Sudah setengah jam lebih Binar menunggu, namun sampai saat ini tidak ada yang datang untuk latihan basket.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Binar. "Hei! Udah nunggu lama, ya?"
Binar menoleh. "Eh, Lo Fik. Udah setengah jam kali gue disini, mana anak didik Lo? Kok mereka belum pada dateng sih? Apa gak jadi latihan?"
Rofik mendengus kesal. "Mereka belum dateng? Padahal gue udah bilang ke mereka kalo sore ini ada latihan. Ini alasan gue gak mau ngajarin anak-anak cowok main basket, pasti mereka pada males!"
Binar menepuk-nepuk bahu Rofik pelan. "Udah sabar aja, besok gue akan buat mereka mau dan giat latihan basket. Lo jangan khawatir!"
Rofik tersenyum. "Makasih, Bi. Ya udah Lo gak ada kegiatan, kan? Mau gue anterin?"
"Gak usah. Nanti gue ngerepotin Lo lagi, gue juga bisa pulang sendiri."
"Tapi kan udah sore, Bi? Gue anterin aja, ya! Lagipula kan bahaya cewek pulang sendirian, gue anterin ya?"
Binar menggeleng. "Gue bisa pulang sendiri kok, Lo gak usah khawatirin gue. Gue bisa jaga diri!"
"Emang Lo pulangnya naik apa?"
Binar hanya mengangkat bahunya acuh. "Gak tahu juga, tapi tenang aja gue bisa kok naik angkot atau bis, mungkin?"
"Gue cabut duluan!" Binar melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah. Berjalan sedikit kearah utara, kemudian duduk di halte untuk menunggu kendaraan yang lewat.
Tak berapa lama, sebuah motor berhenti tepat didepannya yang duduk santai sambil membaca buku. Membunyikan klakson yang cukup memekakan telinga Binar. Binar menatap sinis pada cowo bermotor didepannya itu.
Memasukkan buku kedalam tas, tanpa menoleh sedikitpun, Binar berlalu pergi dari halte dan cowo bermotor sport merah itu, membuat sang empu heran dan terus mengikuti Binar dengan beberapa teriakan yang terhalang helm full facenya. "Woi! Udah gue tungguin juga. Ayo balik bareng!"
Binar bersikap cuek bebek dan tetap berjalan cepat ditrotoar jalanan sepi itu, sudah pasti jarang ada kendaraan umum lewat karena jam sudah menunjukkan pukul 4.25.
Tak menyerah cowo bermotor itu melajukan kuda besinya sedikit jauh didepan Binar dan memarkirkannya sembarangan. Cowo itu turun lalu sedikit berlari kearah Binar, mencoba menggenggam tangannya yang dibalas dengan tatapan Binar yang menajam. "Ayo pulang bareng! Masa gue udah nungguin dari tadi Lo gamau pulang bareng gue, sih?!"
"Gue ga minta! Minggir!" Binar sedikit mendorong bahu kiri cowo tersebut, kemudian melanjutkan perjalannya menuju rumah yang lumayan jauh dari sini.
Tak mempedulikan tatapan tak suka dari Binar, cowo itu tetap membuntutinya, mencoba kembali memegang lengan Binar. Lebih tepatnya memaksa.
"Ayolah! Hargain kek usaha gue. Cuma nganter doang, abis itu udah gue balik. Janji gue gaakan macem-macem." Cowo itu menyodorkan jari kelingkingnya dihadapan Binar yang wajahnya sudah merah padam menahan amarah.
"Arya Bumi! Stop! Bisa minggir?! Gue mau pulang sendiri!" Binar mencoba melepaskan genggaman Bumi dilengannya, namun Bumi malah mengeratkan genggamannya.
"Sekali doang, ayo. Ntar gue yang bilang sama orangtua Lo kalo Lo takut dimarahin, tenang aja. Udah ayo naik!" Bumi sedikit menarik lengan Binar yang pastinya mendapat penolakan keras, alhasil terjadilah drama tarik-menarik antara mereka berdua.
"Lepasin! Gue ga mau! Budek?! Hah?!" Binar semakin memberontak, menarik tangannya dengan sekuat tenaga dan berhasil membuat Bumi sedikit limbung dan melonggarkan genggamannya -tepatnya cengkraman-.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENARI •||• ON GOING (Delshel)
FanficAdara Binar Seorang gadis tomboy yang sangat tidak suka dengan laki-laki playboy. Dan berniat untuk memberi pelajaran kepada siapapun yang berani melawannya. Arya Bumi Laki-laki playboy yang ingin mendapatkan hati seorang gadis tomboy dan ingin menj...