Malam sudah sangat larut, malam semakin sunyi, sayup-sayup terdengar suara kelelawar yang sedang berburu, Kara terbangun dari tidurnya melirik jam yang tergantung di tembok sebelah kanannya, sudah jam 1 malam. Saat ini dia berada di kediaman keluarga Weybert. Ia terbangun karena merasa haus. Ia beranjak dari ranjang lalu pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ia berjalan menuruni tangga dan segera ke dapur. Semua ruangan tampak sedikit gelap, hanya ada penerangan remang-remang dari lampu-lampu yang menempel di tembok, tapi Kara tidak takut karena dia sudah terbiasa dengan kegelapan. Tidak, dia bukan hanya terbiasa tapi bagi seorang Karaina gelap adalah temannya. Dia, sangat menyukai kegelapan.
Saat sudah sampai di dapur, ia menuangkan segelas air lalu meminumnya sampai tidak ada air yang tersisa di gelas itu. Kara langsung menuju kamar tempat dia tidur tadi, tapi saat dia melewati 1 ruangan, dia mendengar suara seseorang. Suara itu adalah suara ayahnya Niel yang sedang bermonolog.
"Bagaimana ini? Kenapa mereka bisa bertemu lagi? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika dia mengingat semuanya? Jika dia mengingat semuanya mungkin akan bagus, tapi itu juga bisa menjadi bahaya untuk Kara, untuk diriku, dan untuk keluargaku. Apakah aku harus menghalangi Niel? Tapi, mereka yang telah membunuh perempuan yang sangat kusayangi, menghancurkan hidup Kara, dan melenyapkan sahabat serta Karel harus dihukum. Mereka tidak bisa terus-terusan bahagia dengan harta milik Kara. Mereka harus menerima akibat dari perbuatannya sendiri. Tapi, apa yang akan mereka lakukan pada Kara jika mereka menemukan Kara? Aku takut mereka akan membunuhnya. Skenario yang telah aku siapkan untuk Kara akan hancur." Ucap Samuel yang di dengar Kara
Kara penasaran. Bahkan sangat penasaran. Memangnya kenapa jika dia mengingat semuanya? Kenapa jika dia mengingat semuanya dirinya dan keluarga Weybert akan dalam bahaya? Siapa yang telah melenyapkan keluarganya? Bukankah itu semua karena kecelakaan? Jika ayahnya Niel ingin mereka dihukum, itu artinya dia tahu siapa yang melenyapkan keluarganya. Siapa itu Karel? Dan kenapa mereka mau membunuh Kara? Juga skenario apa yang disiapkan Samuel?
"Karaina, sedang apa kamu disana? Apa kamu mendengar semua yang aku ucapkan?" Tanya Samuel yang membuyarkan lamunan Kara
"E-emm aku baru dari dapur untuk minum. Dan maaf aku tidak sengaja mendengar semuanya" jawabnya jujur
"Kemarilah" ucap Samuel
Kara memasuki ruangan yang cukup besar. Ada banyak buku dan rak-rak yang berisi buku, hiasan, dan kaset. Ada layar besar juga disana. Sepertinya ini adalah perpustakan yang disatukan dengan ruang theater. Lalu Kara langsung duduk di depan Samuel.
"Bagaimana kabarmu? Sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu. Ternyata kamu tumbuh mejadi perempuan yang baik, cantik, dan cerdas. Dulu kamu hanya gadis kecil yang polos dan manja juga masih sangat imut. Aku senang kamu tampak tumbuh dengan sangat baik." Ucap Samuel yang membuat Kara bingung
"Kabarku baik-baik saja. Dan kenapa kau berkata-kata seakan-akan kau sudah sangat mengenaliku? Juga apa maksud ucapanmu yang kudengar tadi? Dan siapa Karel?" Tanya Kara
"Hahaha, ternyata kamu masih seperti Karaina yang dulu. Karaina yang cerewet dan selalu penasaran akan sesuatu. Aku memang sangat mengenali dirimu. Kamu itu tidak ada bedanya dengan ibumu. Dengar, aku bisa saja menceritakan semuanya padamu. Tapi aku yakin kamu tidak akan percaya dan akan lebih baik jika ingatanmu kembali dibandingan dengan apa yang akan kuceritakan. Dan Karel itu kakakmu. Kakak laki-laki yang selalu berusaha melindungimu dari apapun." Ucap Samuel
"Sungguh aku ingin tahu semuanya. Tapi kenapa kau hanya memberi tahu kalau Karel itu kakakku? Tidak bisakah kau menceritakan semuanya padaku?" Ucap Kara
"Dengar, aku sudah mengatakan padamu. Jika kamu ingin tahu semuanya, ingatanmu harus kembali dengan sendirinya. Lagipula, aku rasa belum waktunya aku menjelaskannya kepadamu. Jika aku jelaskan padamu sekarang, itu akan percuma" ucap Samuel
"Baiklah jika memang begitu. Tapi, bisakah kau menceritakan tentang keluargaku? Selama ini, aku merasa sangat kosong. Aku tidak tahu siapa ibuku, siapa ayahku, atau bagaimana rupa mereka. Aku seperti merindukan sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang aku rindukan." Ucap Kara
"Kamu memiliki keluarga yang sangat baik. Ibumu adalah wanita yang sangat cantik dan baik, dia juga perempuan yang pemberani. Kau tahu Kara? Saat melihatmu, aku merasa seperti melihat ibumu. Jika kamu merindukan ibumu, aku rasa kamu cukup bercermin. Yang berbeda dari kamu dan ibumu hanyalah mata. Dan entah bagaimana kamu bisa mewarisi semua yang ada pada ibumu itu." Ucap Samuel
"Benarkah? Mungkin setelah ini aku akan banyak bercermin haha. Lalu bagaimana dengan ayahku?" Tanya Kara
"Ayahmu adalah orang yang baik juga. Dia sangat gigih, berani, cerdas, dan sangat menyayangi keluarganya. Dia juga laki-laki yang tidak segan-segan menyingkirkan apa yang mengganggu orang yang disayanginya. Ahhhh aku sangat merindukannya" ucap Samuel
"Lalu, laki-laki yang bernama Karel?" Tanya Kara
"Hmm Karel ya? Dia tidak jauh berbeda dari ayahmu. Dia sangat menyayangimu lebih dari apapun. Dia tidak pernah peduli pada resiko apapun yang akan mendatanginya asalkan dirimu baik-baik saja. Dia laki-laki yang sangat baik. Ahh mungkin jika dia masih hidup, aku akan menjodohkannya dengan adiknya Niel. Dia adalah menantu idamanku Hahahaha" ucap Samuel
"Sayang sekali aku harus kehilangan mereka. Kau tahu? Aku sempat berpikir jika lebih baik aku ikut dengan mereka saja. Tapi aku sadar, aku rasa ada yang harus aku selesaikan di dunia ini." Ucap Kara
"Kau benar Kara" sahut Samuel
"Kau bilang Niel punya adik? Bukankah Niel anak tunggal?" Tanya Kara
"Sebenarnya adik sepupu yang sudah ku anggap seperti putriku sendiri" jawab Samuel
"Lalu dimana dia? Kenapa aku tidak pernah bertemu dia?" Tanya Kara
"Dia sedang di luar negeri. Dia senang jalan-jalan. Dia tidak mau bekerja dulu. Aku sudah maklum dengannya, dia memang dimanja oleh semua orang" jawab Samuel
"Termasuk Niel?" Tanya Kara
"Iya, termasuk Niel. Bahkan kurasa Niel adalah orang yang paling menyayanginya" jawab Samuel
"Benark-"
"Sudahlah, pergilah tidur. Ini sudah larut malam. Benar-benar kau itu mirip ibumu ya, semua hal akan ditanyakannya." Ucap Samuel memotong ucapan Kara
"Hehehe aku hanya penasaran. Kalau begitu baiklah, aku akan pergi tidur. Aku duluan ya uncle" ucap Kara lalu beranjak pergi
"Oh ya Kara, bisakah kamu memanggilku dengan sebutan Daddy? Aku rasa itu tidak akan menjadi masalah" ucap Samuel yang membuat langkah Kara terhenti
"Baiklah Daddy hehe. Aku pergi tidur dulu yaaa. Night Daddy." ucap Kara lalu pergi ke kamarnya
"Good night Rain" sahut Samuel
"Ternyata, Rain benar-benar sepertimu sayang. Aku harap, nasibnya tidak akan berakhir sepertimu juga yang harus meninggalkan anaknya" batin Samuel
○●○●○●○●○●
Tbc
Aku nepatin janji yaaaa hehe. Maap yaa malem2. Selamat membaca. Jangan lupa voment. Saran aku coba kalian baca ulang. Soalnya aku udh rapiin dan siapa tau kalian lupa karna aku udh lama ga update hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor And I
RomanceJudul sebelumnya : My Doctor is My Angel Seorang pengusaha muda yang tidak sengaja bertemu dengan seorang dokter yang selalu kebetulan menolongnya. Sampai dokter ini terus terusan dimarahi dokter kepala bagian bedah yang kebetulan anak pemilik rumah...