Lambat laun, hati pun kaku. Ia butuh hibernasi beberapa waktu untuk membawa kembali kewarasan yang memudar.
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
Zea :
Bisa ngga kalo aku telpon?Fachrel :
Aku sibuk zee, lagi disekolahZea :
Pengen curhat, sumpah aku tuh ngerasa sesak tau ngga...Fachrel :
Ntar pas pulang sekolah aku kerumah kamu deh yaa...Seorang gadis sedang memainkan ponselnya sambil berjalan ketempat duduknya, tetapi naas, ia malah terduduk dilantai. Terjatuh dengan tidak elitnya. Gedubrakk!!
" Ehhh apaan tuh? Ada yang jatuh ya?"
"Ya ampun Zea.... kok bisa jatuh dari kursi sih kamu?" Vanda membantu Zea bangkit dari posisi jatuhnya.
"Aaawhh, sakit beneran..." Zea pun menggerang kesakitan.
"Makanya jalan tuh jangan sibuk sama hp! Kenapa sih Zee? Kayak ada beban gitu?" Cindy mengusap rok Zea yang kotor terkena debu.
"Ahaha aku ga apa-apa kok guys... beneran deh...cuma...." kata-kata Zea pun terhenti saat seorang remaja laki-laki masuk ke kelasnya tanpa permisi.
Laki-laki yang manis, kulitnya sawo matang, warna matanya hitam kelam, tubuhnya tinggi, dan tentunya rapi. Laki-laki itu datang bersama seorang temannya. Mereka dari kelas 12 B.
"Zea, tahu malu dong, masa iya sih kamu ngejar- ngejar Rafa yang jelas- jelas ga suka sama kamu!" Sergah Dion tanpa basa- basi ketika langkah kaki pertamanya masuk ke kelas 12 A, kelasnya Zeandira Aqilah.
Perempuan yang mencintai laki- laki bernama Rafa Syahputra sejak awal MOS sampai detik- detik kelulusan di SMK Swasta Sukma Indah. Tapi sayangnya cinta itu tak berbalas hingga saat ini." Eh Dion Kusuma! Jaga yaa ucapan kamu!" Bentak Cindy tegas.
" Sahabat kalian tuh, ga punya marwah dan ga tau malu! Udah ditolak ribuan kali masih aja ngejar- ngejar Rafa! Heh! Punya harga diri gak sih? Zeandira Aqilah?!" Dion menatap sinis kepada Zea. Jelas laki-laki ini meremehkannya.
" Yang ngga punya harga diri itu ya laki- laki yang memberikan harapan ke perempuan tapi cuma buat dimainin! Kamu kira sahabat aku mainan lotre apa?!" nafas Vanda terdengar menggebu ketika ia melihat sahabatnya mulai menitikan butiran bening yang jatuh deras dipipinya.
"Gak guna kamu nangis Zee, laki- laki seperti Rafa gak pantes kamu cintai!" Kata- kata Cindy sedikit menenangkan Zea.
"Hahahahaha yang suka sama Zea tuh ya laki- laki tolol! Sahabat aku Rafa Syahputra gak akan kepincut sama gadis murahan seperti kamu!" Dion kembali meluncurkan makiannya kepada Zeandira yang terus menangis, dibalas dengan tatapan membunuh dari Cindy dan Vanda.
"Zee, harusnya kamu punya harga diri" kata- kata itu berhasil menusuk ke jantung Zeandira yang sedang terisak, kali ini Rafa yang bersuara.
Dalam isakan tangis, Zeandira pun membuka suaranya "Kalau memang kamu laki- laki yang perfeksionis, kamu gak akan menghancurkan harga diri wanita didepan umum! Karena kamu juga murahan makanya kamu gak bisa bersikap gentleman!"
Kali ini Zea yang langsung pulang, meninggalkan kedua temannya dan rombongan Rafa yang membalas caci maki tanpa didengar oleh Zea.
Mocchino cafe
"Ya ampun Zee,gak malu apa nangis ditempat umum kayak gini?" Fachrel datang dari belakang Zea lalu duduk disebelahnya.
"Aku... aku... malu banget Rel" ucap Zea dengan terbata- bata menahan tangis.
