Kehadiran2

70 11 12
                                    

"iya kamu,nanti tugas kamu tumpuk semua tugas ke meja saya mengerti?"jelas Pak Wara. Gilang mengangguk.

"ngerti pak"

             Suasana sudah kembali kondusif tanpa adanya hawa mencengkam,puluhan pasang mata langsung teralihkan begitu melihat sesosok perempuan berdiri dari tempat duduknya. Langkahnya maju dengan gerakan sedang,tidak lambat tidak pula cepat. Sementara dua makhluk aneh itu terkaget-kaget saat melihat sasaran yang diincar baik-baik saja. Rasa was-was dan gelisah menyelimuti hati mereka.

Hito bingung dengan apa yang terjadi begitu pula dengan arif keduanya sama-sama heran.

"Rif"panggil Hito berbisik. Arif langsung menoleh lalu menggelengkan kepalanya,mengerti apa yang akan diucapkan sahabatnya ini.

"gimana sih itu si Nara kok"tanya Hito sambil memandangi Nara yang maju ke depan

"gue ngga tau"

"tadi ngga ada orang yang liat kan?"bisik Hito khawatir

"tadi lo juga liat kan semua orang udah pada pergi ke kantin"jelas Arif. Hito mengangguk menerima asumsi yang Arif katakan.

"terus?jangan-jangan Nara liat waktu kita olesin lem perekat ke kursinya?"ucap Hito panik,Arif pun ikutan panik.

"bisa juga tapi kursinya dimana?"kata Arif,wajahnya sudah pucat pasi. Masih baik jika ditukar dengan punya temannya. Bagaimana jika ditukar dengan kursi guru bisa habis keduanya.

         Dua hati makhluk aneh itu berdenyut-denyut. Rasa takut mengunci jiwa mereka,keringat dingin menetes dengan deras di dahi seorang kribo. Mereka hanya bisa diam menunggu apa yang akan terjadi setelah ini.

"Ada apa Nara"tanya Pak Wara saat melihat siswanya melangkah maju mendekatinya.

"saya mau izin ke toilet pak"izin Nara dengan sopan. Sebenarnya pergi ke toilet hanya alibi.

"iya,tapi jangan lama-lama" Nara mengangguk,kuluman senyum licik menghiasi wajahnya.

"anak-anak saya mau keluar. Ada urusan,jangan rame" Nara yang sudah membalikan badan berhenti. Dalam benaknya dia berkata "ini saatnya"sementara Dua makhluk itu menelah ludah sabil mengamati guru terkilernya dengan teliti.

Raut wajah Pak Wara berubah saat hendak berdiri. Bingung,panik mengitari pikirannya kini. Nara berbalik pura-pura merasakan kejanggalan.

"ada apa pak"tanya Nara pura-pura tidak tau,sudut matanya melirik Dua makhluk yang sudah jahil mengerjainya,senyum licik pun terbit saat tatapannya tak sengaja bertemu dengan pemilik mata.

"ini saya kok tidak bisa berdiri yah"jelas Pak Wara bingung

Nara melangkah maju sekitar lima langkah dari tempatnya berada "mungkin ada pakunya kali pak"

"engga,saya tadi duduk juga nyaman-nyaman aja"ucap Pak Wara

Pak Wara menarik tubuhnya,berusaha memidahkan tubuhnya dengan kursi yang sudah menjeratnya.

BRETT

      Semua penghuni yang berada di kelas melebarkan matanya serentak begitu pula Nara. rasa khawatir Dua makhluk aneh itu menjadi kenyataan sudah.

"suara apa itu pak?"tanya Nara. kali ini memang tidak dibuat-buat itu asli ekspresi kagetnya saat mendengar suara aneh itu. Pak Wara tidak langsung menjawab,dia menatap ke belakang tepatnya ke belakang celana yang dipakai. Dan yang lebih mengejutkan terlihat sudah semua.

Pandangan matanya langsung menghadapkan ke depan,terlihat penuh kemarahan dan menyeramkan.

"siapa yang naroh lem perekat di kursi saya!"teriaknya menggema sampai ke sudut-sudut kelas,mereka semua terdiam ketakutan walaupun tidak merasa melakukannya. Nara tersenyum licik tidak sabar melihat Dua makhluk itu dihukum habis-habisan.

"jawab!!siapa yang sudah naroh lem ini!!!" teriak Pak Wara penuh kemarahan. Wajahnya sampai memerah,tatapannya tajam dan sangat mengitimidasi.

        Dua potong tangan terangkat ke udara tapi pemilik tangan tidak berani mendongakan wajahnya. Mereka hanya terdiam menunduk menyembunyikan air muka yang penuh ketakutan. Pak Wara menatap mereka,tidak sabar ingin menghabisi pemilik tangan.

"Maju kalian"ucap Pak Wara.




HAI JUMPA LAGI DI PART SELANJUTNYA

LOVE IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang