13) Kehidupan baru.

389 14 1
                                    

Kata Bunda, tak perlu gugup. Suaminya tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh karena dia masih sekolah.

Kata Ayah, tidak perlu cemas karena Azwan adalah orang yang tahu kondisi.

Kata Yusuf, tidak apa-apa karena Azwan laki-laki yang baik.

Kata Zahra, Ayna harus waspasa. Takut tiba-tiba Azwan khilaf dan menerkamnya.

Ayna berdiri di dalam kamar mandi sambil mengenakan piyama. Dia baru saja selesai menyikat gigi,  hendak pergi tidur.

Kegugupan melanda dirinya. Ayna, kamu nikah bukan buat mikirin yang aneh-aneh! Ayo keluar cepetan!

Saat ini, dia dan Azwan sudah berada di rumah yang Azwan beli untuknya. Padahal Ayna juga tidak masalah jika malam ini mereka tidur di rumah orang tua Azwan. Tapi Azwan menolaknya dengan halus sambil menggeleng.

Ayan memegang knop pintu. Dia menghela nafas panjang lalu membukanya perlahan. Pandangannya menyapu seluruh kamar.

Tidak ada orang.

Ayna keluar. Dia bingung sendiri. Apa yang dilakukannya sejak tadi? Ayna menertawakan kebodohannya. Tiba-tiba pintu terbuka. Muncul wajah Azwan yang basah, sepertinya dia habis membasuh wajahnya.

Azwan tersenyum menatap Ayna. "Kamu bisa tidur duluan, saya harus memeriksa tugas siswa."

Ayna mengangguk pelan. Azwan mengulum senyumnya sambil membawa laptop miliknya—yang tadi ada di nakas, keluar.

Ayna mengernyitkan dahi. Sebenarnya dia belum mau tidur. Dia masih harus mengerjakan pr. Tapi kata bunda, jika dia melihat Azwan sedang bekerja dirumah, maka dia harus menyediakan minuman.

Ayna berjalan mengambil buku biologinya lalu turun ke lantai dasar. Dia tidak melihat Azwan. Sepertinya Azwan ada di ruang kerjanya. Ayna pergi ke dapur. Dia meletakkan bukunya di sebuah meja kecil yang ada di dapur, lalu mengambil sebungkus kopi dan menyeduhnya.

Setelah selesai, Ayna membawa kopi dan bukunya ke ruang kerja Azwan.

Tok.. Tok...

"Masuk aja, Na."

Ayna membuka pintu. Dia tersenyum menatap Azwan yang tengah serius memperhatikan laptopnya. Ayna menghampirinya dan meletakkan kopi di meja Azwan.
Azwan mengangkat wajahnya. "Eh? Makasih...," ucapnya.

Ayna tersenyum. "Emm... Kalau aku ikut ngerjain pr disini, boleh kan?"

Azwan mengernyitkan dahi sambil menatap Ayna. "Bolehlah. Kenapa nggak boleh?"

Ayna tersenyum lebar lalu melangkahkan kakinya ke sofa dia menekuk lututnya dan menjadikannya alas untuk buku biologinya. Dia mulai mengusi soal-soal yang diperintahkan gurunya.

Azwan menatapnya sambil tersenyum. Mulai hari ini, aku hanya akan menjagamu dan membuatmu bahagia. Tidak ada yang lain.

Ayna sudah mulai mengerjakan PR-nya. Azwan menatap layar laptopnya dan mulai serius dengan kerjaannya.

Sepuluh menit..

Lima belas menit..

Dua puluh menit..

Nurul ayna muslimah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang