Duo tengil

87 10 11
                                    

"Berhenti berharap menjadi orang lain karna menjadi diri sendiri itu lebih nyaman dan itu berlaku bagi orang yang mau bersyukur menerima keadaan"
                                                    Ify dtya
                                             18 April 2019

          Hito dan Arif perlahan beranjak dari kursinya menghampiri guru didepan yang sedang memandanginya tajam. Kedua makhluk itu saling melempar tatapan saling menyalahkan.
"Kalian ini tidak tau sopan santun ya"ucap Pak Wara dingin

Arif mendongak ingin membela diri "saya ngga sengaja pak,lagian niat saya juga bukan ngerjain bapak"celetuk Arif dengan wajah tengilnya.
Pak Wara mengeryit "terus?tujuan kamu ngerjain siapa?"tanya Pak Wara mengintimidasi.
Arif menolehkan pandangannya dan menunjuk perempuan dihadapannya menggunakan dagu "dia"detik itu juga semua penghuni kelas mengarahkan tatapan kepada seorang perempuan yang tak lain adalah Nara.
"Nara salah apa sama kamu?sampe bales dendam segitunya?"tanya Pak Wara sekali lagi dengan tubuh yang berdiri lunglai karena cape menghadapi muridnya yang hobinya membuat gara-gara.

"Nara laporin ke Bu Sara kalo kita telat pak"sahut Arif asal tanpa memikirkan akibatnya.
Sementara Hito langsung melebarkan matanya begitu mendengar apa yang dikatakan Arif.

Nara dengan santai memutar bola matanya jengah "ya salah siapa pake panjat pager belakang"kata Nara sewot.
"Bego!kenapa harus bilang sih"bisik Hito penuh penekanan. Dia tidak habis pikir dengan apa yang ada di otak sahabatnya itu.
"Ya kan gue ngomong apa adanya,biar Si Cewe Rese itu dihukum"celetuk Arif. Hito gemas hingga giginya bergemeletukan tanda menahan kesal
"Yang ada nanti kita yang dihukum abis-abisan Kribo!"kata Hito berbisik penuh penekanan diakhir kalimat. Arif baru ngeh saat mendengar kata-kata yang dilontarkan Hito barusan. Dalam hati dia meruntuki kebodohannya sendiri.

Pak Wara memijit pelipisnya pelan. Heran dengan dua anak manusia yang berdiri dihadapan mukanya "kalian ikut saya!"ucap Pak Wara dingin tapi menusuk
Hito menoel sebelah tangan Arif lalu keduanya saling bertatapan penuh arti
"Kabur"kata Hito pada Arif,memanfaatkan kesempatan ditengah kelengahan Pak Wara. Keduanya pun langaung mengibrit lari melewati kelas-kelas lain yang sedang belajar dengan tenang. Teriakan demi teriakan Pak Wara mengalihkan perhatian para murid dan guru yang didalam untuk menengok apa yang sedang terjadi lewat jendela dengan kaca bening.

"Yaelah tu guru cepet amat larinya?"celetuk Kribo ditengah kelelahannya
"Bukan Pak Wara yang cepet larinya,tapi lo yang leletnya kebangetan"jawab Hito sinis. Gara-gara Si kribo semuanya jadi hancur,walau lari ke ujung samudra juga ujung-ujungnya bakal ketangkep juga terus akhirnya dihukum deh.

"Si Cewe Rese itu kok bisa tau ya,padahal tadi gue udah pastiin bener-bener pastiin!ngga ada satu orang pun yang liat"jelas Kribo agar Hito tak terus menyalahkan dirinya.

"Mata lo mendadak rabun kali"desis Hito menanggapi. Kribo langsung menoleh dan mencebikan bibirnya keatas
"Kasar amat jadi orang"balas Kribo sedikit marah
"Biarin,gue lagi males ngomong sama lo"pasrah Hito
"Dasar sahabat lucknut"kata Kribo sambil memajukan mukanya ke Hito. Hito hanya diam sambil mendengus kasar. Langkah mereka semakin dipercepat untuk menghindari kejaran Si Guru Killer.

"Berhenti To,gue cape"ucap Kribo,dia mengedarkan pandangannya mencari tempat yang sekiranya aman untuk dia bersembunyi. Entah takdir apa ditengah kebingungannya dia melihat satu kardus besar disebelah dinding pembatas dengan Ruang Uks.
"To liat kardus itu"kata Kribo menunjuk kardus itu berada. Hito langsung mengikuti arah telunjuk kribo
"Kenapa?"Hito bingung dengan kribo. Ada apa dengan kardua itu?
"Kita sembunyi disana"jawab Kribo. Hito melebarkan matanya dan menggelengkan kepala cepat
"Ngga!!gue ngga mau,lo liat kan tu kardus sempit yang ada kita bisa tinggal nama kalo ngumpet disana!"Kribo mendengus lalu memandang Hito dengan ekspresi dingin dengan wajah yang sudah merah penuh keringat.

"Lo mau dihukum habis-habisan?"tanya Kribo. Hito terdiam seribu bahasa
"Ya,,,ya engga lah. Mana ada orang yang mau dihukum"Kribo tersenyum
"Yaudah cepetan ayo keburu ketauan"Dua makhluk itu langsung menghampiri keberadaan kardus. Dibukanya kardus itu,bersih sih hanya saja ada sedikit debu yang menempel dibawahnya.

        Kribo memasukan dirinya ke dalam kardus terlebih dahulu disusul Hito,untung saja badan mereka tergolong kecil bukan lagi kecil lagi sih melainkan kuring. Mereka berdua duduk di dalam kardus berhimpitan.
"To tutup kardusnya"perintah Kribo.Hito yang sudah memposisikan badannya agar tidak sedikit merasakan panas mendecih,dia kembali berdiri dan menutup kardus agar tidak ketahuan. Hawa panas menelusup masuk membuat mereka risih apalagi ditemani debu di dalamnya.

"Kemana sih tu anak,kerjaannya bikin masalah mulu. Awas aja kalo ketangkep saya hukum habis-habisan kalo perlu saya suruh pel semua ruangan di sekolah ini"ucap Pak Wara berbicara sendiri. Suara Pak Wara terdengar keras sekali di telinga mereka. Keduanya langsung was-was dan berusaha agar tidak mengeluarkan suara.

"Pak Wara bener-bener disamping kita To"bisik Kribo. Hito hanya diam karena hidungnya terasa gatal sekali,udara penuh debu dibawahnya tak sengaja dia hirup.

HATCHIMMM,,,,,,



HAII,,,,,SELAMAT MENIKMATI MALAM JUM'AT KALIAN
Apa ada yang kencan di malam jum'at ini,,,saran aku sih jangan entar kalo ada yang banyak nemenin pulangnya gimanaa
Semoga suka ya
Ini aku ketik di hp lohh
Abis mikir keras gara-gara ngingetin kata sandi email
Tolong ceritanya
Di baca jangan cuma discroll doang karna aku tu ga suka😊
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
Sekian dulu
Salam cintahh dari aku
Assalamualaikum









LOVE IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang