya" jawab Kara. Ya Gadis yang akrab disapa Lala itu memang mempunyai kemampuan khusus bisa dibilang anak itu indigo. Tiba-tiba Lala tertawa sendiri dan hal itu membuat Kara mengernyit.

"Kok Lala malah ketawa?" Tanya Kara heran

"Hahaha. Abisnya dokter lucu sih" jawab Lala

"Lucu? Dokter kan lagi gak ngelawak Lala. Kok dokter dibilang lucu?" Tanya Kara

"Iya dokter tuh lucu. Masa dokter gak percaya sama hasil diagnosis dokter sendiri sih?" Jawab Lala setelah tawanya reda. Tuh kan, tanpa dikasih tahupun, Lala lasti akan tetap tahu

"Gini ya Dokter Rara. Dokternya Lala yang paling cantik. Sebenernya, Lala bisa aja sih ngasih tahu dokter yang Dokter Rara pengen tahu. Tapi Lala gak bisa. Tahu gak karena apa? Karena kalau Lala ngasih tahu dokter, Lala takut, takdir dokter berubah. Tapi yang jelas, dokter harus percaya apa yang udah didiagnosis dokter sendiri. Karena Lala tahu kok itu semua bener. Dan Lala gak nyangka ternyata takdir Dokter dari dulu terhubung sama Kakaknya Lala yang paling ganteng." Lanjut Lala bijak. Yah, dia memang mempunyai nama panggilan akrab untuk setiap dokter yang dikenalnya

"Maksud Lala apa? Kakak yang paling ganteng? Bukannya kakak nya Lala itu cewek?" Tanya Kara

"Hahaha, tuh kan, dokter tuh lucu banget. Tadi dokter sendiri yang bilang kalo nanya itu satu-satu, tapi kok malah dokter sendiri sih yang nanya berentet kayak kereta? Yaudah tapi Lala bakal jawab. Jadi Lala tuh emang punya Kakak cowok, dia tuh gantenggggg banget." Jawab Lala

"Ohh, tapi Lala, yang ngasih Lala izin keluar siapa? Dokter takut kamu infeksi Lala." Tanya Kara

"Tadi yang ngasih izin Lala itu dokter Nana" jawab Lala. Nana yang dimaksud Lala adalah Fania. Lucukan? Lala, Rara, dan Nana

"Masa sih dokter Fania mau ngasih izin?" Tanya Kara

"Iya dokter. Dokter kok gak percaya sih" ucap Lala

"Dokter tuh bukannya gak percaya Lala. Tapi dokter khawatir ama Lala. Kalau gitu tadi Lala kesini ama siapa?" Tanya Kara

"Awalnya sih mau ditemenin sama suster Meila tapi gak jadi, soalnya kakak ganteng Lala dateng" jawab Lala

"Terus kakak gantengnya Lala mana? Kok ninggalin Lala sendirian?" Tanya Kara

"Tadi aku suruh buat beli es krim" jawab Lala

"Lala, dokter harus ngomong berapa kali sih sama Lala? Lala gak boleh makan es krim sayang" ucap Kara

"Ih es krimnya bukan buat Lala. Es krimnya itu buat dokter Rara. Tadi soalnya aku liat dokter Rara lagi kusut banget mukanya." Ucap Lala

"Lala, ini es krimnya" panggil seseorang dibelakang Lala sambil menyodorkan es krim

"Niel" gumam Kara

TBC ya

Aku Update yeay

Folow instagram aku yuk
@erycka_sylvi

Folow juga akun wattpad ku
@eryckasylvi

My Doctor And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang