17. we're finally out

1.6K 340 54
                                    

klo ada typo maaf, nulis nya di buru-buru :(










"professor, hari semakin malam. kayaknya lebih baik kita udahin dulu sampai sini dan nyusul yang lain," sanha membuka mulutnya. sanha sudah capek untuk mencari keberadaan professor jung jaehyun yang belum ada kepastian nya.

michael berpura-pura tidak mendengar ucapan sanha. ia menganggap ucapan seorang yoon sanha ini sebagai angin lalu. michael masih berusaha ingin menemukan professor jaehyun.

"kita bisa lanjut besok, prof." tambah somi. benar apa kata sanha, lebih baik beristirahan dahulu sebelum melanjutkan lagi.

"time is money, kid. kalau masih sempat kenapa tidak?" jawab michael. michael mulai menelusuri bagian gudang-gudang dimana banyak noda darah yang membuat sanha dan somi enggan untuk ikut masuk.

"p-prof, a-ada darah," tunjuk somi kepada dinding yang dihiasi begitu banyak darah.

darahnya sudah kering. pasti sudah terjadi lama.

"itu bangkai hewan doang," jawab michael dengan santai.

"i think we should go, now." bisik sanha kepada somi. somi menatap sanha bingung, bagaimana dengan michael? apakah mereka akan meninggalkan michael secara diam-diam? jika iya itu bukanlah hal bagus.
"um, prof. saya mau cari toilet dulu sama sanha... kebelet prof..." ucap somi dengan akting seadanya.

michael berbalik, "mau ke toilet? gak ada disini."

"kita cari aja dulu, kok," ucap sanha.

michael menatap somi dan sanha dengan curiga, "kalian mau kabur?"

sanha dan somi tertegun, "k-kabur? ngapain kabur prof? we're here to save the world." ucap somi dengan nada ketakutan.

"oh ya? kalau begitu, mengapa saat berbicara kalian tidak menghadap kepada saya?" michael berjalan maju kepada somi dan sanha membuat dua orang itu semakin was-was.

"p-prof?"

"saya pikir kalian percaya kepada saya, tapi ternyata? no need explanation, kalian curiga kan kepada saya?" tanya michael, semakin mendekatkan kepada somi dan sanha.

"saya gak bilang g-gitu prof, kita cuma mau cari toilet doang." ucap sanha.

"ambil obat nya," bisik sanha kepada somi, somi menelan ludahnya gugup.

'be brave jeon somi, be brave' somi menyemangati dirinya sendiri.

"apa kali—"

"sorry, professor!" seru somi lalu mengambil resep obat dari saku jas michael.

somi dan sanha berlari untuk meninggalkan michael yang terlihat sangat marah dengan geraman terdengar keluar dari mulut professor tua itu. somi dan sanha terus berlarian tanpa tau arah kemana mereka akan pergi.

"kemana?!" teriak somi kepada sanha.

"right!" jawab sanha sembari menunjuk lorong sebelah kanan. professor michael mengejar mereka, namun sayangnya langkah michael terlalu lamban.

dirasa sudah lumayan jauh dari michael, sanha dan somi berhenti untuk mengatur nafas mereka.

"damn, kita ninggalin professor michael." ucap somi dengan nafas terengah-engah.

"he's a bad guy," ucap sanha.

"tapi san, kita belum tentu tau dia jahat atau enggak. itu cuma feeling lo kan?" ucap somi, masih ragu dengan pernyataan sanha bahwa professor michael ingin menjebak mereka.

"kita cari tau itu nanti. kita harus temuin yang lainnya," sanha berdiri tegap lalu mengulurkan tangannya, "siniin obatnya,"

somi memberi obat serta resep kepada sanha. "kita kemana sekarang?" tanya somi. sungguh, somi dan sanha seperti nya tersesat di gedung tinggi ini.

𝐂𝐎𝐑𝐋𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang