Ssst! TRIO A UDAH PUNYA DESIGN COVER. WKWKWK
Bucin boleh, bego jangan.
.
.
|Aldena ADAZ|
"Gunting batu ker ... tas!"Aksa memimpin permainan kali ini, tentu saja atas permintaan sang ayah.
Memang sedikit malas sih, memainkan apa yang ayahnya suruh itu. Pasalnya, ayah mereka yang bobrok tiada tandingan itu ternyata membeli dua buah dadu, untuk dipakai bermain ular tangga.
Hebatnya, ayah mereka itu hanya membeli dadunya saja. Tidak dengan ular tangganya sekalian. 'Kan aneh.
Jadilah Arsen yang memang sering menyimpan mainan lamanya, harus membongkar kotak ajaib berisi seluruh mainan mereka saat kecil. Hm, untunglah kertas ular tangga itu masih ada di dalam kotaknya.
"Yes! Arsen duluan." Arsen memekik kegirangan saat ia memenangkan permainan gunting batu kertas bersama kedua kakak dan orangtuanya.
"Yee, baru menang sekali doang elah," decak Aksa sebal. Biasanya 'kan dia yang selalu memenangkan permainan gunting batu kertas ini.
"Biarin, yee." Bela Arsen tak mau kalah.
"Udah-udah! Ini mulainya kapan? Abang dah laper banget nih." Alden berdecak malas saat melihat kakak dan adiknya malah berdebat.
Sang ayah hanya diam saja sambil mengernyit. Memikirkan, kenapa dia bisa kalah dengan Arsen saat hompimpa tadi? 'Kan aneh.
"Arsen duluan ya." Arsen pun meraih dua buah dadu yang berada di samping kaki Aksa, menggoyangnya beberapa kali di dalam tumpukan telapak tangannya, lalu menjatuhkannya ke lantai.
"Sembilan!" ujar Arsen saat melihat angka dadu yang ia dapat.
Pion kecil berwarna merah yang menjadi kepunyaannya itu pun melompati beberapa angka, hingga berhenti di angka sembilan.
"Sekarang giliran Ayah." Sang ayah meraih dadu, lalu memulai permainan. Angka dadu menunjukkan angka lima. "Uwwu! Ayah dapet tangga."
Aksa dan Alden kompak berdecak. Mereka saja belum kebagian main, tapi jarak sang ayah sudah cukup jauh. Yaitu berhenti pada angka 27.
Permainan terus berlanjut. Keempatnya saling kejar-kejaran, dan sama-sama tak mau kalah.
Nadhira yang melihat keempatnya masih asyik bermain, hanya bisa menghela napas sembari geleng-geleng kepala. Awalnya, ia juga dipaksa ikut bermain oleh sang suami, hanya saja kalau ia ikut bermain, lalu siapa yang akan memasak? Memangnya mereka mau makan apa?
Kembali ke empat kawanan bobrok, saat ini sang ayah memimpin. Pionnya berada pada angka 96, yang artinya hanya butuh empat angka dadu lagi untuk sampai finish.
Aksa dan Alden sudah pasrah dengan nasib mereka. Pasalnya, beberapa kali mereka turun ke bawah, karena bertemu dengan ekor ular.
"Giliran Ayah, ya." Sang ayah meraih dadu, lalu melemparnya pelan.
"Delapan!" pekik Arsen. Artinya, pion sang ayah akan kembali lagi berhenti di angka 96.
Sang ayah mulai menjalankan pion berwarna biru miliknya. "Satu, dua, tiga, empat." Ia terus menggerakkan pionnya sampai keluar dari kotak permainan. Membuat ketiga anaknya melongo tak percaya. "Lima, enam, tujuh, delapan. Yes! Ayah menang."
Pria tiga anak itu berdiri dari duduknya dengan bangga, karena berhasil memenangkan permainan.
Ketiga anaknya melongo melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔4+1 PRINCE-SS (JOYLADA: Winka choi)
Ficción GeneralPINDAH KE JOYLADA! Search: Winka Choi atau 4+1 PRINCE-SS di kolom pencarian Joylada. Thank you! WARNING! SUDAH TIDAK DIJUAL DALAM BENTUK NOVEL FISIK! (Dikarenakan masa kontrak sudah selesai dan tidak diperpanjang. Jika kalian menemukan 4+1 Prince-s...