"Aku kan udah bilang dari awal, Rafa itu bullshit, kamunya sih ngeyel!" Fachrel melepas jaket kulit maroonnya, jaket favoritnya khusus dipakai buat sekolah.
"Kan aku cuma nurutin kata hati doang, emang salah ya Rel?" Zea mengusap air matanya kasar dan berhenti menangis, tapi kesedihan dan kekecewaan dimatanya tak bisa ditutupi.
"Gak ada yang salah dalam cinta. Hanya saja yang salah itu orang yang kamu cintai!" Nih, minum dulu. Fachrel menyodorkan sebotol Pocari Sweat pada Zea.
"Thanks Rel, buat segalanya."
"No problem Zea, kapan pun kamu butuh, aku selalu ada. Bay the way, kamu engga ada niatan buat move on gitu dari Rafa?" Tanya Fachrel tiba- tiba.
"Perihal move on itu aku serahin sama waktu. Yang penting kamu sekarang bantuin aku ngalihin pikiran aku dulu, supaya enggak mikirin Rafa lagi!" Desak Zea disela- sela pembicaraan, yang membuat Fachrel mahu tidak mahu menuruti keinginannya yang konyol bagi Fachrel.
"Wuuuu dasar bawel!" Ejek Fachrel sambil menjitak kepala Zea.
"Aww, sakit tau! Ihh ketoprak asin!"
Fachrel pun tertawa melihat eksperi Zea yang menurutnya lucu sekaligus menggemaskan ketika sedang kesal.
Fachrel Ardiansyah adalah sosok yang dianggap sebagai sahabat oleh Zeandira Aqilah sejak pertemuan mereka yang pertama ketika SMP dulu. Awalnya Zea menganggap Fachrel adalah sesosok yang menyebalkan, tapi lama- kelamaan Zea pun dapat memahami sosok Fachrel yang sebenarnya.
Lain hal dengan Fachrel, ia menganggap Zea seperti anak berusia 5 tahun, emosinya masih labil dan tentunya Zea belum memahami apa itu cinta yang sebenarnya. Sering kali Fachrel kesal akan sikap Zea yang kekanakan. Tapi menghadapi anak kecil harus penuh kesabaran supaya ia menjadi dewasa.
"Mau selfie engga?" Tanya Fachrel mencairkan suasana.
"Lagi bad mood nih, kamu aja deh. Muka abis nangis gini mana bagus buat selfie"
"Ngeluh aja bisanya! Nih ya, hidup itu harus dibawa enjoy... jangan nge-bucin mulu kerjanya! Apasih bagusnya laki- laki berengsek yang gak bisa menghargai perasaan perempuan?" Sergah Fachrel yang hampir marah mengingat- ingat cerita Zea yang baru saja dialaminya.
"Sekarang zee, pikir baik- baik! Kamu cantik, pinter, menarik, polos, ceria, aktif, multi talent! Kenapa mau sama laki- laki bullshit kayak Rafa?"
Zeandira terdiam mendengar omongan Fachrel. Lantas Fachrel pun melanjutkan tanpa mengharap Zea menjawab pertanyaannya.
"Jangan kejar cinta laki- laki berengsek kayak Rafa, hijrah, Zea. Tenangkan hati dan pikiran. Perbaiki diri..." Fachrel merampas Pocari Sweat ditangan Zea dan meneguknya sampai habis.
"Kamu bener Rel. Aku akan berusaha. Makasih ya udah mau buang waktu untuk aku yang engga penting ini."
Zea tersenyum merasakan beban yang dipikulnya lepas bersamaan dengan keluarnya amarah Fachrel yang terlihat sabar menasehatinya.
Pelayan cafe pun datang membawa buku menu, lalu mereka memesan makanan dan menghabiskan sisa hari di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous
General FictionBerawal dari rasa sakit hati Zea kepada Rafa membuatnya semakin dekat dengan Fachrel, orang yang semula sangat dibencinya lantaran nyinyir tingkat dewa. Fachrel membuat Zea melupakan Rafa dan menghilang ketika sosok Halim Abimanyu, orang yang sedari...