Rumah Dhitta

38 24 13
                                    

Dhitta akhirnya menemukan posisi yang pas,di sebelah Syifa,karena tubuh Dhitta yang tinggi sedangkan Syifa sejajar dengan bahu Dhitta.Di sebelah Syifa ada Bimo sedangkan di sebelah Dhitta ada Serly dan Rendy.Mereka berfoto sejajar dengan gaya masing-masing.
Terdengar suara Arka memberi aba-aba bahwa dia segera akan memotret mereka.

"Udah ya,1...2...3..."Ujar Arka sambil memfokuskan kamera.

Arka sudah memotret mereka,Dhitta berharap semoga fotonya bagus.

"Thanks Ka"ucap Serly sambil mendekati Arka ingin melihat hasilnya.

"Wihh keren nih,pulang nanti harus di cetak,biar bisa di pajang"Ujar Rendy.

"Kenapa kalian ber-lima gak foto bareng?kan sayang udah jauh-jauh liburan gak ada fotonya"ujar Dhitta sambil menghampiri Arka.

"Biar saya yang foto,kalian tinggal siap-siap"ujar Dhitta.

"Wah makasih ya Dhitta"ujar Bimo

"Oke sama-sama.kalian siap-siap"ujar Dhitta sambil tersenyum.

Mereka segera mengambil posisi tempat yang bagus dan semuanya sudah siap,kecuali Arka.

"Ayoo ka"ujar Serly

"Kalian aja"

"Kenapa gak ikut?kan tinggal foto aja?Ujar Dhitta membuat Arka akhirnya mau foto bersama yang lainnya,membuat mereka bingung dengan Dhitta yang mudah menaklukkan Arka.karena memang ada benarnya juga perkataan Dhitta.

Dhitta segera memberi aba-aba dan memotret mereka.Dhitta segera melihat hasil fotonya.Di dapati Arka dengan muka datar tanpa senyum membuat Dhitta jengkel dan berkata dalam hati'tinggal senyum aja susah banget sih'.

"Gimana Dhitta,bagus gak?

"Gak bagus nih Ren,soalnya ada yang gak senyum,sekali lagi aja"ujar Dhitta segera melirik Arka.

Rendy segera melirik Arka karena dia tau pasti itu Arka.Arka yang melihat Rendy segera menatapnya.Arka seakan tau bahwa Rendy sedang berkata'Awas ya kalau gak senyum'.

"Ya udah sekali lagi"ujar Arka dengan pasrah.

"Oke kalau gitu.ini pasti hasilnya bagus" Dhitta bersemangat.

Dhitta memfokuskan kamera dan matanya untuk mendapatkan hasil yang bagus.Dhitta tersentak melihat senyum Arka.Bibir tipis itu dan lesung pipinya membuat Dhitta hampir saja tak fokus.Dia memang benar-benar tampan,hanya saja sifatnya yang membuat Dhitta mengalihkan semua tentang tampangnya.seandainya dia adalah pria dengan sifat yang lembut seperti di novel fiksi remaja,mungkin Dhitta sudah jatuh cinta.

Dhitta segera menunjukkan hasil fotonya kepada mereka.Di foto itu Arka mengeluarkan senyum manisnya yang baru pertama kali Dhitta lihat saat pertemuan pertama mereka.Mungkin kalau teman-teman Dhitta di sekolah pasti sudah teriak-teriak gak jelas saat melihat Arka sambil berkata'beruntung banget kamu Dhitta'Mereka gak tau aja sifatnya Dia,Arka.

"Nah ini baru bagus"ujar Dhitta.

"Makasih ya Dhitta,oh iya kita kelamaan foto-foto nih sampai lupa kalau kita mau kerumah Dhitta"ujar Syifa sambil berjalan menuju rumah Dhitta.

Dalam perjalanan Dhitta memegang kamera sambil melihat foto-foto yang ada di kamera,Dan tanpa sadar kamera ini milik Arka.Dhitta segera mematikan kamera pura-pura belum melihat foto-foto yang ada di kamera itu.Dalam hati Dhitta'untung aja Arka gak lihat'Dhitta segera mendekati Arka seraya menyerahkan kamera itu ke Arka.

"Ini kamera kamu kan?maaf lupa ngembaliinnya"ujar Dhitta dengan nada sedikit ketakutan.

Arka segera mengambil kamera dari Dhitta tanpa berkata apa-apa.Dhitta yang tadinya berusaha menahan nafas kini bisa bernafas lega karena Arka hanya diam saja tanpa harus memarahi Dhitta karena telah lancang melihat foto-foto di dalam kamera itu.

Setelah berjalan beberapa menit,Akhirnya kami sampai.Rumah Dhitta dua tingkat dan ada taman di sampingnya,serta ada ayunan yang selalu Dhitta duduki di kala sore hari atau hanya untuk mendengarkan lagu dengan headphone kesayangannya berwarna Biru muda.

Di taman ternyata ada Bunda yang membersihkan daun kelengkeng.pohon kelengkeng yang tumbuh besar hingga bisa membuat teduh ayunan.Bunda segera menghampiri kami.

"Hallo tante"Sapa Rendy duluan dan di sertai dengan yang lainnya.

"Hallo,kalian temen baru Dhitta ya?ayo masuk"Sapa Bunda sambil mengajak yang lainnya untuk segera masuk.Dan di ruang tamu ada ayah yang sedang duduk sambil minum teh.Kami segera masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"jawab ayah sambil tersenyum.

"Wahh ada tamu nih,temen baru Dhitta?tanya ayah kepada Dhitta.

"Iya yah"

Mereka segera menyalami tangan ayah dan bunda sambil berkenalan satu-satu.

"Silahkan duduk"ajak Bunda.
"Bentar ya,tante buatin minum dulu"Bunda segera pergi.

"Gak usah repot-repot tante"ujar Syifa.

"Gak apa-apa,tunggu sebentar ya"

Bunda pergi menyiapkan minuman buat kami.Aku sejenak melihat Arka yang sibuk melihat foto-foto waktu aku masih kecil dan Piala yang ada di lemari pojok.Itu Piala peringkat kelas yang hampir setiap tahun Dhitta dapat dan ada piala yang sedikit lusuh,ya piala lomba menggambar waktu kelas 2 SD.Dhitta memang anak yang pintar,setiap harinya Dhitta selalu menghabiskan waktu untuk belajar,ya walaupun berbeda dengan image nya.Tanpa sengaja pandangan kami bertabrakan membuat ku segera mengalihkan pandanganku sedangkan Arka hanya diam saja.'Ahh pasti dia mikir yang aneh tentang aku'.Hatiku berdetak dan mungkin pipiku memerah karena malu.

"Gimana kalau kita duduk di luar aja"ujar Rendy.

"Ayoo"seru Syifa segera keluar sambil menunggu Bunda Dhitta.

"Dhitta kita keluar dulu ya,gak apa-apa kan,maaf gak sopan Dhitta"ujar Serly.

"Iya gak apa-apa,santai aja,anggap rumah sendiri kalau kata orang-orang biasanya"Ucap Dhitta membuat yang lainnya tertawa.

"Beneran nih anggap rumah sendiri,ya udah kita jual besok"Rendy segera merespon Dhitta dengan gelak tawa.

"Ayo ka"ujar Bimo segera mengajak Arka

"Kalian duluan aja"

Mereka keluar dan tersisa Dhitta dan Arka yang masih di dalam.Arka segera melihat lemari itu dan aku pun mengikutnya tanpa sadar.

"Ternyata kamu pintar juga"Ujar Arka sambil melihat Piala dan foto-foto Dhitta.

"Emang kenapa?saya gak cocok ya mendapatkan ini semua?"Dhitta sambil mengikuti langkah kaki Arka.

"Cocok kok,cuma kayak ada yang aneh aja"

"Aneh kenapa?pasti karena sifat saya yang seperti ini"

"Ya mungkin aja"

"Terkadang kita itu harus keluar dari zona nyaman,supaya bisa nemuin kebahagian yang lain dan pengalaman yang beda,penampilan gak menjamin sifat seseorang"ujar Dhitta.

Dhitta mendapati Arka yang hanya diam saja seakan sedang mencerna kata-kata Dhitta tadi.Ya memang benar sih,penampilan dan gaya hidup gak nentuin siapa kamu sebenarnya.Terkadang ada yang orang berandalan tapi kalau udah ketemu sama orang yang dia cintai mungkin akan berubah menjadi orang yang lemah lembut.Semua orang yang pastinya ada sisi baiknya.Tapi kalau untuk Arka,Dhitta belum menemukannya.Pria dingin yang hanya berbicara sepentingnya saja.

"Ini foto kamu kelas berapa?"Tanya Arka membuat Dhitta kaget.Seorang Arka betanya tentang hal yang tidak penting.

"Kelas 5 SD"jawab Dhitta singkat.

"Ohhh beda ya dengan yang sekarang,kayaknya di foto itu kamu dulu pendiem"

Dhitta bingung mau menjawab apa.kalau dijawab pasti panjang ceritanya.Dhitta berfikir,pertanyaan Arka itu sedang melucu atau mengejek Dhitta karena Dhitta harus mencerna setiap kata-kata yang di keluarkan Arka.Akhirnya Dhitta memutuskan untuk mengajak Arka keluar menemui yang lainnya.

"Ayo Ka keluar,gak enak sama yang lain"Dhitta mengajak Arka dengan ekspresi datar.

To Be continued...
Jangan Lupa Vote Dan Komen ya^^


Bagaimana Caraku Mengenalmu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang