Sesampainya di rumah, Amma menghubungi Jin berkali2 tapi tidak diangkat.
"Dia pasti punya alasan Ma .." kataku menenangkan meski aku sendiri sudah meradang. Bisa2nya Jin berbohong stlh semua yg terjadi beberapa hari ini.
"Sepertinya ada yang kami tidak tau tentangnya. Dia sudah terlalu lama jauh dari kami karena pekerjaannya. Ku harap semua baik2 saja Jae-ya" kata Amma sambil terus berusah menghubungi Jin.
"Semua baik2 saja Ma .. Jin pasti punya alasan sampai dia harus membohongi kita"
"Dia tidak pernah berbohong pada kami sebelumnya"kata Appa. "Apa hubungan kalian benar2 baik2 saja Jae-ya?"
"Hmm ne appa .. kami baik2 saja .. Jin pasti akan segera menghubungiku begitu urusannya selesai" jawabku meyakinkan.Hingga pagi, Jin tidak kembali ke rumah. Appa dan Amma sudah pulang malam tadi. Aku sengaja mengunjungi dorm mereka sebelum berangkat kerja. Dan tak ada Jin disana. Yoongi sedikit bingung melihatku pagi2 kesana tapi tidak mengatakan apa2.
Sepulang kantor aku juga masih tidak menemukan Jin di rumah. Ponselku pun tidak menunjukkan ada kabar dari dia. Aku sengaja memilih untuk menunggu. Karena aku sudah tau kalau dia berbohong padaku dan keluarganya kmrn di Jeju.
3 malam seperti itu dan aku memutuskan untuk menghubunginya.
"Miane Jae-ya .. aku masih terlalu sibuk hingga tak bisa memberimu kabar" katanya begitu menerima panggilanku. Aku terdiam. Jin masih berusaha menutupi kebohongannya.
Panggilan diakhiri. Aku mengambil jaketku dan kunci mobil. Turun dan menuju parkiran. Bermaksud menyetir mobil menuju tempat2 yang ku fikir bisa menenangkan fikiranku. Aku benar2 tidak bisa berfikir jernih saat ini. Tapi aku berhenti saat ku lihat Yoongi tengah berbicara dengan seseorang lewat ponsel di sebelah mobilnya. Dia juga melihatku. Dan saat aku melaluinya, dia menarik tanganku, membuatku terhenti.
"Apa kau ingin keluar?" Tanyanya setelah menyimpan ponselnya. Aku mengangguk. "Ikut aku" Dia membuka pintu mobilnya. Aku berfikir sejenak lalu memilih masuk.
Dia membawaku ke jembatan yang ku tau bernama jembatan kehidupan di Sungai Han. Sedikit bingung karna biasanya disana jadi tempat orang berpacaran. Atau dulunya dijadikan orang sebagai tempat untuk bunuh diri sebelum pemerintah Kota Seoul memodifikasi beberapa hal disana untuk menjamin keamanan dan kenyamanan warganya.
Sambil memakan beberapa cemilan, aku dibawanya berjalan kaki menyusuri jembatan itu. Disana tidak terlalu ramai saat ini, hanya ada beberapa pasangan yang duduk di bangku2 yang disediakan.
Mataku tertuju pada tulisan2 yang rupanya tertulis di sepanjang pembatas jembatan. Aku sebelumnya pernah kesini saat jembatan ini belum seperti sekarang. Jadi baru kali ini aku mengetahui ada tulisan2 bagus disepanjang jalan itu. Tulisan2 yang sepertinya ditujukan kepada orang2 yang putus asa atau yang mungkin untuk melakukan bunuh diri disana.
"Kau lelah?" tanya Yoongi saat kami mulai duduk di salah satu bangku yang ada disana. Aku melihat ke arahnya yang saat ini memakai hoodie dan masker yang dibiarkannya turun sampai dagu.
"Apa kau biasa kesini?" Aku balik bertanya.
"Lumayan .."
"Kau suka?"
"Disini tenang. Aku kesini saat ingin berfikir atau perlu menguatkan diri sejak Nana tidak ada" jawabnya. Aku terdiam. Baru kali ini aku mendengar dia menyebut nama kekasihnya itu secara langsung. Aku tidak sempat mengenal Nana, tapi aku tau dia adalah kekasih Yoongi juga ibu dari Yoona. Mereka sudah menikah sesaat sebelum Nana meninggal. Dan kisah itu tidak pernah dipublish sesuai permintaan keluarga Nana yang tidak ingin merasa terganggu dan mengganggu kehidupan karir Yoongi. Aku sedikit iri dengannya. Dari cerita yang ku dengar dan melihat bagaimana cara Yoongi menyebut nama Nana, aku tau bagaimana dalamnya perasaan Yoongi kepadanya. Ditambah lagi melihat bagaimana dia sangat menyayangi Yoona.
Kami memilih diam tenggelam dengan fikiran kami masing2 hingga malam semakin larut. Di perjalanan pulang mataku tiba2 menangkap seorang wanita yang masuk ke dalam mobil yang sangat ku kenal. Yoongi yang juga melihatnya langsung melihat ke arahku.
"Ikuti" kataku tanpa melihat ke arah Yoongi yang kini mengarahkan mobilnya mengikuti mobil yang kami lihat tadi.
Setelah beberapa menit mengikuti dengan mengatur jarak aman, ku lihat mobil itu memasuki kawasan sebuah apartemen. Aku meminta Yoongi berhenti mengikuti dan kembali ke tujuan awal. Kembali ke apartemen kami.
"Apa kau yakin ingin sendiri?" Tanyanya begitu kami sampai di depan pintu alartemenku dan Jin.
"Gwenchana Yoongi-ah .. i'm fine .." kataku sambil tersenyum.
"Aku kembali ke dorm. kalau kau perlu apapun, hubungi aku" katanya. aku mengangguk lalu masuk ke dalam. Yoongi pergi ke dorm.Sampai tengah malam aku tak bisa memejamkan mataku. Ku dengar suara dari luar. Sepertinya Jin sudah kembali. Segera ku kunci kamarku dari dalam. Beberapa kali ku dengar Jin berusaha membukanya dari luar tapi tidak berhasil. Setelah ku abaikan panggilannya, suasana hening kembali. Sepertinya dia sudah pergi atau masuk ke kamarnya.
Paginya aku berangkat lebih pagi, dengan senyap ku langkahkan kakiku keluar dari ruangan. Begitu keluar dan menutup pintu, aku melihat Yoongi tengah berjalan ke arahku.
"Apa Hyung sudah pulang?" Tanyanya.
"Sepertinya iya"
"Kalian belum bicara?"
"Aku tidur nyenyak sekali malam tadi. Tidak mendengar dia pulang" Yoongi menatapku tidak percaya.
"sebaiknya kau pakai kacamata. Kau tampak seperti panda sekarang" katanya membuatku malu. ku ambil ponselku dan mengecek mataku disana. Ku kira make up tidak benar2 bisa mengcover mata bengkak karna kurang tidur ini.*****
"Aku tidak tidur dengannya. Aku hanya menemaninya karna dia baru saja kehilangan Appanya" Jin menjelaskan saat Yoongi mengunjunginya ke apartemennya pagi itu selepas kepergianku.
"Hyung .. berhentilah membela diri. Jae bahkan melihat mobilmu malam tadi masuk ke kawasan rumah SeolHyun. "
"Aku hanya mengantarnya pulang"
"Kalau aku tidak menghubungi kemarin, apa kau akan kembali pada dirimu Hyung? Kau seperti orang hilang akal jika sudah bersama SeolHyun. Kau bahkan berbohong pada orangtuamu kan?"
"Apa Jae menceritakan semuanya padamu?"
"Kau tau aku hyung .. Jae tidak perlu cerita aku sudah tau ada masalah diantara kalian. Kau bahkan berkhilah saat bicara denganku di telfon kemarin kan?"
"Yaa .. Yoongi-ah .. harusnya kau tidak perlu sampai sedemikian mencampuri urusan kami. Kau tau aku menikah dengannya bukan karna aku mencintainya. Dia pun harusnya mengerti kalau aku masih mungkin kembali pada Seolhyun" ucap Jin tanpa rasa bersalah. Yoongi terdiam sejenak mendengar jawaban Jin.
"Arrasho Hyung .. arrasho .. aku hanya ingin mengatakan 1 hal. Jangan menyesal bermain2 seperti ini. Kau tidak tau kapan orang lain mengambil hal baik yang kau sia2kan itu darimu" kata Yoongi sambil berdiri dan pergi meninggalkan Jin yang kini terpaku di ruangan tempat mereka bicara tadi. Jin berusaha mencerna kata per kata yang diucapkan oleh Yoongi barusan. Rasanya ada sesuatu yang menyakiti perasaannya.*****
KAMU SEDANG MEMBACA
-Awake please, Kim Seok Jin!-
أدب الهواةJadi istri seorang Idol? Suami tampan, terkenal, punya karir yang baik dan penghasilan yang berlimpah. Sempurna bukan? itu kalau kau benar2 istrinya.. Beda kisahnya kalau kau adalah istri simpanan. eit .. tunggu dulu! Belum lagi kalau kau istri yang...