Mas Rendra sekarang berada di balkon rumah, melamun. Salsa yang sedang berjalan dari dapur, melihat punggung mas nya lalu mendekat ke arah Mas Rendra.
"Mas kok ngelamun? Ada masalah? Cerita sama Salsa dong..." Salsa memegang erat tangan masnya.
"Enggak kok dek, bukan masalah besar.."
"Crita dong mas" Salsa menengadahkan mukanya yang jauh lebih pendek dari masnya.
"Iya deh dek, mas crita... tapi apapun yang mas ceritakan kamu jangan bawel ya.." Mas Rendra menyubit pipi Salsa gemas.
"Ini tentang Raisa dek..." Rendra menatap langit malam.
"Hmmm?.." Salsa jadi tambah penasaran.
"Raisa udah berubah jadi baik, dia minta maaf atas kejadian itu, dia menyesal, tadi siang mas ketemu sama dia... dia berharap mas menerimanya lagi.. dan mas memang sejauh ini masih berharap kepada Raisa.."
"Terus mas mau gimana?" Salsa membulatkan matanya tak percaya.
"Mas juga belum yakin dek... tapi hati kecil mas sepertinya meminta untuk melaksananakan pernikahan dengan Raisa..." Mas Rendra tersenyum getir kepada Salsa.
"Mas yakin?"
***
Di kantin kampus saat ini, Salsa menyepatkan untuk bertemu Riray. Sudah tau kan pasti Salsa mau bicara apa sama Riray?
Yap, Salsa mau bercerita tentang masnya yang tertarik lagi dengan Raisa.
"Ray..." Salsa membuka pembicaraan.
"Hmm?.." Riray yang sedang minum melirik ke arah Salsa.
"Kayaknya Mas Rendra mau nikah sama kak Raisa.." Salsa cemberut sambil memainkan ujung bajunya.
"Uhuk...Uhukk..." Riray yang sedang asik minum menjadi tersedak.
"Katanya Mas Rendra kak Raisa sih udah ga kaya dulu lagi..." Salsa nyengir tak percaya.
"Kapan kak Rendra nikahan? Duh secepat ini dunia berjalan? Baru aja ada kesempatan buat aku, eh ini malah udah mau nikah aja... hilang kesempatankuu Saaa...." Riray mencurahkan isi hatinya dan keceplosan tentang perasaannya dengan Kak Rendra.
"Eh Saa, maksud aku..." Riray bingung mau berkata apa.
"Itu aku udah tau Ray, dari sikap kamu yang mudah ditebak.. aku dah tau kalo kamu tertarik sama masku.."
"Assalamu'alaikum dek Salsa, dek Riray..." Tiba-tiba suara lembut seorang wanita terdengar.
"Wa'alaikumsallam kak.." Ucap Salsa dan Riray bersamaan sambil memandang wanita itu, Kak Raisa.
"Dek Salsa nanti pulang bareng aku bisa? Sekalian mau main ke rumahmu.." Ucap Raisa lembut penuh senyuman. Siapa laki-laki yang tak luluh dengan senyuman selembut ini.
"Insyaallah bisa kak.." Salsa membalas senyuman Raisa.
"Yaudah... kakak ke ruang LDK dulu ya... nanti kalo dah mau pulang hubungi kakak atau kamu langsung ke ruang LDK aja" Raisa tak henti-hetinya memperlihatkan senyum manisnya.
***
Hari sudah mulai sore, di lorong ini Salsa dan Riray jalan berdua. Suasana lorong sudah sangat sepi. Mahasiswa lainnya mungkin sudah pulang.
"Saa, kamu yakin mau pulang bareng kak Raisa?" Riray khawatir dengan Salsa. Takut Salsa dicelakai oleh Raisa.
"Iya Riray, percaya saja Allah menjaga ku.. jangan bersuudzon gitu sama kak Raisa siapa tau dia emang benar-benar udah berubah" Senyum Salsa ke arah sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Air Surga (Salsa)
SpiritualSebelumnya nama cerita ini adalah "Luka Yang Terpendam". Sekarang saya ganti judul menjadi "Mata Air Surga (Salsa)" ya gaes. Kenapa judulnya bisa Mata Air Surga? Karena arti nama Salsa adalah Mata Air Surgaa.. jalan cerita nya gaada yang berubah kok...