Ada sedikit rasa risih malam ini, entahlah, tiba-tiba aku mendapat pesan dari seseorang yang tidak ku kenal.
Dalam pesannya, dia bilang bahwa aku telah menghancurkan hubungan sahabatnya itu, entah siapa atau hubungan seperti apa yang dia maksud, aku sama sekali tidak tau tentang hal ini.
Namun, ada satu nama yang dia sebut, yang memang akhir-akhir ini selalu bersama ku, Amar.
Dan, kalau memang benar aku adalah penyebab dari hancurnya hubungan mereka, aku sama sekali tidak tau tentang hal itu, aku bahkan sama sekali tidak memiliki niat atau pikiran untuk menghancurkan hubungan mereka.
Tapi semua kenyataan yang kukatakan pada orang itu seperti tidak berguna dan tidak dianggap.
Dia bilang aku munafik, dia bilang aku perempuan yang tidak tau diri.
Entahlah, malam ini aku merasa tidak nyaman karena pesan tersebut.
Apa mungkin aku memang harus menjaga jarak dengan Amar? agar tidak ada salah paham lagi, karena memang aku dan Amar tidak memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman.
Bahkan, sampai detik ini aku tidak berfikir bahwa aku akan menjalin hungan yang lebih dari sekedar teman dengan Amar.
***
Pagi ini, perasaan ku masih tidak enak. Rasanya berat untuk melangkahkan kaki kesekolah, apalagi untuk bertemu dengan Amar setelah kejadian semalam yang kulalui.
Tapi aku sudah memutuskan untuk tidak memberi tahu Amar tentang hal ini, aku rasa memang harus aku yang menjauh darinya.
***
Jam istirahat akhirnya tiba, ingin rasanya aku hanya tertidur untuk saat ini dan tak melakukan apa-apa, bahkan untuk sekedar pergi ke kantin.
Tapi, dari sudut mataku, aku melihat Amar berjalan kearah ku, dan disaat yang sama aku merasa benar-benar canggung.
"Bil, ke kantin yuk?" ajak Amar.
"Enggak ah"
"Emang gak laper?"
"Enggak"
"Tumben, yaudah mau nitip apa?"
"gak mau apa-apa"
"Lu kenapa? sakit?"
Tanya nya lagi, kali ini sambil memegang pundak ku.
Entahlah, semakin banyak pertanyaan yang dia berikan padaku, aku semakin merasa sedih.
"Enggak..."
Jawab ku perlahan sambil menatapnya untuk memastikan bahwa aku memang baik-baik saja.
"Yaudah, gua kekantin dulu ya"
"Mmm..."
Jawabku sambil menganggukan kepala.
Setelah melihat dia melangkah pergi, aku menghela nafas karena benar-benar merasa bersalah.
Tapi disisi lain, aku merasa sedih karena harus jauh darinya.
Padahal, biasanya di jam istirahat, aku lebih sering menghabiskan waktu bermain bersamanya, duduk di depan kelas dan bercanda dengannya.
Kenapa hari ini jam sekolah terasa lebih lama dari biasanya?
Aku ingin segera pulang. Aku benar-benar tidak nyaman dengan suasana seperti ini.
***
Jam pulang sekolah akhirnya tiba.
Tidak seperti biasanya, hari ini aku benar-benar bergegas untuk pulang.
Namun, belum selesai aku memasukkan buku kedalam tas, Amar sudah lebih dulu ada dihadapanku dan memberi buku yang belum sempat kumasukkan kedalam tas.
Setelah selesai, akhirnya seperti biasa, aku berjalan bersamanya hingga tempat parkir.
Jika hatus dideskripsikan. Jarak dari kelasku ke tempat parkir memang cukup jauh.
Jadi memang terasa sedikit aneh saat aku berjalan dengannya selama kurang lebih lima menit itu, aku hanya diam dan merasa canggung.
Syukurlah akhirnya tiba ditempat parkir, aku segera menuju motorku untuk pulang tanpa pamit ke Amar.
Merasa sedikit aneh melihat tingkah ku yang seharian ini diam, dia pun sekali lagi memastikan keadaanku.
"Bil, lu kenapa hari ini?"
"gapapa"
jawabku pelan sambil tersenyum.
"yaudah gua pulang duluan ya"
Aku pun pamit untuk segera pulang karena benar-benar merasa canggung.
"Iya deh, hati-hati ya."
"Iya."
Jujur, hari ini benar-benar terasa berat bagiku.
Semoga ini tidak berlangsung lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you ^_^
RomanceI love you ^_^ ... Kalimat yang tak pernah lupa terucap setiap malamnya. Ini tentang dia yang mengajarkanku bagaimana cara untuk mencintai, yang memberi bahagia, hingga waktu perlahan mengubah keadaan. Kecuali, tentang perasaan ku terhadap nya.