My Doctor And I |part 16|

2.8K 80 3
                                    

Sorry banget udah lama gk update. But, HOPE YOU LIKE IT!

"Aduh Kara tolongin dong. Ini kok dada aku rasanya sakit ya" ucap Niel sambil memegangi dadanya

"Alah gaya kamu. Boongan aja kan?" ucap Kara

"Hehe iya sih. Kok tau?" Tanya Niel

"Ya taulah. Awas kamu ama aku ati-ati, ntar kalo aku kesel bisa-bisa aku suntik mati baru tau rasa" ucap Kara

"Ih serem ah. Dari pada di suntik mati mending di kasih suntikan cintanya dokter Kara yang cantik" ucap Niel

"NIEL!" Ucap Kara kesal

"Apa sayang?" sahut Niel

🌃🏨🌃

Jam kini sudah menunjukan waktu 18.55, Niel lebih cepat 5 menit dari waktu janjiannya dengan Kara. Dia berniat menghampiri Kara di dalam gedung rumah sakit, namun niatnya itu ia urungkan saat melihat Kara sedang berjalan kearahnya.

"Hai" sapa Kara

"Hai juga" sapa Niel yang tersenyum menatap Kara. Saat ini Kara tampak cantik dengan kemeja putih dan celana jeans hitam dengan rambut yang tergerai indah

"Ngapain kamu ngeliatin aku kayak gitu?" Tanya Kara

"Ya buat mastiin aja, takutnya kan penampilan kamu kucel kayak gembel. Yakali kan, pengusaha muda yang sukses dan kaya raya dikatain bawa gembel ke rumahnya." Ucap Niel

"Kurang ajar kamu" ucap Kara

"Udahlah kapan berangkatnya? Mana munci mobil kamu" tanya Niel

"Nih" ucap Kara sambil memberikan kunci mobilnya pada Niel

Setelah mereka masuk mobil, Niel pun menjalankan mobilnya.

"Niel, kenapa ya, aku merasa Daddy kamu gak suka sama aku?" Tanya Kara

"Aku juga gak tau. Tapi yang jelas biasanya sih Daddy yang ramah sama semua orang dan Mommy yang jutek sama orang baru. Tapi kok sama kamu malah kebalik gitu."
Ucap Niel

"Lucu. Bisa gitu" ucap Kara

Mereka semua terdiam sampai mobil Kara yang dikendarai oleh Niel berhenti di pelataran Mansion Kelurga Weybert. Lalu mereka turun dan memasuki Mansion itu.

"Hey, ada Kara rupanya. Ayo nak kita masuk." Ucap Mommy Niel sambil meggandeng Kara dan membawanya ke ruang makan yang sudah ada Daddynya Niel duduk dengan tenang tapi pandangannya menusuk Kara.

"Parah, anak sendiri dilupain. Eh, mending dilupain daripada cuma dianggep angin. Sumpah, ngelirik ke gue dikit aja kagak." Ucap Niel ngedumel sendiri

"Kara, makan malam di sini aja ya." Ucap Rose

"Iya aunt" ucap Kara

"Eh, kok manggilnya jadi aunt lagi? Panggilnya Mommy dong sayang" ucap Rose yang hanya dibalas anggukan dan senyum kaku oleh Kara.

Lalu mereka makan bersama dengan khusyuk, tidak ada yang bersuara, hanya terdengar suara dentingan piring dengan sendok dan garpu yang mereka gunakan. Setelah mereka selesai makan, Niel memutuskan untuk mengatakan apa yang ingin disampaikannya.

"Ekhem. El mau ngomong. Sebenernya tujuan Niel bawa Kara ke sini tuh, mau ngasih tau kalau sebenernya Kara adalah Rain. Niel tau dari kalung yang dipake Kara. El bisa ngenalin kalung itu, karena kalung itu adalah kalung yang El kasih untuk Rain dulu. Kalung itu cuma ada satu di dunia. Jadi, El gak mungkin keliru." Ucap Niel panjang lebar yang membuat Rose terkejut sementara Samuel tampak tetap tenang.

"Son, ikut Daddy" ucap Samuel lalu pergi meninggalkan ruang makan menuju ruang kerja. Setelah Niel masuk, Samuel langsung mengunci puntu ruang kerjanya.

"Ada apa Dad?" Tanya Niel

"Bagaimana kamu bisa mengatakan itu?" Tanya Samuel pada Niel dengan tajam

"Aku sudah mengatakan alasannya" jawab Niel

"Hanya itu? Atau jangan-jangan kamu yang belum bisa menerima kematian Rain?" Tanya Samuel

"Dad! Rain belum meninggal!" Ucap Niel

"Dia sudah tiada!" Ucap Samuel

"Tidak! Sekarang aku tanya padamu, bagaimana Dad bisa mengatakan Rain sudah tiada sementara jasadnya tidak bisa ditemukan?" Tanya Niel yang membuat Samuel diam

"Entah perasaanku saja atau ini memang benar, aku merasa kalau Dad tahu sesuatu dan menyembunyikan hal yang Dad ketahui itu selama ini Dad." Ucap Niel dengan menyelidik

"Hmm, sepertinya memang sudah waktunya kamu mengetahui ini. Sebenarnya Kara memang Rain. Aku tahu kamu ingin membantunya untuk mengembalikan ingatannya. Tapi sebelum kamu mengembalikan ingatannya, pikirkan baik-baik. Selama bertahun-tahun lamanya hidupnya aman. Apa kamu tahu yang akan terjadi kedepannya padanya jika kamu bersikeras? Semuanya terserah padamu. Aku hanya bisa mendukungmu dan mengingatkanmu, jauhkan Rain dari sanak saudaranya. Terutama paman dan bibinya." Ucap Samuel

"Kenapa? Kenapa aku harus menjauhkannya dari seluruh saudaranya? Bukankah mereka akan sangat membantu?" Tanya Niel heran

"Karena paman dan bibinyalah yang mensabotase kecelakaan waktu itu" ucap Samuel yang berhasil membuat Niel terkejut bukan kepalang

Tbc

Jakarta, 7 Juli 2019

My Doctor And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang