8. Kesan Pertamaku

1 0 0
                                    

 Aku ingat, saat pertama kali aku bertemu dengan mamahnya Amar.

Siang itu, dia tidak membawa motor kesekolah, dan akupun mengantarnya pulang.

ini juga kali pertama aku kerumahnya. Iya, sebelumnya aku sama sekali tidak tahu dimana rumah dia.

Sesampainya didepan rumah, aku melihat mamahnya Amar sedang duduk. Aku pun memutuskan untuk menyapanya terlebih dahulu sebelum pulang.

" Oooh... Ini Nabila ya ? "

Hah ? Bagaimana bisa mamah Amar tahu siapa aku, padahal ini adalah kali pertama aku bertemu dengannya.

" Iya mah, kok tahu ? "

" Tahulah... Amar yang kasih tau"

" Kasih tau apa?"

" Kasih tau jangan Mar? "

Sambil melirik ke Amar yang sedang duduk dimotor.

Aku yang merasa penasaran kali ini bertanya langsung ke Amar.

" Emang apaan? "

" Gak tau "

Jawabnya singkat sambil mengmalingkan pandangan.

" Jadi gini, mamah pernah tanya ke Amar waktu itu, ada yang Amar suka gak disekolah? "

" Terus mah ? Amar jawab apa? "

" Ya dia bilang ada, Nabila namanya "

" Serius dia bilang gitu? "

" Iya, padahal biasanya dia gak pernah bilang kalau dia lagi deket sama cewek, apalagi nyebutin namanya. Tapi dia bilang ke mamah kalau dia suka sama Bila "

" Iya gitu? " 

Aku mencoba bertanya ke Amar untuk memastikan sekaligus menggodanya.

Kau tau ? Aku sangat senang mendengar apa yang diceritakan mamah Amar waktu itu.

Aku tak menyangka, orang setertutup dia dapat dengan mudah mengatakan tentang perasaannya kepada mamahnya, bahkan hingga memberitahu namanya.

Aku pun tak menyangka, dipertemuan pertama dengan mamahnya, aku bisa dengan mudah akrab begitu saja, kami berbincang-bincang dan bercanda, aku nyaman dengan mamahnya yang menerima kehadiranku.

Tak berapa lama, aku pun memutuskan untuk pulang karena harus bekerja.

" Mah, udah mau sore, pamit dulu ya, mau keluar lagi soalnya "

" Udah sore, mau kemana Mar? "

Mamahnya bertanya ke Amar, mungkin dia kira aku akan keluar dengannya, padahal bukan begitu.

" Eh, bukan kok mah, bukan mau keluar jalan-jalan sama Amar. Amar gaikut Bila kok, Bila mau kerja mah "

" Oooh... Kirain, emang gak capek ? sampe jam berapa kerjanya? Udah makan belum? "

" udah kok waktu jam istirahat tadi di sekolah"

"Suka opor ayam gak? mamah ada opor, bawa ya buat bekal makan"

"Gausah mah gpp, gak laper kok"

"Ah... gak laper gimana, udah jangan malu-malu, tar dulu ya mamah ambilin"

Tak berapa lama, mamah Amar kembali sambil membawa kotak makan yang tentunya berisi opor ayam.

"Ini dibawa, nanti makan disana"

Ah... Aku bahagia, sangaaaat bahagia, sebaik itulah mamahnya terhadapku, padahal, kalau dipikir-pikir, itu adalah pertemuan pertama kami. Apa memang mamah Amar selalu sebaik itu? entahlah, mungkin kutanyakan lain kali...

Setelah itu, akupun pamit dan tak lupa mengucapkan terimakasih untuk bekal yang diberikan, bahagianya.


I love you ^_^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang