Part 9

1.2K 61 2
                                    

SeolHyun tampak sangat terkejut melihat kami. Manajer Sejin dengan sigap menarik kamera yang ada di tangannya. Meski sempat melawan, tapi dia tidak cukup kuat untuk bertahan. SeolHyun sempat mencoba untuk kabur tapi Namjoon dan Jungkook menahannya. Aku masih dalam keadaan syok. Semua terjadi begitu saja dan mataku benar2 terpaku pada Jin yang terlihat kebingungan di pinggir tempat tidur. Sementara Yoongi berusaha menahani tubuh Jin yang tampak tidak terkendali.
"Hyung ottokke??" Yoongi yang kewalahan bertanya pada Manajer Sejin.
"Kita keluar." Katanya. "Jae-ssi .. tolong bantu Jin. Temani dia sampai sadar"
"mwo?" Aku semakin tidak mengerti. Ku lihat Jin sedang dalam keadaan sadar sekarang. "Apa maksudmu?"
"Jin Hyung sedang dalam pengaruh obat2an. Kami akan mengurus Wanita ini, kau urus Jin Hyung disini" kata Yoongi.
"Dia tidak akan menyakitimu. Dia hanya sulit mengendalikan nafsunya sekarang" Manajer Sejin menepuk bahuku dan memerintahkan semua untuk keluar dari ruangan itu kecuali aku yang kini terpaku menatap Jin.
Belum sempat otakku memproses semua yang baru saja ku lihat dan ku dengar, tiba2 Jin sudah menarikku hingga terjatuh di atas kasur. Aku baru menyadari wajah Jin benar2 berbeda sekarang. Ku lihat dia lebih mirip singa lapar dibanding manusia.
Dengan beringas dia mulai menciumiku. Aku berusaha mendorong bahkan memukulnya beberapa kali. Tapi sepertinya pengaruh obat yang dimaksud membuat dia tidak lagi merasakan apapun selain hasrat untuk memuaskan nafsu birahinya.

Aku sudah sangat lelah sekarang. Jin benar2 seperti singa lapar. Tidak membiarkan tubuhku menganggur barang semenit. Dia terus saja menghajarnya tanpa memikirkan apa yang ku rasakan.
Akhirnya aku memutuskan untuk memilih jalan yang menurutku paling mungkin menyadarkannya. Dengan geram ku tarik Jin yang masih ingin memuaskan nafsunya itu ke dalam kamar mandi di kamar itu. Ku nyalakan air dingin hingga memenuhi bath tube. Dengan sisa tenaga yang ku punya, aku mendorong tubuhnya hingga masuk ke dalam bath tube. Aku sudah benar2 kehilangan akal. Dia memekik saat kulitnya merasakan dinginnya air. Aku menarik selang shower dan menyemprotkan airnya tepat di wajahnya yang sekarang kesulitan mengambil nafas. Dia berusaha menjangkau selang shower di tanganku tapi aku mengelak. Memberinya waktu untuk bernafas lalu kemudian menyemprotkannya lagi. Seperti itu berkali2 hingga ku lihat dia tampak tidak lagi beringas seperti tadi. Jin melemah. Matanya benar2 merah tapi bibir dan kulitnya sangat pucat.
Tak lama ku lihat dia menyandarkan kepalanya di sisi bath tube. Dia memejamkan matanya. Ku buka saluran pembuangan air dan membiarkan bath tube kosong. Lalu aku mengambil selimut dan menutupi tubuh Jin yang masih terbaring di dalam sana. Aku memutuskan membersihkan diri dengan air hangat, berharap semua sakit yang ku rasakan berkurang. Setelah itu, aku memakai pakaianku dan memilih untuk istirahat di dalam kamar itu.
Pukul 10 pagi aku terbangun dan melihat Jin tertidur di sebelahku. Masih terbungkus oleh selimut.
Ku buka ponselku, ada banyak sekali panggilan dan pesan dari Yoongi ataupun Namjoon dan Jungkook. Ku balas pesan mereka mengatakan kalau aku dan Jin baik2 saja.

Sampai sore Jin masih tidur. Aku terpaksa memesan makanan lewat layanan Hotel. Saat makanan sampai, Jin terbangun. Mengusap wajahnya berkali2 dan terkejut saat melihatku.
"Jae-ya"
"Kau sudah sadar? Makanlah" kataku. Sambil meberikan sup yang ku pesan untuknya. Dia meminumnya beberapa sendok lalu menatapku lagi.
"Kenapa kita ada disini?"
"Aku juga tidak tau. Makanlah dulu. Pakai pakaianmu. Kita keluar dari sini kalau kau sudah siap"

*****

Manajar Sejin dan Yoongi menjemput kami tak lama setelah aku menghubunginya. Mereka membawa kami ke sebuah laboratorium dan membuat Jin melakukan beberapa pemeriksaan.
Meski masih tidak mengerti, tapi Jin menuruti semuanya.
Setelah semuanya selesai, kami kembali menuju apartemen.
"Istirahatlah dulu. Besok pagi kami akan ke apartemen kalian untuk menjelaskan semuanya"kata Yoongi.

*****

Keesokan harinya, Jin demam tinggi. Yoongi dkk yang baru saja tiba akhirnya menghubungi dokter khusus tim mereka.
"Sepertinya dia masuk angin" kataku begitu dokter meninggalkan ruangan. Jin sudah mendapat suntikan dan meminum beberap obat. "Aku merendamnya di bath tube dengan air dingin hingga dia tertidur kemarin"
"Mwo?" Mereka serempak bersuara. Lalu tertawa terbahak2.
"Ku kira kau tidak bisa mengendalikannya Nuna"kata Jungkook masih tertawa.
"Tapi kenapa aku tidak ingat apapun?"tanya Jin yang kini duduk disebelah Manajer Sejin.
"Apa yang terakhir kali kau ingat?" Manajer Sejin bertanya. Jin tampak ragu menjawab. "Gwenchana Jin-ah .. Jae sudah mengetahuinya"
"Aku ke Club untuk menjemput SeolHyun. Ne .. Dia menghubungiku berkata dia sedikit mabuk. Jadi aku menjemputnya"
"Apa kau meminum sesuatu?"
"Hmm"Jin berfikir, berusaha mengingat "ah ne .. SeolHyun memberiku minuman, tapi aku meminumnya hanya sedikit. Sedikit sekali Hyung"
"Lalu?"
"Lalu aku tidak ingat apapun setelahnya. Aiisss ... kenapa dengan kepalaku?"
"SeolHyun memasukkan GHB ke dalam minumanmu"
"GHB?"
"Itu jenis narkoba yang biasa digunakan untuk melakukan pemerkosaan." Jawaban Sejin membuat aku, Jin dan juga member lain sama terkejutnya.
"Apa yang kau maksud Hyung?" Jin menyuarakan kebingungannya.
"SeolHyun tidak hamil Hyung" kata Yoongi. Jin semakin heran. Aku juga.
"Aku menyelediki tentangnya begitu Yoongi menceritakan semuanya kepadaku. Aku menemukan fakta bahwa dia tidak benar2 hamil dan ingin menjebakmu dengan merekam kalian saat berhubungan."
"Hah? Untuk apa dia melakukan itu?"
"Dia ingin mengancammu Hyung .. Dia tau kau tidak akan bisa lagi dikendalikan begitu tau kalau dia tidak hamil. Makanya dia ingin membuat rekaman itu." Kata Namjoon yang cepat sekali mengerti.
"Dia tau tidak akan berhasil merayumu bahkan merekam kalau kau sadar. Makanya dia menggunakan GHB" jelas Manajer Sejin. Jin terdiam, aku juga. Member lain pun sama.
"Kau sudah berusaha dengan baik Hyung" puji Namjoon memecah keheningan. Aku melihat wajah Jin yang saat ini melihat ke arahku.
"Aku sudah memberikan penjelasan pada SeolHyun. Kita memiliki barang bukti berupa CCTV, kamera, hasil pemeriksaan kehamilannya dan juga hasil pemeriksaan darah Jin. Hasilnya positif GHB. Jika kita memeriksanya sekarang, hasilnya pasti negatif. Reaksinya akan menghilang di dalam darah dalam 24 jam."
"Kau tidak melaporkannya Hyung?" Tanya Taehyung.
"Itu hanya akan membuat Jin dan kita semua dalam masalah. Tapi SeolHyun sudah tau kita punya semua bukti yang akan membuatnya dengan mudah diperkarakan. Dia tidak akan berani lagi mendekatimu Jin. Kecuali kau memang mencarinya"
"Anio Hyung .. aku sudah putus dengannya sejak sebelum kita mulai world tour. Aku bahkan tidak ingin menghubunginya lagi. Aku menemuinya karna dia bilang kalau dia hamil. Dia juga mengancam akan memberitahu media kalau aku tidak menemuinya waktu kita di Hongkong" Jin menjelaskan. Aku jadi teringat hari itu. Pantas saja Jin diam saja walau segala macam makian dilontarkan wanita itu padanya. Kini aku mengerti kenapa dia mengatakan kalau dia ingin mati saat pagi hari sebelum aku mengantarnya ke Hongkong. Saat itu aku mengantarnya karena memikirkan kemungkinan terburuk kalau dia akan kabur lagi dan merusak jadwal timnya. Bukan karna aku benar2 mengerti apa yang dia rasakan.
"Kau sudah berusaha dengan baik Hyung"Namjoon mengulangi pujiannya. "Kami tau pasti bagaimana kau benar2 merasa putus asa kemarin"
"Ne Hyung .. gwenchana .. kami tau kau sudah berusaha menanggungjawabi semuanya" Jimin menambahi.
"Untunglah kau tidak putus asa Hyung" sambung Hosoek. Aku masih memandangi Jin yang tampak masih berusaha mencerna yang terjadi. Hingga akhirnya..
"Nunaaa" Jungkook yang berada disebelahku melompat kaget. Dia melihati tangannya dengan ekspresi antara terkejut dan jijik.
"Ya Jungkookie.. tanganmu?" Belum selesai Taehyung menyelesaikan kalimatnya, aku sudah tidak bisa lagi mendengarkan apapun.

*****

-Awake please, Kim Seok Jin!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang