***
Suasa minggu pagi ini tidak semanis hari biasanya. Tidak terlihat ada keceriaan yang menjadi ciri khas keluarga ini pada hari-hari biasa. Sepulang mencari Raisa, Rendra belum mengeluarkan sepatah kata pun. Dia hanya terdiam di kamar dan sekali keluar hanya untuk mengambil minum. Dia hanya diam membisu dan menghindar bila ditanya tentang Raisa, tentang pencariannya semalam. Kenapa Raisa tidak ikut pulang? Kenapa Raisa belum sampai rumah juga sampai pagi ini? Apakah semalam menemukan jejak-jejak Raisa? Mungkin Raisa pulang ke rumah orang tuanya? Ya mungkin saja begitu.
Lalu bagaimana dengan Salsa? Salsa juga ikut diam membisu ketika ditanya oleh Ayah dan Bunda. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Rendra dan Raisa? Salsa tetap memilih diam. Salah-salah menjawab, Dia bisa saja membuat Masnya marah. Cepat atau lambat Mas nya pasti akan menjelaskan sendiri ke Ayah dan Bunda.
Tok...tok...tokk
Siapakah yang sepagi ini sudah berkunjung ke rumah orang? Salsa berfikir sejenak. Lalu Ia segera membukakan pintu, agak lama lantaran pintu masih terkunci. Siapakah yang berada dibalik pintu itu? Ya, Kak Raisa. Kak Raisa langsung memasuki rumah begitu pintu terbuka.
Dia langsung melewati Salsa. Tanpa salam, ataupun sedikit menyapa. Dia juga langsung melewati Ayah Bunda yang ada di ruang tengah, tanpa menghiraukan tatapan cemas mereka.
Raisa langsung menuju kamar nya. Yang di dalam sana sudah pasti ada Rendra. Setelah beberapa menit, terdengarlah suara cekcok Rendra dan Raisa. Sepertinya mereka sedang bertengkar. Salsa melirik ke arah kedua orangtuanya. Mereka sedikit menunduk, mungkin cemas, takut, menjadi satu. Salsa menuju ke sofa sebelah Bundanya, lalu memeluk Bunda sambil memejamkan mata. Takut, Salsa juga takut. Mas nya terluka untuk kedua kalinya. Masnya terluka 'lagi'.
***
Glek... Suara daun pintu terdengar. Terlihatlah sosok yang selama beberapa jam ini Rendra pikirkan.
"Mas..." Raisa membuka percakapan dengan senyuman. Ia belum tau apa yang tengah terjadi saat ini.
"Kamu kemana aja Raisa?" Tanya Rendra dengan halus dan sedikit gemetar karena menahan emosi.
"Maaf mas semalem Raisa njenguk Kayla kemaleman, jadi nginep di rumah temen aku, cewek kok mas" Jawab Raisa dengan masih tersenyum. Terlihat tidak ada raut bersalah sedikitpun.
"Aku pengen Raisa jawab jujur aja, Raisa kemana semalem? Kenapa smartphone mu juga tidak aktif?" Tanya Rendra, kali ini Ia sambil berdiri.
"Aku sudah jawab jujur mas..." Jawab Raisa dengan sedikit gelisah. Seperti ada yang ditutupi.
Rendra diam sejenak, lalu menghela nafas dengan kasar
"Huuhh...."
Rendra mengambil smartphone nya yang ada di atas meja dekat ranjang. Lalu, Ia membuka smarphone nya sambil berjalan kesana-kemari di dalam kamar ini. Rendra berhenti sejenak , lalu memandang ke arah Raisa. Menatap tajam ke dalam mata Raisa. Mencari kebenaran tersembunyi yang ada di dalam sana.
"Lalu ini siapa? Kemana hijab mu? Kemana pakaianmu yang menutupi auratmu? Kenapa kamu seperti ini?" Sambil menunjukkan foto yang ada di dalam smartphone yang digenggamnya, pertanyaan bertubi-tubi terlontarkan dari mulut Rendra.
Rendra membuang pandangannya dari Raisa. Menatap ke arah langit-langit, menahan emosi yang bergejolak dari dalam hatinya.
Raisa hanya bisa diam. Tidak mengedipkan matanya sedikitpun, ia masih menatap tajam foto yang ada di smartphone. Bagaimana? Bagaimana ini terjadi?
"Mas, kamu percaya kalau itu aku?" Raisa menatap ke arah Rendra dengan mata sendu.
"Bagaimana tidak percaya, kalau aku sendiri yang mengambil fotonya? Bagaimana tidak percaya, kalau aku yang melihat itu dengan mata kepala ku sendiri? Aku melihatmu dipapah seorang laki-laki dan memasuki apartemen. Dan lagi, kamu memakai pakaian sangat terbuka seperti itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Air Surga (Salsa)
SpiritualSebelumnya nama cerita ini adalah "Luka Yang Terpendam". Sekarang saya ganti judul menjadi "Mata Air Surga (Salsa)" ya gaes. Kenapa judulnya bisa Mata Air Surga? Karena arti nama Salsa adalah Mata Air Surgaa.. jalan cerita nya gaada yang berubah kok...