20. meera's story

2.4K 339 95
                                    

hi sorry bru update but enjoy it!
klo ada typo atau kesalahan bisa komen aja yaa!










hening.

keadaan didalam mobil hening.

hanya ada suara somi yang mengetuk jendela mobil. selebihnya tidak ada.

semuanya kacau.

adik haechan dibawa. sanha dibawa. dan kim juga dibawa.

sebenarnya apa sih yang ingin orang-orang itu tunjukan pada mereka?

"hey," hyunjin bersuara. canggung sebenarnya, padahal ia tidak melakukan apa-apa.

jaemin refleks menoleh kearah hyunjin yang kini menghela nafas berat, seperti beban yang harus ia tanggung terasa sangat melelahkan.

"dipikir-pikir, omongan mereka semua benar."

yang lain mengerutkan dahi bingung. menunggu hyunjin melanjutkan ucapannya yang mungkin akan mengundang perdebatan besar jika ia tidak segera meluruskannya.

"maksud lo?" kini, pemuda berkulit tan itu bertanya. matanya memancarkan emosi yang tertahan dalam hati. mencoba meredam kekesalan yang kini kian memuncak.

"professor michael, our parents." ucap hyunjin, "they're all right." jari pemuda itu bergerak gelisah setelah selesai mengucapkan apa yang dalam benaknya ingin curahkan.

"maksud gue, kita cuma remaja tolol doang yang sok-sok an nyelamatin dunia padahal nyoba nyebat aja udah bengek," cara berbicaranya hampir mengundang tawa gurau tetapi mereka tahu situasi apa sekarang. tidak ada yang bisa tersenyum ataupun tertawa. mengangkat sedikit ujung bibir saja terasa kelu.

"terus?" haechan kembali menuangkan pertanyaan. delikannya benar-benar menunjukkan bahwa ia sudah muak jika harus mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir tebal pemuda itu.

"give up is the best way."

benar.

pikiran haechan memang jenius karena dapat memprediksikan apa yang hyunjin akan katakan. si bibir tebal itu menyuruh mereka untuk menyerah?

"kita hampir sampai di jalan keluarnya. no need to give up." ucap nakyung dengan lirikan malasnya yang ditangkap oleh indra pelihat hyunjin.

sedangkan yang lain hanya mendengar. penasaran akan apa yang si bibil tebal ini katakan selanjutnya.

"be realistic. kita sama mereka jauh beda. mereka punya jalan pikiran yang lebih pasti. dont you understand? kita udah di tahap kekalahan. satu langkah salah, semua kacau." lanjut hyunjin. kini dengan sedikit tuangan emosi dalam nada bicaranya.

"how many efforts we put, we always be a loser. kita bakal selalu kalah. mereka punya segalanya dan kita cuma punya diri yang mungkin akan berdarah nantinya," nafas sang juru bicara tersenggal. bukan, bukan emosi lagi yang tertuang dalam hatinya. akan tetapi rasa sedih dan kecewa yang tercampur aduk dengan sempurna.

"lo gak ngerti rasanya ngeliat adik sendiri dengan banyak luka." haechan berujar, "lo gak ngerti. jin."

"ya terus kita mau apa? kita bisa apa?"

"hyunjin, udah." heejin memperingatinya. takut jika nanti akan terjadi perkelahian antara sang sahabat.

"kenapa kita gak coba rela aja bumi ini hancur. lagian, kita berawal dari tanah dan berakhir dengan tanah lagi kan? kita juga bakal mati kan?"

jeno mendengus kasar. "terus lo mau apa? lo mau nyerah aja gitu biarin tempat tinggal lo jadi sarang makhluk aneh?"

"cepat atau lambat kita juga bakalan jadi kaya mereka."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐂𝐎𝐑𝐋𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang