Arya Bumi

307 9 1
                                    

Seorang cowok sedang berdiri berhadapan dengan cewek yang memakai pakaian cheers.

"Sya, kamu mau kan jadi pacar aku?"

Cewek itu merengut. "Gimana, ya? Aku gak mau kalo aku jadi pacar kamu, nanti aku digangguin sama fans-fans fanatik kamu,"

"Gak, sayang. Kamu gak akan digangguin sama fans aku. Aku janji, aku bakalan jagain kamu terus. Percaya deh sama aku,"

"Tapi gimana, ya? Oke deh aku mau jadi pacar kamu."

Seketika cowok itu tersenyum manis. "Beneran, Sya? Kamu mau jadi pacar aku?"

"Beneran Arya Bumi sang arjuna SMA Wisnu Kencana, Gisya Derillea menerima cintamu."

Seketika Bumi memeluk Gisya erat, untuk beberapa detik pertama, detik setelahnya mereka berpandangan dan mulai mendekatkan wajah mereka. Hingga salah satu dari handphone mereka ada yang berdering.

"Shit!" Bumi mengumpat dalam hati, mengapa harus ada seseorang yang meneleponnya pada saat dia hampir berciuman dengan pacar barunya.

"Ada apa?"Bumi menjawabnya dengan dengusan.

"Bro, mendingan sekarang lo ke lapangan basket! Ada yang seru!"

"Sikring, lo nelpon gue cuma mau ngasih tahu itu doang? Dasar songak lo!"

"Udah pokoknya lo harus kesini! Gue tunggu, karena disini ada pertandingan seru!"

Bumi akhirnya mengalah demi sahabatnya. "Ok, gue kesana sekarang!"

Setelah menerima telepon, Bumi menghampiri Gisya lagi.

"Sayang, maaf ya aku ada urusan sebentar. Aku tinggal dulu, ya!"

Gisya tersenyum. "Gak apa-apa kok, lagipula aku juga mau ke lapangan basket. Karena disana ada pertandingan mendadak."

"Yaudah, aku pergi dulu ya, bye!"
Bumi menghilang dibalik tembok yang membatasi antara lapangan futsal dengan perpustakaan.

Bumi berjalan santai menuju lapangan basket, sementara seluruh siswa berlarian menuju ke arah yang sama.

"Seberapa serunya sih pertandingan itu? Sampe-sampe pada lari-lari kaya gitu?"

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang merangkulnya. "Seru banget, pokoknya lo harus lihat!"

"Hes, apaan sih lo? Ngagetin tau gak!"

"Hehe, yaudah yuk sekarang kita ke lapangan, sebentar lagi pertandingannya mulai tuh!" Ujar Mahesa sambil menunjuk ke arah lapangan.

Bumi terkejut kala melihat siapa yang bertanding, satu club basket cowok melawan satu orang cewek? Apa-apaan?

Bumi berdecak heran. "Gila, mana ada pertandingan kayak gini?"

"Ya ada lah, ini buktinya, dan lo harus tahu pasti cewek itu yang bakalan menang, gue yakin!"

Bumi terkekeh. "Haha, mana mungkin satu cewek bisa ngadepin enam orang cowok sekaligus? Yang ada bisa kepites tuh cewek. Lo mah buta apa gimana sih?"

Mahesa menatapnya sebal. "Lo belum tahu siapa dia sebenarnya. Dia itu mantan ketua osis yang galaknya minta ampun, terus-"

"Apa hubungannya sama basket?" Bumi menyela perkataan Mahesa.

"Ntar dulu, gue belum selesai ngomong. Jadi gini dia juga mantan ketua tim basket cewek dan berkat dia sekolah kita bisa juara satu di pertandingan basket antar SMA nasional, plus dia juga diberi penghargaan sebagai pemain basket cewek terbaik."

Bumi menertawakan penuturan Mahesa. "Hahaha, sebagus apapun prestasinya, pasti bakalan kalah sama enam orang sekaligus!"

Mahesa merasa dipermalukan walaupun oleh temannya sendiri, dan didepan temannya sendiri namun, Mahesa tetap tidak mau mengalah.
"Gimana kalo kita taruhan? Yang kalah bakal beliin tiket ke Aussie selama sebulan dan itu harus paket VVIP!"

Bumi menyunggingkan senyum liciknya. "Ok gue terima tantangan lo, gue yakin cewek itu bakal kalah sama club cowok!"

"Jangan berharap terlalu tinggi! Lo lihat berapa skor sekarang?" ucap Mahesa menunjuk papan skor yang menunjukkan angka 3-1 dan itu untuk seseorang bernama Binar.

"Lihat aja! Pasti club cowok bakal nyusul!" Bumi merasa kesal karena sedari tadi keasyikan mengobrol akhirnya dia tidak melihat kemampuan cewek bernama Binar itu dalam memainkan bola basket.

Mahesa mendekatkan bibirnya pada telinga kiri Bumi. "Dan kalo lo kalah, lo harus bisa pacarin Binar, si cewek basket!"

Bumi mendengarkan tantangan Mahesa dengan acuh, karena dia sedang fokus memerhatikan jalannya pertandingan yang seru itu.

Saat mata Bumi menangkap kejadian yang mencengangkan, yaitu saat Binar hendak melakukan shooting namun dengan sengaja atau tidak, ada seorang pemain club cowok yang mendorong Binar hingga Binar terjatuh, Bumi mengira Binar akan protes dan teriak-teriak meminta pertanggung jawaban, namun kenyataannya sangat berbanding terbalik dengan ekspektasinya Binar justru melanjutkan pertandingan dan dengan sigap langsung merebut kembali bola yang tadi sempat di curi darinya.

Dan yang membuat Bumi semakin tidak percaya dengan apa yang dia lihat, yaitu pada saat Binar melompat cukup tinggi untuk melakukan shooting dan itu berhasil. Bumi memperhatikan Binar yang tersenyum penuh kemenangan dan menarik kedua sudut bibirnya untuk melakukan hal yang sama, mungkin dia ingin menjadikan Binar salah satu mangsanya. Mungkin?

"Bersiaplah, gue akan buat lo bertekuk lutut dihadapan gue!"

"ARYA BUMI"
Nama yang berarti penguasa, menjadikannya gelap mata

Raito Rayy

MENARI •||• ON GOING (Delshel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang