Anne menatap lembaran kertas putih yang tertempel di papan pengumuman Fakultas Ekonomi. Kepalanya sedikit mendongak. Hari ini kelompok KKN dibagikan, sekaligus penentuan tempat untuk KKN.
Harapannya hanya satu; bisa sekelompok dengan orang yang dikenalnya. Kadang Anne benci dengan hal-hal baru seperti ini. Dia tidak suka dengan perubahan. Bagi Anne, "Beradaptasi dengan orang-orang baru yang berbeda sifat adalah suatu bentuk perubahan yang ekstrem.
Belum lagi, KKN diadakan di desa yang pastinya susah sinyal ponsel. Tanpa koneksi internet, listrik ala kadarnya, dan hal-hal menyusahkan lainnya. Susah bagi Anne untuk bisa menyesuaikan diri dengan banyak orang yang baru dia kenal. Dia lebih suka berkutat dengan laptopnya ketimbang harus bersosialisasi dengan orang-orang. Dia lebih suka menjelajah internet ketimbang harus berpura pura ramah kepada orang lain.
Jemari Anne menyusuri deretan nama kertas putih yang ditempelkan di papan pengumuman dengan jari telunjuknya.
Satu...,namanya tidak ada.
Dua....,namanya juga tidak ada.
Anne mencoba sabar, lalu beranjak ke kertas ketiga. Dan ternyata namanya tercantum di lembar kertas ketiga. Anne memastikan namanya, tidak salah lagi itu adalah namanya"Anne El-Fryna", dari Administrasi, UNJ. Dia mendapatkan tempat KKN di Bojonegoro, tepatnya di Desa Sumber Arum.Anne sekelompok dengan mahasiswa dari fakultas lain. Sekelompok dengan orang-orang baru yang belum pernah ditemuinya. Rasa cemas tiba-tiba melanda pikirannya. Membuatnya malas melakukan apa pun. Anne tidak bisa membayangkan, apa yang harus dilakukan di pertemuan pertama dengan orang-orang baru. Kata-kata apa yang harus diucapkan. Sikap seperti apa yang harus ditunjukkan. Semua itu membuat Anne semakin khawatir.
***
"Eh, aku sekelompok sama Anne ya! Syukurlah. Setidaknya ada teman yang kukenal."Anne menoleh saat sebias suara menyapa gendang telinganya dengan lembut.
Novianti. Oh, ternyata dia melewatkan nama teman sekelasnya itu yang akrab dipanggil Novi oleh orang-orang, dia akan sekelompok dengannya saat KKN nanti. Dia tidak mengenal gadis ini secara resmi. Hanya tahu nama karena namanya cukup terkenal, dan cukup terkejut dia tahu nama Anne. Mereka hanya sekelas di mata kuliah Etika Profesi dan Manajemen Umum. Untunglah, setidaknya ada orang dia"Kenal" dalam kelompok itu. Dia sedikit tenang.
Gadis itu berdiri di sana dengan ekspresi gembira. Dia cantik dan populer di kelasnya. Otaknya cerdas. Novi seorang model. Tubuhnya ideal. Sosoknya sering muncul di majalah fashion yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Kabarnya Novi akan meniti karier di Bandung setelah merampungkan studinya.
Anne pernah mendengar kisah hidup Novi, ada garis keturunan Belanda di darahnya. Anne tersenyum pada gadis manis itu."Iya, kita sekelompok".timpalnya singkat.
"Syukurlah," balas Novi senang.
Novi melanjutkan membaca lembaran kertas putih itu. Beberapa menit kemudian, dia terpekik girang. Sebuah nama yang tertulis di bawah namanya menarik perhatiannya.
"Anne, ada seseorang lagi yang kukenal di kelompok ini. Dia dari Fakultas Ilmu Budaya, Prodi Sejarah. Namanya Hendika."
Anne ikut melongok ke sebuah nama yang ditunjuk Novi. Di sana, tertera sebuah nama "Hendika Febriyanto". Bagi Anne, apa menariknya seorang Hendika ini. Anne belum pernah bertemu dan tidak mengenal siapa lelaki itu.
" Syukur deh," ucap Anne basa basi.
"Oh iya, Anne. Senin nanti kita kumpul di auditorium, kan? Kita akan dipertemukan dengan anggota Fakultas lain."
Anne mengangguk kepala."Bareng yuk". Novi mengerling.
Sejenak berpikir, Anne mengangguk lagi. Ada sebersit rasa canggung yang menderanya. Walaupun begitu Anne senang setidaknya ada yang dia kenal.Vote and Coment
Thanks.💕🌂
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan&Rindu
Teen FictionJatuh cinta kepadamu begitu menyenangkan seperti meringkuk dalam selimut tidur yang hangat pada malam yang hujan. Aku ingin kau tahu, diam diam, aku selalu menitipkan rindu yang sama ke dalam beribu ribu rintik hujan. Aku ingin hari depanku selalu...