Jalanan kota pagi hari sudah ramai terisi dengan orang-orang yang hendak mengantor,pergi sekolah dan hendak melakukan berbagai kegiatan lainnya. Para murid dari sekolah lain terlihat sedang menunggu dihalte,menunggu bus yang akan mengantar mereka ketujuan,seragam berbeda warna menempel ditubuh mereka,mungkin berbeda sekolah sehingga warna seragamnya berbeda.
Aku dan nara melaju menggunakan motor kesayanganku ini membelah jalanan,udara kota terhirup segar bila masih pagi berbeda jika sudah siang,semua orang akan menutup wajahnya rapat dengan masker dan tak lupa menggunakan helm. Lampu merah menghentikan laju kendaraan yang hendak menyebrang,suara sesorang terlihat terdegar disebelah kanan motorku.
Aku membuka helm sementara nara sudah menoleh begitu mendengar suara yang tak asing memanggilnya "nara"ternyata yang memanggil nara seorang laki-laki renajayang eumuran denganku,eh apa ini seragam yang dipakainya sama dengan seragam yang aku pakai,itu artinya dia satu sekolah denganku. Tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya.
"kafka?"ucap nara,nada suaranya terdengar kaget,lalu kemudian gurat kaget diwajahnya hilang terganti dengan terbitnya senyum
"haii"laki-laki bernama kafka itu tersenyum hingga memamerkan lesungnya setelah berhasil membuat nara mengingatnya kembali.
"apa kabar?"kafka bertanya kepada nara dengan santai,tangannya memegangi setang motor agar selalu seimbang.
"baik,kamu?"dengan anehnya nara bertanya sesuatu yang tak perlu sebuah jawaban.
"ya seperti yang kamu lihat,aku baik-baik saja kan"jawab kafka dengan senyumannya,kulihat dia melirikku,alisnya mengkerut penuh tanya.
dia memandangku sebentar lalu menoleh kembali ke nara "dia siapa,temenmu?"baru saja nara akan menjawab,suara klakson mobil dibelakang mengangetkan kami,kudongakan kepala keatas ternyata lampu hijau sudah menyala. Aku kembali melajukan motorku menuju sekolah Sma Nusa Bangsa Jakarta
Gerbang sekolah sudah ramai,mereka berjalan beriringan masuk melewati gerbang yang selalu dijaga seorang satpam bernama Taji,biasanya kami memanggilnya dengan embel-embel pak. Beliau sudah tua sekitar setengah abad,dia dengan ikhlas mengabdikan diri menjaga sekolah ini,bertahun-tahun sudah lamanya pak taji menjaga sekolah kami.
Ku lihat pak taji seperti biasa,seperti hari-hari sebelumnya,dia selalu menyapa murid yang akan memasuki sekolah. Diantara begitu banyak murid,dia mengenalku dengan sangat begitupun denganku. Bagi kami pak taji seperti orang tua kami dirumah tidak ada bedanya dengan para guru yang mengajar kami disini.
Titt,,,titt
Suara klaskon aku bunyikan untuk menyapa pak taji,bukan hanya klakson tapi aku dan nara memberikan senyum tulus dipagi hari untuknya.
"pagi pak,selamat beraktivitas"sapaku sedikit berteriak,maklum suara hiruk piruk murid yng mengobrol saat memasuki sekolah terdengar sangat bising ditelinga kami.
Pak taji melambai-lambaikan tangannya kepadaku "pagi juga neng isel"jawab pak taji dengan tawa ceria.
Parkiran sekolah juga sudah terlihat setengahnya penh,dengan cepat aku memparkirkan motorku disebelah depan,agar nanti saat pulang aku dapat ngeluarkannya dengan mudah,tidak perlu susah-susah menggeser motor yang menghalangi jalan,kan berat,badan aku aja kecil mana kuat.
Aku berjalan sebelahan dengan nara. Tanganku emgangi tali tas yang tersampir dipundakku "tadi itu temen kamu nar"tanyaku,nara menatapku "maksud kamu kafka?"tanya nara memastikan
"iya siapa lagi kalau bukan dia"jawabku dingin,sifatku memang seperti itu kadang-kdang aku dingin,kadang-kadang juga kelewat senang,menurut klian pasti aneh,menurutku juga iya.
"dia temenku waktu masih smp,cuman kaget aja sih tadi soalnya udah tiga tahun ngga ketemu"jelas nara,aku menegrutkan kening bingung,kata nara sudah tiga tahun tidak ketemu tapi kok temen smp.
"kok tiga tahun kita kan baru kelas dua"
"iya dulu dia pindah waktu kelas delapan,pindah ke London ikut papahnya"aku hanya membulatkan bibirku.
Aku berbeda kelas dengan nara disebabkan aku dan dia berbeda abjad di awal nama,kelas nara memang berada disebelah kelasku persis jadi aku tidak perlu repot-repot harus menjemput nara untuk jajan bersama dikantin waktu istirahat telah tiba. Kelas masih sedikit sepi,mereka yang bbaru berangkat menaruh tasnya dibangku masing-masing lalu keluar dari kelas,diluar kelas mereka duduk-duduk santai di kursi panjang yang erbuat dari semen dan potongan lantai,seperti sekolah pada umumnya,kalian juga pasti tau. Sementara aku tidak tau kenapa hanya ingin bermalas-malas ria di bangkuku sendiri hingga bel tiba,jika bel tiba kami semua para murid harus cepat-cepat berkumpul ke lapangan sekolah untuk melaksanakan apel pagi,gunanya untuk mendisiplinkan murid agar selalu berangkat tepat waktu.
"denger-denger nanti ada anak baru"bisik-bisik temen perempuanku sama sekali tidak mengangguku,tapi cukup bagiku menajamkan telinga,tanpa berniat mendongakan kepala lalu bertanya kepada mereka,aku hanya diam menelungkupkan kepalaku dilipatan tangan.
Kudengar lagi suara perempuan menjawab,ah ya aku kenal suaranya,dia salah satu temanku,namanya hana,perempuan berambut panjang dengan poni lucu sebatas alis.
"iya,aku juga denger,kalo ngga salah sih laki-laki"jawabnya
"tapi gue belum tau namanya siapa"sambungnya,lalu suara bisik-bisik itu lenyap tergantikan dengan suara bel yang berbunyi kencang memenuhi seantero sekolah,dengan gerakan lemas aku berdiri melangkah bersama temanku Oca ke lapangan.
"lemes amat jalannya sel,udah rame,ayo lari"ajak oca menarik tanganku untuk lari masuk kebarisan kelas.
Apel pagi telah dimulai,semua dengan khidmat menjalankan apel meski terik matahari panas menyengat kulit mereka. Topi yang mereka pakai cukup menyelamatkan mereka,tapi tidak dengan tetes keringat yang melewati dahi dengan derasnya. Suara debum membuat kami menoleh dimana suara itu berasal,ternyata seorang perempuan dari kelas lain pingsan karena tidak kuat menahan panas,perempuan itu digotong oleh petugas pmr yang bertugas pada hari ini,dibawanya perempuan itu memasuki uks untuk diobati. Setelah apel selesai kami memasuki kelas masing-masing untuk kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Suara bising candaan temanku sangat mengganggu suasana sekali,aku hanya ingin tenang sambil menanti guru mapel jam sekarang masuk tapi teman-temanku sudah ada yang berlari-larian sambil bercanda seperti anak sd saja. Ketukan sepatu terdengar ditelingaku membuat hatiku sedikit lega,akhirnya suara berisik ini akan berakhir juga.
"pagi anak-anak"sapa wali kelasku Bu Remi,aku sedikit heran seharusnya yang masuk jam sekarang kan Bu Lupi,lagipula tidak ada mata pelajaran dari bu remi hari ini. Bisik-bisik itu mulai terdengar lagi,aku memutar bola mataku jengah,kenapa hari ini aku sensitive sekali.
"maaf mengganggu waktunya anak-anak,ibu ada kejutan untuk kalian"ku lihat buremi mengalihkan pandangannya menghadap pintu lalu berbicara
"masuk nak"seorang laki-laki memasuki kelas dengan senyum terbit diwajahnya,aku belum melihat dengan jelas wajah laki-laki itu karena aku melihatnya dari samping
"ini teman baru kalian,perkenalan dirimu nak"ucap bu remi,laki-laki itu menagngguk lalu membalikan badannya menghadap kami,betapa kagetnya aku saat melihat wajahnya.
Jumpa lagi dicerita jeleku,terima kasih buat kalian yang mau baca
Jangan bosan buat baca cerita aku selanjutnya
Ada yang penasaran sama isel,kalo iya,jangan tinggalin cerita ini oke
Janagn luap tinggalkan jejak jari kalian,thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN SILENCE
Teen Fictionketika rasa tak bisa diungkapkan,,, HIGHEST RANK #12-KOMEDI (12/04/2019) #16-RINDU(12/04/2019) #5-JARAK (12/04/2019) #5-CINTADALAMDIAM (12/04/2019) Cover By Me🌸 (Please,don't copy my story!) Update nya sesuka hati ya:)