6. Apa kabar ?

6 0 0
                                    

Kenapa malam ini aku gelisah? entahlah, hari ini tidak ada kabar darinya, bahkan dia tidak hadir untuk sekolah. Apa dia terlambat? atau sakit? kemana dia hari ini? tunggu! kenapa aku merasa begitu khawatir akan keadaannya? dan, sejak kapan rasa rindu ini hadir? kenapa malam ini aku sangat merindukan kehadirannya? 

Apa mungkin karena aku sudah terbiasa selalu bersamanya? dan lagi, biasanya setiap pukul 20.00 malam dia selalu memberi kabar. Tapi sekarang sudah hampir pukul 21.00 dan masih tidak ada kabar darinya, apa mungkin aku harus bertanya lebih dulu malam ini? Ah! Entahlah, mungkin malam ini dia memang sedang sibuk, atau sakit dan perlu istirahat, sebaiknya aku tidak mengganggunya. Namun dimanapun dia berada saat ini, apapun yang dia lakukan saat ini, semoga dia baik-baik saja. Aku harap aku dapat segera bertemu dengannya dan mengetahui keadaannya, aku hanya khawatir.

***

Di sekolah hari ini akhirnya aku bertemu dengannya, tapi tidak seperti biasanya, dia lebih pasif hari ini.

Jam istirahat tiba, aku pun menghampirinya menuju tempat dia duduk di ruang kelas, dia tampak lesu siang ini, apa mungkin dia benar sakit? entahlah, lebih baik aku tanyakan langsung saja keadaannya.

"Dor!!" 

"Biiil...! ya Allah, gua lagi sakit ini " Dengan nada yang lemah dan sedikit sesak karena kaget.

Karena merasa bersalah dan tak ingin membuatnya murung hari ini, aku pun memutuskan untuk menghiburnya. Walaupun aku sendiri sekidit sedih setelah mengetahui kondisinya yang sedang sakit saat ini.

"Yaaah...kasian, bisa sakit juga ternyata, hahaha..."

"Bisalah... gua juga manusia"

"Iya iya. Eh, kantin yuk makan, biar lu gak lemes juga, ayok!" ajak ku sambil menarik tangannya agar ia bangun dari tempat duduknya. Walau pun pada kenyataannya tak membuahkan hasil karena aku terlalu lemah untuk dapat menarik dia.

"Enggaklah, masih lemes banget badan gua"

"Dih, yaudah diem aja disini, tidur!"

"Galak banget"

"Bodo. Wleee..."

Aku pun pergi menuju kantin untuk membeli makan siang, tepatnya ke kantin Bi Een, atau biasa disebut Si Bunda oleh anak-anak SMA. 

"Bunda..." Sapa ku.

"Eh, Si putri tidur. Udah bangun?" Ya, si Bunda memang selalu bercanda seperti itu denganku karena mungkin kebiasaan tidur ku.

"Ya Allah, sedih banget. Udah bun, Mau makan nih"

"Biasa?"

"Iya bun"

"Tuh telurnya masak sendiri"

"siaaaap... hehe"

Si Bunda sepertinya memang sudah tau menu khusus yang selalu aku mau, yaitu telur setengah matang yang masih panas, makanya bunda suruh aku masak sendiri, biar gak salah katanya, mungkin memang terdengar absurd, tapi itu sudah menjadi kebiasaan yang ku lakukan.

"Bunda, udah nih. Oiya, satu porsi lagi ya bun, kuahnya banyakin, hehe..."

"siaaap... buat siapa?"

"Amar, lagi sakit dia"

"Ih yaaa... gimana sih, laki-laki kok gampang sakit" candanya.

"Gatau tuh,haha... Bun, dibawa ke kelas ya, tar Bila balikin kok piringnya, tenang aja..."

"Hahaha... Bilaaaa Bila, iya sana, hati-hati jatuh nanti"

"Tenang Bun, kalo jatuh bisa bangun sendiri kok,hehe"

Setelah selesai membeli makan, aku pun kembali ke kelas dengan membawa dua piring makan. Saat sampai dikelas, kulihat dia dari depan pintu dia masih tertidur.

"Nih, gua bawain makan, makan ya" Sambil meletakkan piring dimeja Amar, aku pun duduk disebelahnya.

"Lah? Ngapain bawain gua makanan?"

"Ya biar lu makan lah! udah cepet makan, tar keburu masuk."

"Kuahnya banyak gak?" 

Entah kenapa mendengar pertanyaannya itu membuatku ingin tertawa. Mungkin kau juga akan sama tertawa sepertiku jika dapat melihatnya langsung saat dia berbicara saat itu.

"Iya pake" Jawabku sambil masih tersenyum.

"Kenapa lu senyum-senyum?"

"Gak."

Setelah percakapan tersebut aku pun langsung melahap makananku, begitu pun dia.

I love you ^_^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang